JAKARTA, KOMPAS.com - Delegasi dari lembaga pemeringkatan internasional Standard & Poor's (S&P) mengunjungi Indonesia guna memberikan peringkat terhadap Indonesia.
Peningkatan peringkat S&P untuk Indonesia dipandang akan memberi angin segar bagi pasar obligasi.
Head of Fixed Income Manulife Asset Management Indonesia Ezra Nazula menilai, kenaikan peringkat dari S&P akan menjadi katalis yang amat positif bagi pasar obligasi Indonesia.
Dampak paling terasa pada persepsi positif dan berkurangnya risiko investasi Indonesia. Predikat investment grade, kata Ezra, dapat mendorong persepsi positif Indonesia di mata investor asing.
Pada akhirnya, hal ini juga akan mendorong peningkatan arus modal, uang, dan investasi ke Indonesia.
"Termasuk ke pasar obligasi dari investor-investor yang sebelumnya tidak dapat berinvestasi karena persyaratan peringkat Indonesia belum masuk dalam universe investasi mereka," kata Ezra dalam laporan risetnya yang diterima Kompas.com, Minggu (15/5/2016).
Selain itu, peningkatan peringkat menurunkan premi risiko Indonesia. Dengan demikian, imbal hasil Surat Berharga Negara (SBN) pun dapat turun.
"Penurunan imbal hasil SBN selanjutnya akan berdampak positif pada pengelolaan keuangan negara, karena bunga yang harus dibayar untuk pembiayaan pembangunan juga mengecil," jelas Ezra.
Presiden Joko Widodo menerima kunjungan kehormatan Delegasi S&P di Istana Merdeka, Jakarta, Selasa (10/5/2016). S&P merupakan salah satu dari 3 perusahaan besar dalam industri pemeringkatan efek bersama Moodys dan Fitch Ratings.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.