JAKARTA, KOMPAS.com - Konflik yang terus berkecamuk di negara-negara Islam, terutama di Timur Tengah, sering diperbincangkan dan jadi bahasan utama dalam forum-forum internasional baik yang digelar oleh negara-negara Islam, maupun oleh negara-negara yang mayoritas penduduknya bukan Islam.
Di mata Wakil Presiden Jusuf Kalla, konflik yang berkepanjangan di Timur Tengah timbul akibat kegagalan negara-negara Islam, terutama dalam menghimpun persatuan sesama negara Islam.
"Kehancuran itu menyebabkan masa depan yang gelap pada masyarakatnya, sehingga timbullah kekhawatiran, timbullah ketakutan dan kemarahan," ujar Kalla di Jakarta, Senin (9/5/2016).
Menurut Wapres, ada dua faktor yang membuat negara-negara Islam gagal.
Pertama, perilaku para pemimpin di sejumlah negara di Timur Tengah sangat otoriter dan tidak menghargai rakyatnya sendiri.
Ia menyebutkan contoh negara-negara tersebut diantaranya Afganistan, Irak, Suriah, dan Libya.
Kedua kata Kalla, kegagalan sejumlah negara Islam disebabkan kelakuan negara-negara barat yang seenaknya menyerang negara Islam dengan alasan yang menurutnya tidak masuk akal.
"Bagaimana negara-negara besar menyerang negeri itu dengan alasan demokrasi. Afghanistan diserang oleh Rusia (Uni Soviet), Irak oleh Amerika dan para sekutunya tanpa alasan yang jelas. Begitu juga Libya," kata Kalla.
Akibat kegagalan tersebut, Wapres meyakini akar radikalisme di sejumlah negara Islam muncul.
Bahkan, hal yang menyedihkan di mata Kalla, radikalisme telah membuat sesama umat Islam di negara-negara tersebut justru saling serang.
"Tapi yang paling menyedihkan sekali, kita (sesama umat islam) sendiri saling menyerang satu sama lain, saling menghancurkan satu sama lain, tanpa alasan yang jelas," ucap tokoh yang dikenal kerap menjadi inisiator perdamaian sejumlah konflik tersebut.
Padahal tutur Wapres, negara-negara Islam meimiliki modal yang cukup untuk menjadi negara yang tentram dan maju.
Sebab, negara-negara Islam memiliki kurang lebih 1,6 miliar penduduk, atau sekitar 22,7 persen dari penduduk dunia.
Saat ini, negara-negara yang penduduknya mayoritas Islam berjumlah 57 negara.
Selain itu ucap Kalla, negara-negara Islam juga dikaruniai kekayaan alam yang melimpah.