Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pupuk Indonesia Tegaskan Stok Pupuk Nasional Cukup

Kompas.com - 27/04/2016, 18:14 WIB

KOMPAS.com - PT Pupuk Indonesia (Persero) menegaskan stok pupuk nasional pada pertengahan April 2016 cukup. Stok pupuk itu bahkan cukup pula hingga September.

Dalam keterangan pers perusahaan tersebut pada Rabu (27/4/2016), Direktur Utama PT Pupuk Indonesia (PI) Aas Asikin mengatakan alokasi pupuk urea bersubsidi dari Peraturan Menteri Pertanian (Permentan) untuk April tahun ini besarnya 276.684 ton. Sementara itu, stok nasional besarnya 1.258.419 ton. Hal itu berarti ada surplus 981.735 ton.

Ia menambahkan PI pun sudah mempersiapkan stok pupuk NPK sebanyak 653.818 ton, SP-36 sebanyak 227.664 ton, ZA sebanyak 195.014 ton, dan Organik sebanyak 99.657 ton. Pupuk tersebut sebagian besar sudah berada di lini III dan lini IV untuk persiapan dalam menghadapi kebutuhan musim tanam.

Dalam penyalurannya, PI sudah menyiapkan armada yakni 17 kapal, 4 unit pengantongan, gudang tingkat provinsi (Iini 2) sebanyak 14 gudang dengan kapasitas 428.400 ton, serta gudang di lini 3 sebanyak 555 dengan total kapasitas 2,3 juta ton. “Yang pasti, petani tidak perlu khawatir kekurangan pupuk karena produsen pupuk anggota Holding sudah menyiapkan pupuk di gudang-gudang tingkat kabupaten dan distributor untuk mengantisipasi melonjaknya permintaan dari para petani,” tegas Aas.

Sebagai informasi, hingga Akhir Maret lalu, PI telah menyalurkan sebanyak 2.266.240 ton pupuk atau 24 persen dari alokasi Permentan tahun 2016 sebanyak 9.550.000 ton. Jumlah yang disalurkan tersebut terdiri dari pupuk Urea sebanyak 925.472 ton, pupuk SP-36 sebanyak 266.963 ton, pupuk ZA sebanyak 246.701 ton pupuk NPK sebanyak 657.167 ton dan pupuk organik sebanyak 169.936.

Selain itu, menanggapi kendala-kendala yang mungkin terjadi di lapangan, Aas menegaskan bahwa PI telah melakukan berbagai pengamanan distribusi. Di antaranya,  pemberlakuan kios lengkap yang memuat semua produk subsidi seperti Urea, NPK, SP-36, ZA, dan Organik serta pengawasan stok pupuk di lapangan dan penebusan pupuk secara dalam jaringan sehingga jumlah stok dapat diketahui dengan cepat. “Dengan begini produsen pupuk di daerah bisa mengetahui daerah mana yang stok pupuknya mulai menipis dan segera menyuplai kembali,” tandasnya

Produksi padi naik

Sementara itu, Gerakan Peningkatan Produksi Pangan Berbasis Korporasi (GP3K) PT PI berhasil meningkatkan hasil panen hingga 1,5 ton per hektar. Pada panen raya di Desa Numirejo, Kecamatan Lendah, Kabupaten Kulonprogo, rata-rata hasil panen meningkat dari 7 ton menjadi 8 hingga 8,5 ton. Realisasi tanam program GP3K yang dilaksanakan oleh anggota holding PI,  PT Petrokimia Gresik (PG) di Desa Bumirejo  mencapai 96 hektar.

Melalui GP3K, Pupuk Indonesia ingin mengkampanyekan pemupukan berimbang dengan pola 5:3:2 (terdiri dari 500 kilogram Petroganik, 300 kg PHONSKA, dan 200 kg Urea) per hektar sawah. Pola pemupukan tersebut berhasil meningkatkan hasil panen, seperti yang sudah diterapkan di beberapa daerah sebelumnya.

Realisasi tanam GP3K di Desa Bumirejo sampai dengan 14 April 2016 mencapai 96 hektar (ha).  Sedangkan total lahan yang mengikuti program panen raya kali ini seluas 39 hektar.

GP3K merupakan upaya PI bersama dengan anak – anak perusahaannya dalam mendukung program ketahanan pangan nasional. GP3K juga merupakan langkah nyata kepedulian perusahaan terhadap konsumennya yaitu petani. Caranya, GP3K produsen pupuk semakin dekat dengan konsumennya melalui kawalan teknologi. Program ini telah dilakukan oleh PI sejak 2011 dan terus dilakukan sampai dengan saat ini.

Peningkatan luasan pengelolaan GP3K dari tahun ke tahun cukup menggembirakan. Pada 2011 PI baru mengelola GP3K seluas 67.929 hektar dan meningkat tajam dengan pencapaian pada 2015 seluas 1.797.512 hektar. Luas pengeloaan 2015 juga melebihi dari target yang ditetapkan yaitu 1.380.000 hektar atau mencapai 130 persen dari target.

Selain luas pengelolaan GP3K yang terus meningkat dari tahun ke tahun, pengeloaan GP3K juga turut meningkatkan produktivitas dengan  rata – rata peningkatan produktivitas dari tahun 2011 hingga 2015  sebesar 17 persen atau rata – rata mencapai 1 ton per hektar. Hal ini tentu saja berdampak positif terhadap kesejahteraan petani maupun ketahanan pangan sebab dengan peningkatan produktivitas, secara otomatis pendapatan petani akan meningkat. Demikian pula, dengan peningkatan produktivitas, hasil panen meningkat yang tentunya berdampak positif terhadap ketahanan pangan. Dalam pelaksanaan GP3K juga dilakukan kawalan teknologi sehingga diharapkan kualitas padi yang dihasilkan juga lebih baik.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com