TOKYO, KOMPAS.com - Raksasa elektronik Jepang Sharp membukukan kerugian besar. Padahal, Sharp akan segera diambil alih oleh perusahaan teknologi asal Taiwan, Foxconn di tahun 2016 ini.
Sharp melaporkan kerugian operasional sebesar 162 miliar yen yang setara 1,5 miliar dollar AS atau Rp 20 triliun (kurs Rp 13.292,50 per dollar AS) pada tahun fiskal yang berakhir pada Maret 2016.
Pada bulan Maret lalu pula, Sharp menerima pengambilalihan oleh Foxconn. Foxconn akan resmi menguasai Sharp pada Oktober 2016 mendatang.
Raksasa teknologi yang dulunya dikenal dengan nama Hon Hai telah menunjuk wakil presiden direkturnya, Tai Jeng-wu sebagai pimpinan Sharp kelak. Kabarnya, ia juga merupakan tokoh kunci dalam negosiasi pengambilalihan Sharp.
Perusahaan yang didirikan tahun 1912 ini merupakan salah satu perusahaan teknologi tertua di Jepang. Perjanjian dengan Foxconn menandai pengambilalihan pertama perusahaan elektronik Jepang oleh pihak asing.
Meski dalam beberapa tahun terakhir kinerja keuangan Sharp memburuk, namun perusahaan ini tetap menjadi yang terdepan dalam teknologi liquid display, yang merupakan aset kunci bagi Foxconn.
Akan tetapi, lemahnya permintaan global akan teknologi display dan kegagalan restrukturisasi menjerumuskan Sharp ke dalam masalah keuangan yang lebih parah.
Bahkan, pada 2012 lalu Sharp berada di jurang kebangkrutan. Sharp pun sejak lama terlilit utang. Dalam empat tahun terakhir, Sharp sudah dua kali melakukan bailout besar-besaran.