Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bus Tak Lagi Panen pada Musim Mudik Lebaran

Kompas.com - 21/05/2016, 14:56 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Dalam beberapa tahun terakhir, pengusaha bus angkutan luar kota sudah tidak lagi menikmati berkah pada masa Lebaran. Padahal, pebisnis di bidang ini biasanya bisa meraup pendapatan berlipat.

Menurut Teuku Erry, pemilik Perusahaan Otobus (PO) Efisiensi, salah satu biang keladi anjloknya pendapatan bus antarkota adalah kemacetan di jalan yang sudah tidak bisa ditoleransi. "Tahun 1980-an, bus panen penumpang. Kini sudah tidak lagi," katanya kepada Kontan, Jumat (20/5/2016).

Memang sudah ada tambahan jalan tol, seperti Tol Cikopo-Palimanan (Cipali). Namun, setelah kendaraan keluar dari tol terpanjang ini, kemacetan yang terjadi kian parah. Ia mengklaim, saat ini saja pendapatan mereka sudah berkurang 20-30 persen dari tahun lalu.

Tak heran, kata Teuku, masyarakat lebih memilih moda transportasi lain, seperti pesawat terbang atau kereta api yang bebas macet.

Kurnia Lesani Adnan, Direktur Utama PO Siliwangi Antar Nusa (SAN), yang kerap melayani penumpang rute lintas Sumatera, juga mengakui, persoalan infrastruktur jalan menjadi masalah akut bisnis ini.

"Seperti (jalur) Sumatera lintas barat yang kerap terjadi longsor, tetapi belum ada penanganan dari pemerintah," katanya.

Sama seperti PO Efisiensi, Siliwangi Antar Nusa pun merasa tergerus dalam hal pendapatan. Rata-rata, menurut Kurnia, pendapatan mereka anjlok 30 persen sampai 40 persen dari biasanya.

Memang, jelang mudik Lebaran nanti, pasti ada kenaikan pendapatan dari perusahaan ini. Namun, kenaikan itu tidak terlalu signifikan. Malah, ia mengklaim, pendapatannya tidak sebaik mudik tahun lalu.

Kurnia tidak memerinci angkanya. Yang jelas, untuk persiapan mudik Lebaran nanti, pihaknya cuma menambah tiga bus. Padahal, tahun lalu, pihaknya bisa menambah lima bus.

Namun, ia menjelaskan, meski sudah ada tambahan bus, tetap saja jumlah penumpangnya saat mudik tidak terlalu membeludak.

Hal yang sama juga diungkapkan oleh pemilik PO Sumber Alam, Yudi Setiawan Hambali. Dia mengungkapkan bahwa pendapatan mereka dari tahun 2013 hingga sekarang sudah terpangkas 50 persen. Sayang, ia tidak memerinci angkanya.

Melihat kondisi ini, ia pun berencana cuma akan menambah 100 bus saat mudik Lebaran nanti. Biasanya, tambahan bus mencapai lebih dari 100 unit. Itu pun dengan catatan bila Sumber Alam bisa mendapatkan sopir tambahan. Adapun perusahaan tersebut saat ini mengoperasikan 200 bus.

Meski demikian, agaknya, hanya Perum Damri yang berani menargetkan penambahan penumpang pada masa mudik Lebaran nanti.

Proyeksi Direktur Utama Damri Sarmadi Usman, angkutan mudik Lebaran Damri tahun ini naik 5 persen dari tahun lalu. Perusahaan pelat merah ini punya target untuk mengangkut 106.590 pemudik dengan 577 bus mereka. (Elisabet Lisa Listiani Putri)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Intervensi Bank Sentral Kesetabilan Rupiah dan Cadangan Devisa

Intervensi Bank Sentral Kesetabilan Rupiah dan Cadangan Devisa

Whats New
Bank Muamalat Buka Lowongan Kerja hingga 31 Mei 2024, Cek Posisi dan Syaratnya

Bank Muamalat Buka Lowongan Kerja hingga 31 Mei 2024, Cek Posisi dan Syaratnya

Work Smart
Viral Video Youtuber Korsel Diajak Mampir ke Hotel, Ini Tanggapan Kemenhub

Viral Video Youtuber Korsel Diajak Mampir ke Hotel, Ini Tanggapan Kemenhub

Whats New
Finaccel Digital Indonesia Berubah Nama jadi KrediFazz Digital Indonesia

Finaccel Digital Indonesia Berubah Nama jadi KrediFazz Digital Indonesia

Whats New
Dampak Fluktuasi Harga Pangan Awal 2024

Dampak Fluktuasi Harga Pangan Awal 2024

Whats New
Mengenal 2 Fitur Utama dalam Asuransi Kendaraan

Mengenal 2 Fitur Utama dalam Asuransi Kendaraan

Earn Smart
Penggunaan Gas Domestik Didominasi Industri, Paling Banyak Industri Pupuk

Penggunaan Gas Domestik Didominasi Industri, Paling Banyak Industri Pupuk

Whats New
Libur Panjang, Angkasa Pura II Proyeksikan Penumpang Capai 1 Juta Orang

Libur Panjang, Angkasa Pura II Proyeksikan Penumpang Capai 1 Juta Orang

Whats New
Percepat Peluncuran Produk untuk Perusahaan Teknologi, XpandEast Terapkan Strategi Pengurangan Time-to-Market

Percepat Peluncuran Produk untuk Perusahaan Teknologi, XpandEast Terapkan Strategi Pengurangan Time-to-Market

Whats New
Pasar Kripto Berpotensi 'Rebound', Simak Prospek Jangka Panjangnya

Pasar Kripto Berpotensi "Rebound", Simak Prospek Jangka Panjangnya

Earn Smart
Asosiasi 'Fintech Lending' Buka Suara Soal Pencabutan Izin Usaha TaniFund

Asosiasi "Fintech Lending" Buka Suara Soal Pencabutan Izin Usaha TaniFund

Whats New
Pihak Minimarket Diminta Ikut Tanggung Jawab Keamanan Parkir, Asosiasi: Kami Sudah Pasang CCTV dan Beri Peringatan

Pihak Minimarket Diminta Ikut Tanggung Jawab Keamanan Parkir, Asosiasi: Kami Sudah Pasang CCTV dan Beri Peringatan

Whats New
Pasar Kripto 'Sideways', Simak Tips 'Trading' untuk Pemula

Pasar Kripto "Sideways", Simak Tips "Trading" untuk Pemula

Earn Smart
Sederet Langkah Kemenhub Pasca Kasus Kekerasan di STIP Jakarta

Sederet Langkah Kemenhub Pasca Kasus Kekerasan di STIP Jakarta

Whats New
Harga Emas Terbaru 10 Mei 2024 di Pegadaian

Harga Emas Terbaru 10 Mei 2024 di Pegadaian

Spend Smart
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com