Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kementan Dorong Industri Pakan Serap 100 Persen Jagung Lokal

Kompas.com - 14/04/2016, 06:00 WIB
Pramdia Arhando Julianto

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Kementerian Pertanian (Kementan) menempatkan jagung sebagai komoditas pangan strategis guna meningkatkan produksi petani.

Hasilnya, produksi jagung di tahun 2015 mencapai 19,83 juta ton atau naik 4,34 persen dari tahun 2014.

Di tahun 2016, Kementan menargetkan produksi jagung sebesar 21,53 juta ton.

Dengan produksi yang makin meningkat, diharapkan dapat memenuhi sendiri kebutuhan jagung domestik khususnya untuk industri pakan ternak.

Selama ini, menurut Kepala Pusat Data dan Informasi Kementan Suwandi, industri pakan ternak di Provinsi Banten, Sumatera Barat, Jawa Barat, Sumatera Utara, dan Kalimantan Barat, menggunakan jagung impor lebih dari 50 persen. 

Data tersebut berdasarkan hasil survei.

Sedangkan Industri pakan di Lampung dan Jawa Timur menggunakan bahan baku jagung impor yang lebih rendah yakni di bawah 48 persen.

“Hal yang patut ditiru adalah industri pakan ternak di Kalimantan Selatan dan Sulawesi Selatan seluruh bahan baku atau 100 persen diperoleh dari jagung lokal,” kata Suwandi.

Menurut Suwandi, sebenarnya industri pakan berminat membeli jagung lokal, namun terbentur sejumlah kendala.

Karena itu, pelaku industri pakan menginginkan agar, pertama, kontinuitas pasokan terjamin dan mengingat jagung tanaman musiman maka dibutuhkan alat pasca panen dan penyimpanan (silo).

Kedua, supaya jagung mudah tersedia maka sebaiknya dikembangkan di areal luas.

Ketiga, agar harga jagung lokal lebih kompetitif.

Keempat, jagung lokal agar memenuhi standar industri misalnya kadar airnya harus sesuai.

“Kemudian kelima, industri pakan menginginkan agar ada perbaikan infrastruktur, pembiayaan petani, pola kemitraan dan lainnya sehingga memudahkan mereka menyerap jagung petani,” jelas Suwandi.

Menyikapi hal tersebut, Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaman mengatakan, Kementan sejak 2015 telah melakukan berbagai upaya sehingga tahun 2016 ini akan mampu menyediakan pasokan jagung yang dibutuhkan industri pakan sebesar 750.000 ton per bulan dan kebutuhan jagung nasional 1,55 juta ton per bulan.

Melalui berbagai terobosan kegiatan, maka produksi 2016 akan mencukupi kebutuhan konsumsi dan bahkan neraca jagung 2016 diprediksi surplus 1,3 juta ton.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Lowongan Kerja PT Honda Prospect Motor untuk S1, Ini Persyaratannya

Lowongan Kerja PT Honda Prospect Motor untuk S1, Ini Persyaratannya

Whats New
Sudah Bisa Dibeli, Ini Besaran Kupon Sukuk Tabungan ST012

Sudah Bisa Dibeli, Ini Besaran Kupon Sukuk Tabungan ST012

Whats New
Revisi Target Penyaluran Kredit, BTN Antisipasi Era Suku Bunga Tinggi

Revisi Target Penyaluran Kredit, BTN Antisipasi Era Suku Bunga Tinggi

Whats New
Mampukah IHSG Bangkit Hari Ini ? Simak Anlisis dan Rekomendasi Sahamnya

Mampukah IHSG Bangkit Hari Ini ? Simak Anlisis dan Rekomendasi Sahamnya

Whats New
Kekhawatiran Inflasi Mencuat, Wall Street Berakhir di Zona Merah

Kekhawatiran Inflasi Mencuat, Wall Street Berakhir di Zona Merah

Whats New
Ada Hujan Lebat, Kecepatan Whoosh Turun hingga 40 Km/Jam, Perjalanan Terlambat

Ada Hujan Lebat, Kecepatan Whoosh Turun hingga 40 Km/Jam, Perjalanan Terlambat

Whats New
BTN Buka Kemungkinan Lebarkan Bisnis ke Timor Leste

BTN Buka Kemungkinan Lebarkan Bisnis ke Timor Leste

Whats New
[POPULER MONEY] Respons Bulog soal Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun | Iuran Pariwisata Bisa Bikin Tiket Pesawat Makin Mahal

[POPULER MONEY] Respons Bulog soal Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun | Iuran Pariwisata Bisa Bikin Tiket Pesawat Makin Mahal

Whats New
KCIC Minta Maaf Jadwal Whoosh Terlambat Gara-gara Hujan Lebat

KCIC Minta Maaf Jadwal Whoosh Terlambat Gara-gara Hujan Lebat

Whats New
Cara Pinjam Uang di Rp 5 Juta di Pegadaian, Bunga, dan Syaratnya

Cara Pinjam Uang di Rp 5 Juta di Pegadaian, Bunga, dan Syaratnya

Earn Smart
Kemenkeu Akui Pelemahan Rupiah dan Kenaikan Imbal Hasil Berdampak ke Beban Utang Pemerintah

Kemenkeu Akui Pelemahan Rupiah dan Kenaikan Imbal Hasil Berdampak ke Beban Utang Pemerintah

Whats New
Prudential Laporkan Premi Baru Tumbuh 15 Persen pada 2023

Prudential Laporkan Premi Baru Tumbuh 15 Persen pada 2023

Whats New
Bulog Siap Pasok Kebutuhan Pangan di IKN

Bulog Siap Pasok Kebutuhan Pangan di IKN

Whats New
Pintu Perkuat Ekosistem Ethereum di Infonesia

Pintu Perkuat Ekosistem Ethereum di Infonesia

Whats New
BTN Syariah Cetak Laba Bersih Rp 164,1 Miliar pada Kuartal I 2024

BTN Syariah Cetak Laba Bersih Rp 164,1 Miliar pada Kuartal I 2024

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com