Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menolak Disensus Ekonomi, Dianggap Melanggar Undang-undang

Kompas.com - 01/05/2016, 13:42 WIB
Estu Suryowati

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com – Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution menerima petugas pencacah Sensus Ekonomi 2016 (SE 2016) dari Badan Pusat Statistik (BPS), di rumah dinasnya di Widya Chandra, Jakarta, Minggu (1/5/2016).

Didampingi Deputi Statistik Bidang Distribusi dan Jasa BPS Sasmito Hadi Wibowo, dua petugas pencacah SE 2016 mendata aktivitas atau usaha ekonomi yang dilakukan oleh mantan Gubernur Bank Indonesia itu.

“Kegiatan kita hari ini adalah memulai Sensus Ekonomi,” kata dia.

Sensus Ekonomi dilakukan untuk memperbaiki informasi di berbagai bidang usaha mulai dari rumah tangga, sampai badan usaha.

Apalagi sekarang, kata Darmin, banyak masyarakat yang menjalankan usaha atau bisnis dalam jaringan (daring) di mana pada satu dekade silam aktivitas tersebut tidaklah banyak.

Darmin menjelaskan, pemerintah melalui BPS menggelar Sensus Ekonomi setiap 10 tahun sekali untuk memotret gambaran perkembangan kegiatan ekonomi di Indonesia.

“Kenapa setiap 10 tahun? Karena secara konsep ekonomi, dianggap setiap 10 tahun terjadi perubahan hubungan ekonomi, bahkan bisa terjadi ada kegiatan ekonomi baru,” kata Darmin.

Wawancara dengan petugas pencacah BPS hanya berlangsung sekitar lima menit. Wawancara berlangsung cepat lantaran Darmin tidak memiliki kegiatan usaha ekonomi.

Sebagai warga negara yang ikut disensus, Darmin mengatakan, menerima petugas pencacah BPS merupakan kewajiban.

“Ini kewajiban. Jangan tanya manfaat. Tak boleh ditolak. Kalau Anda tolak, itu melanggar Undang-undang. Kalau mereka (BPS) memprosesnya ke pengadilan, pidana,” jelas Darmin.

“Jangan ada perusahaan yang berbelit-belit supaya jangan disensus. Siapapun tidak boleh menolak untuk disensus,” kata dia lagi.

Darmin mengatakan, perusahaan atau perorangan tidak perlu takut untuk disensus ekonomi. Sebab, peraturan juga menyebutkan data-data dari BPS dijamin kerahasiaannya, dan tidak ada hubungannya dengan pajak.

Dalam kesempatan sama, Sasmito mengatakan SE 2016 ini lebih rinci dalam memotret kegiatan ekonomi. Sebab, sektor usaha yang didata ada sebanyak 17 jenis, lebih banyak dibandingkan 2006 silam yang hanya sembilan jenis.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Viral Video Petani Menangis, Bulog Bantah Harga Jagung Anjlok

Viral Video Petani Menangis, Bulog Bantah Harga Jagung Anjlok

Whats New
9,9 Juta Gen Z Indonesia Tidak Bekerja dan Tidak Sekolah

9,9 Juta Gen Z Indonesia Tidak Bekerja dan Tidak Sekolah

Whats New
Rombak Direksi ID Food, Erick Thohir Tunjuk Sis Apik Wijayanto Jadi Dirut

Rombak Direksi ID Food, Erick Thohir Tunjuk Sis Apik Wijayanto Jadi Dirut

Whats New
OJK Bakal Buka Akses SLIK kepada Perusahaan Asuransi, Ini Sebabnya

OJK Bakal Buka Akses SLIK kepada Perusahaan Asuransi, Ini Sebabnya

Whats New
Gelar RUPST, KLBF Tebar Dividen dan Rencanakan 'Buyback' Saham

Gelar RUPST, KLBF Tebar Dividen dan Rencanakan "Buyback" Saham

Whats New
Layanan LILO Lion Parcel Bidik Solusi Pergudangan untuk UMKM

Layanan LILO Lion Parcel Bidik Solusi Pergudangan untuk UMKM

Whats New
60 Persen Pekerja RI Bekerja di Sektor Informal dan Gig, Hadapi Tantangan Keterbatasan Akses Modal

60 Persen Pekerja RI Bekerja di Sektor Informal dan Gig, Hadapi Tantangan Keterbatasan Akses Modal

Whats New
Surat Utang Negara adalah Apa?

Surat Utang Negara adalah Apa?

Work Smart
Luhut Minta Kasus Tambak Udang di Karimunjawa Tak Terulang Lagi

Luhut Minta Kasus Tambak Udang di Karimunjawa Tak Terulang Lagi

Whats New
Kemenhub Bebastugaskan Sementara Kepala Kantor OBU Wilayah X Merauke yang Diduga KDRT

Kemenhub Bebastugaskan Sementara Kepala Kantor OBU Wilayah X Merauke yang Diduga KDRT

Whats New
Demi Tingkatkan Kinerja, Bakrie & Brothers Berencana Lakukan Kuasi Reorganisasi

Demi Tingkatkan Kinerja, Bakrie & Brothers Berencana Lakukan Kuasi Reorganisasi

Whats New
Seberapa Penting Layanan Wealth Management untuk Pebisnis?

Seberapa Penting Layanan Wealth Management untuk Pebisnis?

BrandzView
Kejar Produksi Tanaman Perkebunan Menuju Benih Unggul, Kementan Lakukan Pelepasan Varietas

Kejar Produksi Tanaman Perkebunan Menuju Benih Unggul, Kementan Lakukan Pelepasan Varietas

Whats New
Pemerintah Siapkan 2 Hektar Lahan Perkebunan Tebu di Merauke

Pemerintah Siapkan 2 Hektar Lahan Perkebunan Tebu di Merauke

Whats New
Mudahkan Reimbursement Perjalanan Bisnis, Gojek Bersama SAP Concur Integrasikan Fitur Profil Bisnis di Aplikasi

Mudahkan Reimbursement Perjalanan Bisnis, Gojek Bersama SAP Concur Integrasikan Fitur Profil Bisnis di Aplikasi

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com