Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Demi Persaingan Kekuatan Militer, Australia Belanja 12 Kapal Selam

Kompas.com - 27/04/2016, 13:00 WIB
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Penulis

Sumber CNN Money

CANBERRA, KOMPAS.com - Australia telah memesan 12 unit kapal selam baru dengan nilai mencapai 39 miliar dollar AS. Negara tetangga Indonesia ini pun menjadi negara teranyar yang meningkatkan kapasitasi pertahanannya di kawasan di mana lalu lintas laut kian padat.

Kontraktor pertahanan Perancis DCNS memenangkan persaingan tender dari Jepang dan Jerman atas kontrak yang fantastis ini. Pemerintah Australia menyebut, kontrak ini merupakan kontrak terbesar dan paling kompleks dalam sejarah negara itu.

Pemerintah Australia menyebut, kapal selam yang dipesan adalah jenis Shortfin Barracuda dengan berat 4.700 ton. Kapal selam ini memiliki performa sensor yang mumpuni dan karakateristik pengintaian, namun daya jangkau dan daya tahannya tetap terjaga. Kapal selam milik Australia ini melengkapi persaingan kapal selam di Asia.

Sebanyak 12 negara di kawasan itu sudah memiliki kapal selam dan setidaknya 8 negara ingin membeli baru atau mengganti kapal selam. Perang kekuatan pertahanan ini sedikit banyak disebabkan pertumbuhan ekonomi.

Meski anggaran pertahanan di Eropa relatif stagnan, namun negara-negara Asia meningkatkan anggaran pertahanan mereka setidaknya 5 persen per tahun. Masalah geopolitik pun mendorong peningkatan anggaran.

China, yang membuat kapal selam sendiri, terlibat dalam masalah teritorial yang alot dengan Taiwan, Vietnam, Indonesia, Malaysia, dan Jepang. Semua negara tersebut memiliki kapal selam.

Laksamana Samuel Locklear, mantan komandan Komando Armada Pasifik AS tahun lalu menyatakan bahwa kawasan Pasifik Indo-Asia merupakan kawasan yang paling lengkap di dunia dalam aspek militer.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber CNN Money
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com