Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kunjungi Nelayan dari Denpasar sampai Lembata, Ini Penjelasan Susi

Kompas.com - 11/06/2016, 04:30 WIB
Estu Suryowati

Penulis

LEMBATA, KOMPAS.com - Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti melangsungkan kunjungan kerja yang cukup panjang dari Jumat (3/6/2016) sampai Senin (13/6/2016).

Susi beserta rombongan berkeliling mengunjungi masyarakat nelayan mulai dari Denpasar, Pengambengan, Labuan Bajo, Larantuka, Lembata, dan berakhir di Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT).

Dalam perjalanan dari Labuan Bajo menuju Kupang Kamis-Jumat, Susi mengatakan banyak permasalahan yang masih dihadapi masyarakat nelayan.

Diantara permasalahan yang ia temui dari kunjungan kerjanya itu yakni masalah perizinan, masalah logistik perikanan tangkap, pemrosesan dan pengolahan termasuk sertifikasi hasil, hingga mangkraknya sejumlah bantuan dari pemerintah.

Ketika ditanya awak media, apa target dari kunjungannya itu, Susi menegaskan targetnya adalah membantu menyejahterakan seluruh masyarakat nelayan di wilayah Republik Indonesia.

"Targetnya, kesejahteraan nelayan seluruh Indonesia sampai saya mati!" katanya pada wartawan yang ikut dalam rombongan kunjungan kerja.

Susi mengatakan, dari kunjungannya ke Denpasar, salah satu masalah yang ia temui adalah bantuan kapal keruk yang mangkrak di Jembrana, Bali.

Ada pula kapal INKA MINA yang setengah tenggelam. "Kita juga ingin tahu problemnya apa," imbuhnya.

Sementara itu, ketika berbincang-bincang dengan nelayan di Pengambengan dan Labuan Bajo, masalah logistik seperti ketiadaan mesin penghancur es (ice flake) untuk menjaga kualitas tangkapan nelayan.

Selain itu, transportasi untuk mengangkut hasil tangkapan nelayan pun minim. "Lalu kadang-kadang sertifikasi dan izin juga bukan urusan yang gampang di daerah," ucap Susi.

Dalam kunjungannya di Labuan Bajo, Susi mendapat keluhan dari nelayan bahwa mereka kesulitan mengurus perizinan seperti Surat Layak Operasi (SLO).

Dampak dari lamanya perizinan di Manggarai Barat itu menyebabkan es untuk mendinginkan ikan mencair.

"Padahal kita sudah umumkan, kapal di bawah 10GT tidak perlu izin-izin. Tapi di sini ternyata ada kapal nelayan 2 GT, esnya sudah habus, SLO belum keluar," sesal Susi.

Saat ini, Susi dan rombongan melangsungkan sejumlah agenda di Lembata. Diantaranya yaitu, penyerahan sertifikat dan kartu nelayan, pemberian bantuan benih kakap putih dan keramba jaring apung, serta penebaran benih budidaya rumput laut.

Pada Sabtu sore, Susi beserta rombongan akan bertolak ke Kupang dengan KRI Untung Suropati-372 selama 10 jam.

Informasi dari humas KKP setelah lebaran nanti, Susi kembali akan menyapa masyarakat nelayan sampai ke Papua.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Peleburan 7 BUMN Karya Ditargetkan Rampung September 2024

Peleburan 7 BUMN Karya Ditargetkan Rampung September 2024

Whats New
Relaksasi Harga Gula Akan Berakhir, Pengusaha Ritel Berharap Stok Terjamin

Relaksasi Harga Gula Akan Berakhir, Pengusaha Ritel Berharap Stok Terjamin

Whats New
Komitmen Dorong Inklusi Keuangan, Bank Mandiri Perkuat Peran Mandiri Agen

Komitmen Dorong Inklusi Keuangan, Bank Mandiri Perkuat Peran Mandiri Agen

Whats New
Resmikan The Gade Tower, Wamen BUMN: Jadi Simbol Modernisasi Pegadaian

Resmikan The Gade Tower, Wamen BUMN: Jadi Simbol Modernisasi Pegadaian

Whats New
Kemenperin Kasih Bocoran soal Aturan Impor Ban

Kemenperin Kasih Bocoran soal Aturan Impor Ban

Whats New
Pengusaha Ritel: Pembatasan Pembelian Gula Bukan karena Stok Kosong

Pengusaha Ritel: Pembatasan Pembelian Gula Bukan karena Stok Kosong

Whats New
Luhut Minta Penyelesaian Lahan di IKN Tak Rugikan Masyarakat

Luhut Minta Penyelesaian Lahan di IKN Tak Rugikan Masyarakat

Whats New
Prudential Indonesia Rilis Produk Asuransi Kesehatan PRUWell, Simak Manfaatnya

Prudential Indonesia Rilis Produk Asuransi Kesehatan PRUWell, Simak Manfaatnya

Whats New
Kunjungi IKN, Luhut Optimistis Pembangunan Capai 80 Persen pada Agustus 2024

Kunjungi IKN, Luhut Optimistis Pembangunan Capai 80 Persen pada Agustus 2024

Whats New
Wamendes PDTT: Urgensi Transmigrasi dan Dukungan Anggaran Perlu Ditingkatkan

Wamendes PDTT: Urgensi Transmigrasi dan Dukungan Anggaran Perlu Ditingkatkan

Whats New
IDSurvey Tunjuk Suko Basuki sebagai Komisaris Independen

IDSurvey Tunjuk Suko Basuki sebagai Komisaris Independen

Whats New
Tingginya Inflasi Medis Tidak Hanya Terjadi di Indonesia

Tingginya Inflasi Medis Tidak Hanya Terjadi di Indonesia

Whats New
Tutup Pabrik, Bata Akui Kesulitan Hadapi Perubahan Perilaku Belanja Konsumen

Tutup Pabrik, Bata Akui Kesulitan Hadapi Perubahan Perilaku Belanja Konsumen

Whats New
Kecelakaan KA Pandalungan dan Mobil Sebabkan Perjalanan KA Terlambat, Penumpang Dapat Kompensasi

Kecelakaan KA Pandalungan dan Mobil Sebabkan Perjalanan KA Terlambat, Penumpang Dapat Kompensasi

Whats New
Hari Apresiasi Seller Tokopedia, GNET Raih Posisi Pertama di Kategori Pertukangan

Hari Apresiasi Seller Tokopedia, GNET Raih Posisi Pertama di Kategori Pertukangan

Rilis
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com