Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

DPR Minta Pengadaan Pesawat Pengawas Perikanan Ditunda

Kompas.com - 15/06/2016, 04:01 WIB
Estu Suryowati

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Komisi IV Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI meminta Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) menunda pengadaan pesawat pengawas perikanan tahun ini.

Pengadaan pesawat pengawas perikanan sedianya telah diusulkan Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti dalam RAPBN Perubahan 2016.

Menurut Ketua Komisi IV DPR RI Edhy Prabowo, pengadaan enam unit pesawat pengawas perikanan belum begitu mendesak, menimbang keterbatasan anggaran pemerintah.

"Keputusan untuk membeli pesawat itu saya yakin sudah ibu pertimbangkan. Tapi, dalam pandangan kami, karena kesulitan anggaran kenapa kita tidak tunda dulu," kata Edhy dalam rapat kerja dengan KKP, di Jakarta, Selasa (14/6/2016).

Lebih lanjut Edhy mengatakan, saat ini KKP sudah memiliki sejumlah kapal pengawas perikanan yang bisa digunakan untuk patroli laut.

Kalaupun ingin melakukan pengawasan udara, KKP disarankan menggunakan satelit atau bekerjasama dengan TNI AL dan TNI AU.

"Jadi kalau ini karena alasan keterbatasan anggaran negara, kita bisa memahami (ditunda). Sehingga uang yang kita gunakan untuk membeli pesawat bisa digunakan untuk keperluan lain, misalnya mengisi kekosongan pengadaan alat-alat yang kita larang itu (cantrang)," imbuh Edhy.

Dalam rapat kerja pekan lalu Susi menyampaikan bahwa penggunaan pesawat untuk patroli laut lebih irit ketimbang kapal laut.

Untuk patroli enam pesawat selama setahun dibutuhkan anggaran operasional sebesar Rp 35 miliar.

Sedangkan untuk patroli kapal laut selama setahun dibutuhkan anggaran operasional mencapai Rp 500 miliar.

Hal tersebut dikarenakan, dengan cakupan wilayah sama, patroli dengan menggunakan kapal laut lebih lama dibandingkan dengan pesawat.

"Penghematan bisa kita gunakan untuk beli speedboat. Kemarin saya ke NTT, terumbu karang rusak karena bom ikan, setelah ditanya ternyata mereka kurang perahu untuk pengawasan," kata Susi.

Selama kunjungan kerja Susi dari Denpasar hingga Kupang pekan lalu, banyak keluhan dari nelayan salah satunya soal pengawasan yang sangat kurang.

Salah seorang nelayan di Tenau, Kupang misalnya, malah meminta dibuatkan Satgas 115 di daerah.

Permintaan nelayan tersebut dilatarbelakangi kondisi di pesisir Flores, di mana masih ada pencurian ikan.

Sementara kapal-kapal nelayan tidak cukup cepat untuk mengejar kapal pencuri ikan yang umumnya berkapasitas lebih besar.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Cara Bayar Pajak Daerah secara Online lewat Tokopedia

Cara Bayar Pajak Daerah secara Online lewat Tokopedia

Spend Smart
Apa Itu 'Cut-Off Time' pada Investasi Reksadana?

Apa Itu "Cut-Off Time" pada Investasi Reksadana?

Earn Smart
Mengenal Apa Itu 'Skimming' dan Cara Menghindarinya

Mengenal Apa Itu "Skimming" dan Cara Menghindarinya

Earn Smart
BRI Beri Apresiasi untuk Restoran Merchant Layanan Digital

BRI Beri Apresiasi untuk Restoran Merchant Layanan Digital

Whats New
Kemenhub Tingkatkan Kualitas dan Kompetensi SDM Angkutan Penyeberangan

Kemenhub Tingkatkan Kualitas dan Kompetensi SDM Angkutan Penyeberangan

Whats New
CGAS Raup Pendapatan Rp 130,41 Miliar pada Kuartal I 2024, Didorong Permintaan Ritel dan UMKM

CGAS Raup Pendapatan Rp 130,41 Miliar pada Kuartal I 2024, Didorong Permintaan Ritel dan UMKM

Whats New
Simak Cara Menyiapkan Dana Pendidikan Anak

Simak Cara Menyiapkan Dana Pendidikan Anak

Earn Smart
HET Beras Bulog Naik, YLKI Khawatir Daya Beli Masyarakat Tergerus

HET Beras Bulog Naik, YLKI Khawatir Daya Beli Masyarakat Tergerus

Whats New
Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Lampaui Malaysia hingga Amerika Serikat

Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Lampaui Malaysia hingga Amerika Serikat

Whats New
KKP Terima 99.648 Ekor Benih Bening Lobster yang Disita TNI AL

KKP Terima 99.648 Ekor Benih Bening Lobster yang Disita TNI AL

Rilis
Di Hadapan Menko Airlangga, Wakil Kanselir Jerman Puji Pertumbuhan Ekonomi Indonesia

Di Hadapan Menko Airlangga, Wakil Kanselir Jerman Puji Pertumbuhan Ekonomi Indonesia

Whats New
Soal Rencana Kenaikan Tarif KRL, Anggota DPR: Jangan Sampai Membuat Penumpang Beralih...

Soal Rencana Kenaikan Tarif KRL, Anggota DPR: Jangan Sampai Membuat Penumpang Beralih...

Whats New
Menteri ESDM Pastikan Perpanjangan Izin Tambang Freeport Sampai 2061

Menteri ESDM Pastikan Perpanjangan Izin Tambang Freeport Sampai 2061

Whats New
Pertumbuhan Ekonomi 5,11 Persen, Sri Mulyani: Indonesia Terus Tunjukan 'Daya Tahannya'

Pertumbuhan Ekonomi 5,11 Persen, Sri Mulyani: Indonesia Terus Tunjukan "Daya Tahannya"

Whats New
“Wanti-wanti” Mendag Zulhas ke Jastiper: Ikuti Aturan, Kirim Pakai Kargo

“Wanti-wanti” Mendag Zulhas ke Jastiper: Ikuti Aturan, Kirim Pakai Kargo

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com