BEIJING, KOMPAS.com - Pertumbuhan ekonomi China pada kuartal I 2016 tercatat sebesar 6,7 persen. Capaian ini adalah yang terendah dalam 7 tahun terakhir sejak tahun 2009 silam.
Biro Statistik Nasional China baru saja merilis data ekonomi kuartal I, Jumat (15/4/2016) pagi waktu setempat.
Capaian pertumbuhan ekonomi China untuk kuartal I 2016 ini sejalan dengan prediksi beberapa analis dan ekonom internasional, yang memproyeksikan angka 6,7 hingga 6,8 persen.
Pertumbuhan ekonomi untuk kuartal I 2016 pun merupakan pergerakan ekonomi paling lambat untuk China sejak kuartal I 2009. Kala itu, produk domestik bruto (PDB) China hanya mencapai 6,2 persen.
Namun demikian, rapor ekonomi China ini dinilai tidak mengejutkan bagi pasar. Pasalnya, ekonomi China terus dilanda berbagai isu yang masih mengembang, seperti utang yang kian melebar, overinvestasi di beberapa sektor penting, dan melemahnya produktivitas BUMN China.
Untuk tahun 2015 lalu, pertumbuhan ekonomi China mencapai 6,9 persen, hampir berada pada batas target pemerintah yang mencapai 7 persen. Capaian ini menandakan perlambatan ekonomi terparah dalam 25 tahun terakhir.
Pasar saham Asia juga relatif tenang menghadapi pengumuman data ini. Indeks Shanghai Composite Index bergerak mendatar dari sebelumnya turun 0,21 persen.
Indeks Hong Kong Han Seng juga terlihat datar, sementara indeks Jepang Nikkei 225 terpeleset 0,19 persen.