Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Hasanudin Abdurakhman
Doktor Fisika Terapan

Doktor di bidang fisika terapan dari Tohoku University, Jepang. Pernah bekerja sebagai peneliti di dua universitas di Jepang, kini bekerja sebagai General Manager for Business Development di sebuah perusahaan Jepang di Jakarta.

Lulusan SMA Jadi Manajer, Mungkinkah?

Kompas.com - 01/06/2016, 08:45 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini
EditorWisnubrata

“Selembar ijazah sarjana itu hanyalah selembar kertas. Nilai intrinsiknya tak jauh berbeda dengan selembar tisu toilet. Kalau tidak disertai dengan skill pemegangnya, maka nilai ijazah itu tak jauh berbeda dengan selembar tisu toilet.”

Ada banyak karyawan perusahaan lulusan SMA yang kuliah lagi. Kuliah malam, kuliah akhir pekan. Kebanyakan kuliah di perguruan tinggi swasta. Ada perguruan tinggi yang bagus, tapi tidak sedikit pula yang abal-abal.

Kalau ditanya, kenapa mau repot-repot kuliah, jawabannya adalah untuk mendapatkan ijazah atau kualifikasi sarjana.

Di antara yang kuliah itu sebenarnya banyak yang sudah mumpuni, memiliki skill dan keahlian setara, bahkan melebihi sarjana.

Sayangnya, mereka berada dalam suatu sistem diskriminatif, di mana ada hukum yang menetapkan hanya sarjana yang boleh jadi manajer. Jadi mereka harus kuliah demi memenuhi tuntutan sistem tadi.

Nah, ada pula yang latah. Mereka mengira ijazah sarjana adalah kertas magis yang bisa mengubah segalanya. Mereka tidak punya skill memadai. Kuliah asal-asalan di perguruan tinggi abal-abal, berharap dengan gelar sarjana nanti kariernya akan melesat.

Bagi saya, sistem yang menetapkan syarat kesarjanaan untuk jabatan tertentu adalah sistem yang konyol, khususnya di dunia bisnis.

Kita sudah sering menemukan pengusaha sukses dengan pendidikan setara SMA. Tapi itu kan pengusaha, bukan karyawan. Lho, kalau pengusaha kenapa? Apakah pengusaha itu bukan seorang manajer, dan tidak memerlukan skill seperti manajer?

Seorang pengusaha sukses tentu memiliki keterampilan dan keahlian yang melebihi kemampuan seorang manajer. Artinya, orang bisa saja meraih semua itu tanpa harus jadi sarjana.

Istimewa Mekanik memeriksa mesin kendaraan
Penetapan syarat seperti itu berpangkal dari pola pikir jalan pintas. Orang-orang HRD sering kali terlalu malas untuk menilai manusia.

Mereka lebih suka menjadi mesin yang menilai dokumen. Maka, mereka menciptakan sistem yang bisa bekerja sendiri laksana mesin, untuk menilai kualitas manusia melalui setumpuk dokumen.

Pola pikir ini dipelihara untuk memudahkan kerja orang-orang HRD. Maka, pintu ditutup bagi lulusan SMA, tak peduli seberapa hebat pun mereka.

Sebaliknya, ini adalah demotivasi bagi karyawan lulusan SMA. Sejak masuk kerja, mereka sudah mengalami pembunuhan semangat, bahwa karier mereka akan mentok di suatu tempat yang tidak tinggi. HRD dalam hal ini adalah Human Resources Demotivator.

Konsep saya soal HRD berbasis pada pengembangan kemampuan manusia secara nyata. Karena itu, penilaiannya juga harus didasarkan atas kemampuan nyata, bukan sekadar melalui setumpuk dokumen. Bila telah terjadi pembuktian nyata di lapangan, tidak diperlukan lagi dukumen untuk membuktikannya.

Apa yang mesti dilakukan oleh seorang lulusan SMA dalam berkarier agar ia bisa menjadi manajer? Ia harus memiliki kualifikasi seorang manajer. Ia harus matang dalam skill teknis di bidang yang ia tekuni. Kemudian, ia juga harus membangun kemampuan mengelola atau managerial skill.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Chandra Asri Group Jajaki Peluang Kerja Sama dengan Perum Jasa Tirta II untuk Kebutuhan EBT di Pabrik

Chandra Asri Group Jajaki Peluang Kerja Sama dengan Perum Jasa Tirta II untuk Kebutuhan EBT di Pabrik

Whats New
IHSG Bakal Lanjut Menguat? Simak Analisis dan Rekomendasi Sahamnya

IHSG Bakal Lanjut Menguat? Simak Analisis dan Rekomendasi Sahamnya

Earn Smart
Perkenalkan Produk Lokal, BNI Gelar Pameran UMKM di Singapura

Perkenalkan Produk Lokal, BNI Gelar Pameran UMKM di Singapura

Whats New
Harga Emas Dunia Terus Menguat di Tengah Ketegangan Konflik Iran dan Israel

Harga Emas Dunia Terus Menguat di Tengah Ketegangan Konflik Iran dan Israel

Whats New
Menko Airlangga Ingin Pedagang Ritel Berdaya, Tak Kalah Saling dengan Toko Modern

Menko Airlangga Ingin Pedagang Ritel Berdaya, Tak Kalah Saling dengan Toko Modern

Whats New
Allianz dan HSBC Rilis Asuransi untuk Perencanaan Warisan Nasabah Premium

Allianz dan HSBC Rilis Asuransi untuk Perencanaan Warisan Nasabah Premium

Whats New
Saham Teknologi Tertekan, Wall Street Berakhir Mayoritas di Zona Merah

Saham Teknologi Tertekan, Wall Street Berakhir Mayoritas di Zona Merah

Whats New
Rincian Harga Emas Hari Ini di Pegadaian 19 April 2024

Rincian Harga Emas Hari Ini di Pegadaian 19 April 2024

Spend Smart
Bapanas Tugaskan ID Food Impor 20.000 Ton Bawang Putih Asal China

Bapanas Tugaskan ID Food Impor 20.000 Ton Bawang Putih Asal China

Whats New
Mata Uang Italia Sekarang dan Sebelum Gabung Uni Eropa

Mata Uang Italia Sekarang dan Sebelum Gabung Uni Eropa

Whats New
Satgas Pasti Temukan 100 Penipuan Bermodus Duplikasi Lembaga Keuangan

Satgas Pasti Temukan 100 Penipuan Bermodus Duplikasi Lembaga Keuangan

Whats New
Erick Thohir Minta BUMN Optimalisasi Pembelian Dollar AS, Ini Kata Menko Airlangga

Erick Thohir Minta BUMN Optimalisasi Pembelian Dollar AS, Ini Kata Menko Airlangga

Whats New
Pelemahan Rupiah Bakal Berdampak pada Harga Barang Impor sampai Beras

Pelemahan Rupiah Bakal Berdampak pada Harga Barang Impor sampai Beras

Whats New
Apa Mata Uang Brunei Darussalam dan Nilai Tukarnya ke Rupiah?

Apa Mata Uang Brunei Darussalam dan Nilai Tukarnya ke Rupiah?

Whats New
Posko Ditutup, Kemenaker Catat 965 Perusahaan Tunggak Bayar THR 2024

Posko Ditutup, Kemenaker Catat 965 Perusahaan Tunggak Bayar THR 2024

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com