Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ini Alasan Pemerintah Tak Bisa Jerat Pengemplang Pajak yang Larikan Hartanya ke Negara "Tax Haven"

Kompas.com - 11/04/2016, 16:01 WIB
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Penulis

BREBES, KOMPAS.com — Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution mengatakan, sistem teknologi dan informasi (TI) pajak di Indonesia masih lemah.

Akhirnya, perusahaan Indonesia yang bersembunyi dan membuat perusahaan dengan tujuan khusus (special purpose vehicle/SPV) di negara yang menjadi suaka bagi para pengemplang pajak (tax haven) tak terdeteksi.

Menurut Darmin, negara tax haven memang menjadi idaman bagi para pengusaha di berbagai negara untuk membuat perusahaan SPV. Pasalnya, negara-negara tersebut memberlakukan sistem pajak yang berbeda dengan negara lainnya.

Sayangnya, pemerintah saat ini belum bisa melacak keberadaan pengusaha Indonesia yang membangun SPV di negara tax haven. Alasannya, sistem TI pajak belum mumpuni untuk melacak keberadaan mereka.

"SPV ada banyak, tetapi apa betul dia taruh uang banyak di sana, ya kita tidak tahu karena TI kita belum begitu bagus untuk mengikuti itu," kata Darmin di Brebes, Senin (11/4/2016).

Darmin mengatakan, akibat sistem TI pajak Indonesia yang masih lemah, pemerintah pernah kebobolan oleh salah satu konglomerat  Indonesia yang banyak bergerilya di Hongkong dan Singapura.

"Jadi, ada waktu itu kasus konglomerat di pajak, saya tidak usah bilang siapa. Kami telusuri sampai ke Hongkong, Singapura. Kemudian, terakhir masuk ke sana, kami tidak bisa masuk lagi. Jadi, selama TI bagus, sebenarnya bisa dicegah lebih awal," ujar Darmin.

Apabila sistem TI pajak di Indonesia sudah mumpuni, keberadaan perusahaan SPV yang dibuat para pengusaha Indonesia bisa terlacak.

"Walaupun tidak bisa diakses apa yang terjadi disana, dari negara lain ke sana itu bisa terdeteksi. Memang kalau punya SPV itu patut dicurigai, tetapi tidak bisa dibilang langsung salah," kata Darmin.

Kompas TV Sandiaga Jelaskan Soal Dokumen Panama

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Cara Hapus Daftar Transfer di Aplikasi myBCA

Cara Hapus Daftar Transfer di Aplikasi myBCA

Work Smart
INA Digital Bakal Diluncurkan, Urus KTP hingga Bayar BPJS Jadi Lebih Mudah

INA Digital Bakal Diluncurkan, Urus KTP hingga Bayar BPJS Jadi Lebih Mudah

Whats New
Suku Bunga Acuan BI Naik, Anak Buah Sri Mulyani: Memang Kondisi Global Harus Diantisipasi

Suku Bunga Acuan BI Naik, Anak Buah Sri Mulyani: Memang Kondisi Global Harus Diantisipasi

Whats New
Ekonom: Kenaikan BI Rate Bakal 'Jangkar' Inflasi di Tengah Pelemahan Rupiah

Ekonom: Kenaikan BI Rate Bakal "Jangkar" Inflasi di Tengah Pelemahan Rupiah

Whats New
Menpan-RB: ASN yang Pindah ke IKN Bakal Diseleksi Ketat

Menpan-RB: ASN yang Pindah ke IKN Bakal Diseleksi Ketat

Whats New
Lebaran 2024, KAI Sebut 'Suite Class Compartment' dan 'Luxury'  Laris Manis

Lebaran 2024, KAI Sebut "Suite Class Compartment" dan "Luxury" Laris Manis

Whats New
Rupiah Melemah Sentuh Rp 16.200, Mendag: Cadangan Divisa RI Kuat, Tidak Perlu Khawatir

Rupiah Melemah Sentuh Rp 16.200, Mendag: Cadangan Divisa RI Kuat, Tidak Perlu Khawatir

Whats New
Rasio Utang Pemerintahan Prabowo Ditarget Naik hingga 40 Persen, Kemenkeu: Kita Enggak Ada Masalah...

Rasio Utang Pemerintahan Prabowo Ditarget Naik hingga 40 Persen, Kemenkeu: Kita Enggak Ada Masalah...

Whats New
Giatkan Pompanisasi, Kementan Konsisten Beri Bantuan Pompa untuk Petani

Giatkan Pompanisasi, Kementan Konsisten Beri Bantuan Pompa untuk Petani

Whats New
IHSG Turun 19,2 Poin, Rupiah Melemah

IHSG Turun 19,2 Poin, Rupiah Melemah

Whats New
Catat, Ini Jadwal Perjalanan Ibadah Haji Indonesia 2024

Catat, Ini Jadwal Perjalanan Ibadah Haji Indonesia 2024

Whats New
Pada Liburan ke Luar Negeri, Peruri Sebut Permintaan Paspor Naik 2,5 Lipat Pasca Pandemi

Pada Liburan ke Luar Negeri, Peruri Sebut Permintaan Paspor Naik 2,5 Lipat Pasca Pandemi

Whats New
Jakarta, Medan, dan Makassar  Masuk Daftar Smart City Index 2024

Jakarta, Medan, dan Makassar Masuk Daftar Smart City Index 2024

Whats New
Pentingnya Transparansi Data Layanan RS untuk Menekan Klaim Asuransi Kesehatan

Pentingnya Transparansi Data Layanan RS untuk Menekan Klaim Asuransi Kesehatan

Whats New
Apakah di Pegadaian Bisa Pinjam Uang Tanpa Jaminan? Ini Jawabannya

Apakah di Pegadaian Bisa Pinjam Uang Tanpa Jaminan? Ini Jawabannya

Earn Smart
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com