Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ekspansi Bisnis Pembiayaan, Astra International Terbitkan Obligasi Rp 8 Triliun

Kompas.com - 28/04/2016, 07:21 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - PT Astra International Tbk (ASII) berencana mencari pendanaan lewat obligasi tahun ini sekitar Rp 8 triliun-Rp 12,5 triliun di semester I tahun ini guna mendanai ekspansi bisnis pembiayaan otomotif.

Gunawan Geniusahardja, Direktur Astra International mengatakan aktivitas pembiayaan kendaraan roda dua dan roda empat tahun ini masih cukup menjanjikan.

Sementara kebutuhan dana untuk pembiayaan diperkirakan mencapai Rp 40 triliun- Rp 50 triliun tahun ini. "Kami akan cari sekitar 20 persen-25 persen dari total kebutuhan tersebut dari obligasi," ungkap dia di Jakarta, Rabu (27/4).

Perseroan memilih instrumen Obligasi karena biayanya dinilai lebih murah. Gunawan berharap target dana tersebut dapat tercapai karena likuiditas di pasar saat ini cukup bagus.

Sementara tiga anak usaha Astra International yang juga telah melantai di busara saham yakni PT Astra Agro Lestrai Tbk (AALI), PT Bank Permata Tbk (BNLI) dan PT Acset Indonusa Tbk (ACST) akan melakukan rights issue dengan target dana masing-masing Rp 5 triliun, Rp 5,5 triliun dan Rp 600 miliar.

Presiden Direktur Astra International Prijono Sugiato mengatakan, seluruh dana yang akan disiapkan untuk menjaga kepemilikan dalam ketiga emiten tersebut akan dianggarkan dari kas intenal.

Bahkan, perseroan juga siap menjadi standby buyer jika pemilik saham ketiga anak usahanya tersebut tidak mengeksekusi haknya dalam aksi korporasi tersebut.

Kinerja Turun

Pada kuartal I 2016, Astra International membukukan penurunan laba bersih hingga 22 persen menjadi Rp 3,11 triliun dibanding laba bersih kuartal I 2015 Rp 3,9 triliun.

Kinerja perseroan masih mengalami perlambatan di tengah rendahnya permintaan bisnis otomotif dan lesunya sektor komoditas.

Prijono mengatakan, sepanjang kuartal I grup Astra mengalami penurunan pendapatan alat berat, pertambangan serta agribisnis.

Sementara di saat yang sama, kontribusi pendapatan dari Toyota opration menurun setelah pelaksanaan restrukturisasi model distribusi dua tingkat.

"Profitabilitas mengalami penurunan karena turunnya kontribusi dari alat berat dan pertambangan, jasa keuangan, teknologi informasi dan otomotif," kata Prijono dalam keterangan resminya, Selasa (26/4/2016). (Dina Mirayanti Hutauruk)

Kompas TV Astra Tak Lagi Rajai Pasar Mobil

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber KONTAN


Terkini Lainnya

CKB Logistics Optimalkan Bisnis Melalui Kargo Udara

CKB Logistics Optimalkan Bisnis Melalui Kargo Udara

Whats New
Angkutan Lebaran 2024, Kemenhub Siapkan Sarana dan Prasarana Transportasi Umum

Angkutan Lebaran 2024, Kemenhub Siapkan Sarana dan Prasarana Transportasi Umum

Whats New
Reksadana Saham adalah Apa? Ini Pengertiannya

Reksadana Saham adalah Apa? Ini Pengertiannya

Work Smart
Menhub Imbau Maskapai Tak Jual Tiket Pesawat di Atas Tarif Batas Atas

Menhub Imbau Maskapai Tak Jual Tiket Pesawat di Atas Tarif Batas Atas

Whats New
Anak Usaha Kimia Farma Jadi Distributor Produk Cairan Infus Suryavena

Anak Usaha Kimia Farma Jadi Distributor Produk Cairan Infus Suryavena

Whats New
Cara Cek Formasi CPNS dan PPPK 2024 di SSCASN

Cara Cek Formasi CPNS dan PPPK 2024 di SSCASN

Whats New
Pertamina Patra Niaga Apresiasi Polisi Ungkap Kasus BBM Dicampur Air di SPBU

Pertamina Patra Niaga Apresiasi Polisi Ungkap Kasus BBM Dicampur Air di SPBU

Whats New
HMSP Tambah Kemitraan dengan Pengusaha Daerah di Karanganyar untuk Produksi SKT

HMSP Tambah Kemitraan dengan Pengusaha Daerah di Karanganyar untuk Produksi SKT

Whats New
BCA Finance Buka Lowongan Kerja untuk D3-S1 Semua Jurusan, Cek Syaratnya

BCA Finance Buka Lowongan Kerja untuk D3-S1 Semua Jurusan, Cek Syaratnya

Work Smart
Pemerintah Sebut Tarif Listrik Seharusnya Naik pada April hingga Juni 2024

Pemerintah Sebut Tarif Listrik Seharusnya Naik pada April hingga Juni 2024

Whats New
Jasa Marga: 109.445 Kendaraan Tinggalkan Jabotabek Selama Libur Panjang Paskah 2024

Jasa Marga: 109.445 Kendaraan Tinggalkan Jabotabek Selama Libur Panjang Paskah 2024

Whats New
Survei Prudential: 68 Persen Warga RI Pertimbangkan Proteksi dari Risiko Kesehatan

Survei Prudential: 68 Persen Warga RI Pertimbangkan Proteksi dari Risiko Kesehatan

Earn Smart
7 Contoh Kebijakan Fiskal di Indonesia, dari Subsidi hingga Pajak

7 Contoh Kebijakan Fiskal di Indonesia, dari Subsidi hingga Pajak

Whats New
'Regulatory Sandbox' Jadi Ruang untuk Perkembangan Industri Kripto

"Regulatory Sandbox" Jadi Ruang untuk Perkembangan Industri Kripto

Whats New
IHSG Melemah 0,83 Persen dalam Sepekan, Kapitalisasi Pasar Susut

IHSG Melemah 0,83 Persen dalam Sepekan, Kapitalisasi Pasar Susut

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com