Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Andalan Multi Bintang Datang dari Mesir

Kompas.com - 18/05/2016, 08:55 WIB

KOMPAS.com - Keterbukaan informasi dari Bursa Efek Indonesia (BEI) pada awal tahun ini menunjukkan target pendapatan hingga Rp 4 triliun pada 2020 dari PT Multi Bintang Indonesia Tbk. Kendati begitu, emiten berkode MLBI menghadapi kendala pelarangan penjualan minuman bir di minimarket. Beleid yang mengatur penjualan minuman mengandung alkohol (minol) itu adalah Peraturan Menteri Perdagangan (Permendag) No. 06/M-DAG/PER/1/2015 tentang Pengendalian dan Pengawasan terhadap Pengadaan, Peredaran, dan Penjualan Minol. (Baca: Larangan Minimarket Jual Minuman Beralkohol Tetap Berlaku 16 April)

Namun demikian, peluang MLBI untuk mampu mencapai target pendapatan itu tetap terbuka. MLBI, seturut catatan terkumpul, mulai tahun ini pula,  mendatangkan minuman ringan asal Mesir, Fayrouz. Untuk upaya ini, MLBI meneken perjanjian lisensi merek dagang (TMLA) dengan Premium Beverages International BV. Perusahaan ini berasal dari Belanda.

MLBI dan Premium Beverages International BV sejatinya merupakan dua perusahaan terafiliasi. Pasalnya, keduanya adalah milik Heineken International BV. Porsi saham Heineken di MLBI adalah 81,78 persen. Lalu, seluruh alias 100 persen saham Premium Beverages International BV dimiliki oleh Heineken.

Sampang Agung

Fayrouz dalam perjalanannya membantu realisasi target MLBI di atas akan diproduksi di Indonesia. Persisnya di pabrik milik MLBI di Sampang Agung, Mojokerto, Jawa Timur. Pabrik dengan nilai investasi hingga Rp 210 miliar itu dibangun sejak Januari 2014.

Hingga saat ini, kapasitas produksi pabrik baru mencapai 500 ribu hektoliter per tahun. Pabrik ini juga menjadi basis minuman berkarbonasi dan bebas alkohol MLBI yakni Green Sand.

Fayrouz merupakan minuman berkarbonasi bebas alkohol berbahan dasar malt. Malt adalah bahan alami, yaitu kecambah biji-bijian serealia yang telah dikeringkan. Dari berbagai jenis sereal yang dapat dibuat malt, barley adalah yang paling umum.
 
Pada proses produksi, biji-bijian itu dibuat berkecambah dengan merendamnya di dalam air. Selanjutnya, untuk menahan proses perkecambahan, dilakukan pengeringan.

Fayrouz menggunakan stevia sebagai bahan pemanis. Ini merupakan pemanis alami dari ekstrak daun tanaman stevia rebaudiana.

Stevia adalah pemanis yang rendah kalori dan rendah karbohidrat. Karena memiliki efek yang amat kecil terhadap naiknya kadar glukosa darah, stevia memberikan manfaat bagi orang ingin membatasi asupan gula dan karbohidrat.

Untuk menambah kesegarannya saat diminum, Fayrouz menggunakan sparkling water atau air berkarbonasi. Karbonasi pada Fayrouz dibuat lebih lembut, jadi tetap menyegarkan tetapi menciptakan sensasi rasa yang lebih halus.

Fayrouz berwana kuning keemasan lantaran dibuat tanpa bahan tambahan dan perisa sintetis sama sekali. Pun, rasa nanas dan pir pada Fayrouz berasal dari jus alami buah nanas dan pir.

Fayrouz hadir dalam kemasan  kaleng dengan ukuran 330 mililiter (ml) tetapi dalam bentuk ramping (sleek). Kemasan ini berbeda dari kaleng berisi 330 ml biasa.

Primus Green Sand (kiri) dan Fayrouz (kanan), dua produk minuman berkarbonasi dan bebas alkohol PT Multi Bintang Indonesia Tbk (MLBI). Keduanya diproduksi di pabrik MLBI di Sampang Agung, Mojokerto, Jawa Timur.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kemenperin Bantah Kemendag soal Terbitkan 'Pertek' Lamban,: Paling Lama 5 Hari

Kemenperin Bantah Kemendag soal Terbitkan "Pertek" Lamban,: Paling Lama 5 Hari

Whats New
[POPULER MONEY] Cara Cek Formasi CPNS 2024 di SSCASN | Prabowo soal Anggaran Makan Siang Gratis

[POPULER MONEY] Cara Cek Formasi CPNS 2024 di SSCASN | Prabowo soal Anggaran Makan Siang Gratis

Whats New
Insiden Pesawat Haji Terbakar, Bos Garuda: 'Confirm' Disebabkan Internal 'Engine'

Insiden Pesawat Haji Terbakar, Bos Garuda: "Confirm" Disebabkan Internal "Engine"

Whats New
Cara Bayar Shopee lewat ATM BRI dan BRImo dengan Mudah

Cara Bayar Shopee lewat ATM BRI dan BRImo dengan Mudah

Spend Smart
Apa yang Dimaksud dengan Inflasi dan Deflasi?

Apa yang Dimaksud dengan Inflasi dan Deflasi?

Earn Smart
Gampang Cara Cek Mutasi Rekening lewat myBCA

Gampang Cara Cek Mutasi Rekening lewat myBCA

Spend Smart
Penurunan Yield Obligasi Tenor 10 Tahun Indonesia Berpotensi Tertahan

Penurunan Yield Obligasi Tenor 10 Tahun Indonesia Berpotensi Tertahan

Whats New
Gaji ke-13 untuk Pensiunan Cair Mulai 3 Juni 2024

Gaji ke-13 untuk Pensiunan Cair Mulai 3 Juni 2024

Whats New
Masuk ke Beberapa Indeks Saham Syariah, Elnusa Terus Tingkatkan Transparansi Kinerja

Masuk ke Beberapa Indeks Saham Syariah, Elnusa Terus Tingkatkan Transparansi Kinerja

Whats New
Pesawat Haji Boeing 747-400 Di-'grounded' Pasca-insiden Terbakar, Garuda Siapkan 2 Armada Pengganti

Pesawat Haji Boeing 747-400 Di-"grounded" Pasca-insiden Terbakar, Garuda Siapkan 2 Armada Pengganti

Whats New
ASDP Terus Tingkatkan Peran Perempuan pada Posisi Tertinggi Manajemen

ASDP Terus Tingkatkan Peran Perempuan pada Posisi Tertinggi Manajemen

Whats New
Jaga Loyalitas Pelanggan, Pemilik Bisnis Online Bisa Pakai Strategi IYU

Jaga Loyalitas Pelanggan, Pemilik Bisnis Online Bisa Pakai Strategi IYU

Whats New
Bulog Targetkan Serap Beras Petani 600.000 Ton hingga Akhir Mei 2024

Bulog Targetkan Serap Beras Petani 600.000 Ton hingga Akhir Mei 2024

Whats New
ShariaCoin Edukasi Keuangan Keluarga dengan Tabungan Emas Syariah

ShariaCoin Edukasi Keuangan Keluarga dengan Tabungan Emas Syariah

Whats New
Insiden Kebakaran Mesin Pesawat Haji Garuda, KNKT Temukan Ada Kebocoran Bahan Bakar

Insiden Kebakaran Mesin Pesawat Haji Garuda, KNKT Temukan Ada Kebocoran Bahan Bakar

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com