Apa bukti "kengehekan" kelas menengah itu? Salah satunya adalah senang bepergian ke mana-mana dengan naik pesawat. Tapi pesawat murah. Jika delay, para kelas menengah tersebut hebohnya minta ampun di media sosial.
Lainnya adalah senang mengenakan barang-barang branded sebagaimana dikenakan oleh kalangan atas atau borjuis. Namun untuk menyiasati kantong yang tak terlalu tebal, kelompok kelas menengah suka berburu diskon, meskipun harus dilakukan pada tengah malam.
Selanjutnya adalah gemar memburu gadget baru, meskipun dengan cara mencicil. Dengan cara itu, si kelas menengah ingin menunjukkan dirinya selalu mengikuti trend teknologi.
Kelas menengah adalah golongan yang telah merasa mapan, yang akan sangat sulit bahkan mustahil untuk melakukan "perjuangan kelas" lantaran telah memiliki kesadaran sebagai borjuis dengan cara melakukan konsumsi.
Semakin konsumtif, makin berasa sebagai borjuis. Perjuangan kelas? Mungkin hanya tinggal kenangan.
Karena itu, untuk menghalau kebangkitan komunisme, tak harus dengan menggelar seminar, simposium, apel akbar maupun proyek-proyek lain yang menyedot anggaran.
Cukup digelar program diskon belanja nasional sesering mungkin, Insya Allah mayoritas rakyat Indonesia tak akan menoleh kepada ideologi yang bernama Komunisme, Marxisme dan sejenisnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.