Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Apa Saja Instrumen Investasi BPJS Kesehatan?

Kompas.com - 13/04/2016, 15:36 WIB
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Direktur Keuangan dan Investasi Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan Kemal Imam Santoso menyatakan, pihaknya menggunakan beberapa instrumen investasi.

Untuk jangka pendek, instrumen yang digunakan antara lain deposito, giro dan tabungan.

Sementara itu, investasi jangka panjang ditempatkan di reksa dana, saham dan Surat Berharga Negara.

"Di SBN paling besar, sekitar 30 sampai 35 persen," kata Kemal di Jakarta, Rabu (13/4/2016).

Pada tahun 2015 lalu, hasil investasi netto  BPJS Kesehatan di 2015 mencapai Rp1,8 triliun.

(Baca : Imbal Hasil Terus Menurun, BPJS Kesehatan Berharap "Yield" Investasinya Tetap di Atas BI Rate)

 

Kemal memperkirakan, pada tahun 2016 ini hasil investasi dapat tumbuh 12 persen.

Harian Kompas Pembayaran BPJS Kesehatan

 

"Strategi mencapai pertumbuhan investasi tetap mengacu pada pemenuhan likuiditas. Jadi, strateginya bisa berubah dalam sepekan," jelas Kemal.

Pada kesempatan yang sama, Direktur Utama BPJS Kesehatan, Fachmi Idris mengungkapkan, penerimaan BPJS Kesehatan dari aktivitas investasi pada tahun 2015 mencapai Rp 8,65 triliun.

Ini meningkat 102,67 persen secara tahunan (year-on-year).

Adapun pengeluaran tercatat Rp 6,83 triliun, meningkat 149,25 persen.

"Dengan demikian, arus kas netto dari aktivitas investasi Rp1,83 triliun atau naik 47,37 persen (yoy). Sedangkan, kami memiliki kas pada akhir periode (2015) sebesar Rp 1,94 triliun, naik 391,92 persen," terang Kemal.

Kompas TV Inilah Sekilas tentang BPJS Kesehatan

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Jokowi Tegaskan Freeport Sudah Milik RI, Bukan Amerika Serikat

Jokowi Tegaskan Freeport Sudah Milik RI, Bukan Amerika Serikat

Whats New
Astra Infra Group Bakal Diskon Tarif Tol Saat Lebaran 2024, Ini Bocoran Rutenya

Astra Infra Group Bakal Diskon Tarif Tol Saat Lebaran 2024, Ini Bocoran Rutenya

Whats New
Dampak Korupsi BUMN PT Timah: Alam Rusak, Negara Rugi Ratusan Triliun

Dampak Korupsi BUMN PT Timah: Alam Rusak, Negara Rugi Ratusan Triliun

Whats New
Cek, Ini Daftar Lowongan Kerja BUMN 2024 yang Masih Tersedia

Cek, Ini Daftar Lowongan Kerja BUMN 2024 yang Masih Tersedia

Whats New
Rincian Harga Emas Hari Ini di Pegadaian 29 Maret 2024

Rincian Harga Emas Hari Ini di Pegadaian 29 Maret 2024

Spend Smart
Kecelakaan Beruntun di GT Halim Diduga gara-gara Truk ODOL, Kemenhub Tunggu Investigasi KNKT

Kecelakaan Beruntun di GT Halim Diduga gara-gara Truk ODOL, Kemenhub Tunggu Investigasi KNKT

Whats New
Indef: Banjir Barang Impor Harga Murah Bukan Karena TikTok Shop, tapi...

Indef: Banjir Barang Impor Harga Murah Bukan Karena TikTok Shop, tapi...

Whats New
Emiten Menara TBIG Catat Pendapatan Rp 6,6 Triliun Sepanjang 2023

Emiten Menara TBIG Catat Pendapatan Rp 6,6 Triliun Sepanjang 2023

Whats New
LKPP: Nilai Transaksi Pemerintah di e-Katalog Capai Rp 196,7 Triliun Sepanjang 2023

LKPP: Nilai Transaksi Pemerintah di e-Katalog Capai Rp 196,7 Triliun Sepanjang 2023

Whats New
?[POPULER MONEY] Kasus Korupsi Timah Seret Harvey Moeis | Pakaian Bekas Impor Marak Lagi

?[POPULER MONEY] Kasus Korupsi Timah Seret Harvey Moeis | Pakaian Bekas Impor Marak Lagi

Whats New
Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Whats New
Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Whats New
Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Whats New
Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Whats New
Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com