Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Rudiyanto
Direktur Panin Asset Management

Direktur Panin Asset Management salah satu perusahaan Manajer Investasi pengelola reksa dana terkemuka di Indonesia.
Wakil Ketua I Perkumpulan Wakil Manajer Investasi Indonesia periode 2019 - 2022 dan Wakil Ketua II Asosiasi Manajer Investasi Indonesia Periode 2021 - 2023.
Asesor di Lembaga Sertifikasi Profesi Pasar Modal Indonesia (LSPPMI) untuk izin WMI dan WAPERD.
Penulis buku Reksa Dana dan Obligasi yang diterbitkan Gramedia Elexmedia.
Tulisan merupakan pendapat pribadi

Inilah Kiat Berinvestasi pada Reksa Dana Campuran

Kompas.com - 20/04/2016, 08:02 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini
EditorBambang Priyo Jatmiko

KOMPAS.com - Reksa dana campuran adalah reksa dana yang memiliki kebijakan untuk berinvestasi antara 1persen hingga 79 persen pada saham, obligasi dan pasar uang.

Saat ini terdapat lebih dari 130 reksa dana campuran di Indonesia. Bagaimana kiat untuk berinvestasi di reksa dana campuran?

Karena kebijakan investasi yang amat fleksibel, tidak semua reksa dana campuran memiliki kebijakan yang seimbang antara saham dan obligasi.

Terdapat juga reksa dana campuran yang menyerupai reksa dana saham atau pendapatan tetap karena porsi saham dan obligasinya relatif besar.

Secara umum, kebanyakan reksa dana campuran di Indonesia memiliki alokasi yang relatif besar pada saham. Oleh karena itu, fluktuasi di reksa dana campuran juga lumayan tinggi meski tidak sebesar reksa dana saham.

Selain itu, terdapat juga pendapat yang mengatakan, karena kebijakannya yang sangat fleksibel, seharusnya reksa dana campuran bisa menjadi pilihan utama.

Logikanya, ketika saham sedang bagus, manajer investasi bisa memperbanyak porsi di saham. Sementara ketika situasi berbalik di mana obligasi lebih bagus, manajer investasi bisa mengurangi saham dan memperbanyak porsi obligasi.

Hal di atas tentu tidak dapat dilakukan oleh reksa dana saham dan reksa dana pendapatan tetap, mengingat kebijakan investasinya adalah minimal 80 persen pada saham atau obligasi. Dengan demikian ketika kondisi sudah tidak mendukung, manajer investasi tetap harus mempertahankan minimal 80 persen porsi investasinya.

Pada kenyataannya, tidak ada manajer investasi yang secara konsisten dapat mengetahui kapan saham dan obligasi akan bagus, serta melakukan secara aktif sebelumnya. Jika ada, tentu reksa dana campuran ini tidak akan pernah negatif.

Berdasarkan data historis, kinerja reksa dana campuran tetap naik dan turun mengikuti perubahan harga obligasi.

Praktik yang lebih umum, pada reksa dana campuran dengan komposisi tertentu antara saham dan obligasi, memberikan pilihan produk yang lebih beragam bagi investor.

Untuk itu, terkadang dalam 1 manajer investasi yang sama, bisa terdapat lebih dari 1 reksa dana campuran.

Sebagai contoh, di Panin Asset Management terdapat 5 reksa dana campuran dengan kebijakan berbeda-beda yang disesuaikan dengan profil dan kebutuhan investornya.

Panin Dana Prioritas merupakan reksa dana campuran yang konservatif karena membatasi investasi pada saham maksimal 30 persen dan sisanya pada obligasi dan pasar uang.

Panin Dana Syariah Berimbang merupakan reksa dana campuran yang moderat karena membuat komposisi 50 persen di saham syariah dan 50 persen di obligasi dan pasar uang syariah.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Cara Bayar Pajak Daerah secara Online lewat Tokopedia

Cara Bayar Pajak Daerah secara Online lewat Tokopedia

Spend Smart
Apa Itu 'Cut-Off Time' pada Investasi Reksadana?

Apa Itu "Cut-Off Time" pada Investasi Reksadana?

Earn Smart
Mengenal Apa Itu 'Skimming' dan Cara Menghindarinya

Mengenal Apa Itu "Skimming" dan Cara Menghindarinya

Earn Smart
BRI Beri Apresiasi untuk Restoran Merchant Layanan Digital

BRI Beri Apresiasi untuk Restoran Merchant Layanan Digital

Whats New
Kemenhub Tingkatkan Kualitas dan Kompetensi SDM Angkutan Penyeberangan

Kemenhub Tingkatkan Kualitas dan Kompetensi SDM Angkutan Penyeberangan

Whats New
CGAS Raup Pendapatan Rp 130,41 Miliar pada Kuartal I 2024, Didorong Permintaan Ritel dan UMKM

CGAS Raup Pendapatan Rp 130,41 Miliar pada Kuartal I 2024, Didorong Permintaan Ritel dan UMKM

Whats New
Simak Cara Menyiapkan Dana Pendidikan Anak

Simak Cara Menyiapkan Dana Pendidikan Anak

Earn Smart
HET Beras Bulog Naik, YLKI Khawatir Daya Beli Masyarakat Tergerus

HET Beras Bulog Naik, YLKI Khawatir Daya Beli Masyarakat Tergerus

Whats New
Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Lampaui Malaysia hingga Amerika Serikat

Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Lampaui Malaysia hingga Amerika Serikat

Whats New
KKP Terima 99.648 Ekor Benih Bening Lobster yang Disita TNI AL

KKP Terima 99.648 Ekor Benih Bening Lobster yang Disita TNI AL

Rilis
Di Hadapan Menko Airlangga, Wakil Kanselir Jerman Puji Pertumbuhan Ekonomi Indonesia

Di Hadapan Menko Airlangga, Wakil Kanselir Jerman Puji Pertumbuhan Ekonomi Indonesia

Whats New
Soal Rencana Kenaikan Tarif KRL, Anggota DPR: Jangan Sampai Membuat Penumpang Beralih...

Soal Rencana Kenaikan Tarif KRL, Anggota DPR: Jangan Sampai Membuat Penumpang Beralih...

Whats New
Menteri ESDM Pastikan Perpanjangan Izin Tambang Freeport Sampai 2061

Menteri ESDM Pastikan Perpanjangan Izin Tambang Freeport Sampai 2061

Whats New
Pertumbuhan Ekonomi 5,11 Persen, Sri Mulyani: Indonesia Terus Tunjukan 'Daya Tahannya'

Pertumbuhan Ekonomi 5,11 Persen, Sri Mulyani: Indonesia Terus Tunjukan "Daya Tahannya"

Whats New
“Wanti-wanti” Mendag Zulhas ke Jastiper: Ikuti Aturan, Kirim Pakai Kargo

“Wanti-wanti” Mendag Zulhas ke Jastiper: Ikuti Aturan, Kirim Pakai Kargo

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com