Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Perbaikan Peringkat Indonesia dari Standard & Poor's Tunggu 2 Hal Ini

Kompas.com - 02/06/2016, 18:02 WIB
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Lembaga pemeringkat Standard & Poor's (S&P) memutuskan untuk tidak mengubah peringkat Indonesia pada level BB+/positive outlook atau outlook positif pada 1 Juni 2016.

Perbaikan perubahan diprediksi masih menunggu dua kebijakan fiskal penting yang bakal diambil pemerintah.

Chief Economist & Investor Relations Director PT Bahana TCW Investment Budi Hikmat menjelaskan, S&P memang melihat adanya perbaikan dalam perekonomian Indonesia.

Namun demikian, ia memandang S&P masih menunggu dua peristiwa penting dalam perekonomian Indonesia.

"Kita harus tahu ada dua events yang ditunggu, yaitu revisi APBN dan bagaimana skema tax amnesty. Ini yang masih digodok," kata Budi di Jakarta, Kamis (2/6/2016).

Lebih lanjut Budi mengungkapkan, dalam komunikasinya, S&P menyatakan apresiasinya terhadap Indonesia.

Akan tetapi, perlu diingat pula bahwa lembaga pemeringkat itu menyatakan ada peluang untuk peningkatan peringkat setelah ada perbaikan dalam kebijakan fiskal.

"Mereka menggunakan kata-kata peluang upgrade itu ada setelah revisi APBN dan tax amnesty ini. Karena tax amnesty dan revisi APBN semuanya mengarah kepada perbaikan tata kelola pajak konstitusional," jelas Budi.

S&P, imbuh Budi, tengah menunggu waktu ketika Indonesia akhirnya melakukan perubahan tersebut.

Namun demikian, dari sisi investor sebenarnya sudah melihat adanya perubahan yang dilakukan Indonesia.

"Saya lihat sebetulnya investor sudah melihat Indonesia secara fundamental itu jauh lebih baik karena kita punya undang-undang yang membatasi defisit anggaran maksimal 3 persen. Itu menyebabkan risiko krisis utang kita terbatas dan tambahan utang terukur," terang Budi.

Walaupun demikian, Budi mengingatkan pemerintah akan pentingnya persiapan skema tax amnesty dengan baik.

Pasalnya, inilah yang direkomendasikan Bank Dunia dan disorot oleh S&P.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Sudah Bisa Dibeli, Ini Besaran Kupon Sukuk Tabungan ST012

Sudah Bisa Dibeli, Ini Besaran Kupon Sukuk Tabungan ST012

Whats New
Revisi Target Penyaluran Kredit, BTN Antisipasi Era Suku Bunga Tinggi

Revisi Target Penyaluran Kredit, BTN Antisipasi Era Suku Bunga Tinggi

Whats New
Mampukah IHSG Bangkit Hari Ini ? Simak Anlisis dan Rekomendasi Sahamnya

Mampukah IHSG Bangkit Hari Ini ? Simak Anlisis dan Rekomendasi Sahamnya

Whats New
Kekhawatiran Inflasi Mencuat, Wall Street Berakhir di Zona Merah

Kekhawatiran Inflasi Mencuat, Wall Street Berakhir di Zona Merah

Whats New
Ada Hujan Lebat, Kecepatan Whoosh Turun hingga 40 Km/Jam, Perjalanan Terlambat

Ada Hujan Lebat, Kecepatan Whoosh Turun hingga 40 Km/Jam, Perjalanan Terlambat

Whats New
BTN Buka Kemungkinan Lebarkan Bisnis ke Timor Leste

BTN Buka Kemungkinan Lebarkan Bisnis ke Timor Leste

Whats New
[POPULER MONEY] Respons Bulog soal Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun | Iuran Pariwisata Bisa Bikin Tiket Pesawat Makin Mahal

[POPULER MONEY] Respons Bulog soal Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun | Iuran Pariwisata Bisa Bikin Tiket Pesawat Makin Mahal

Whats New
KCIC Minta Maaf Jadwal Whoosh Terlambat Gara-gara Hujan Lebat

KCIC Minta Maaf Jadwal Whoosh Terlambat Gara-gara Hujan Lebat

Whats New
Cara Pinjam Uang di Rp 5 Juta di Pegadaian, Bunga, dan Syaratnya

Cara Pinjam Uang di Rp 5 Juta di Pegadaian, Bunga, dan Syaratnya

Earn Smart
Kemenkeu Akui Pelemahan Rupiah dan Kenaikan Imbal Hasil Berdampak ke Beban Utang Pemerintah

Kemenkeu Akui Pelemahan Rupiah dan Kenaikan Imbal Hasil Berdampak ke Beban Utang Pemerintah

Whats New
Prudential Laporkan Premi Baru Tumbuh 15 Persen pada 2023

Prudential Laporkan Premi Baru Tumbuh 15 Persen pada 2023

Whats New
Bulog Siap Pasok Kebutuhan Pangan di IKN

Bulog Siap Pasok Kebutuhan Pangan di IKN

Whats New
Pintu Perkuat Ekosistem Ethereum di Infonesia

Pintu Perkuat Ekosistem Ethereum di Infonesia

Whats New
BTN Syariah Cetak Laba Bersih Rp 164,1 Miliar pada Kuartal I 2024

BTN Syariah Cetak Laba Bersih Rp 164,1 Miliar pada Kuartal I 2024

Whats New
Pegadaian Bukukan Laba Bersih Rp 1,4 Triliun pada Kuartal I 2024

Pegadaian Bukukan Laba Bersih Rp 1,4 Triliun pada Kuartal I 2024

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com