Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tren Rasio Kredit Macet Bank Mandiri Masih Tinggi

Kompas.com - 16/06/2016, 07:50 WIB
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - PT Bank Mandiri (Persero) Tbk menyatakan tren rasio kredit bermasalah atau Non Performing Loan (NPL) pada 2016 masih tinggi.

Peningkatan rasio NPL tersebut sejalan dengan kondisi perekonomian domestik yang masih melambat.

"NPL tergantung keadaan ekonomi. Yang kita lihat sampai akhir tahun (ekonomi) mungkin masih melambat. (NPL) masih tinggi," kata Direktur Risk Management & Compliance Bank Mandiri Ahmad Siddik Badruddin pada acara buka puasa bersama Bank Mandiri di kantornya, Rabu (15/6/2016).

Terkait dengan kemungkinan rasio NPL masih meningkat hingga akhir 2016, Siddik mengakui perseroan masih melakukan tinjauan.

Namun demikian, rasio NPL diprediksi berada pada kisaran 3,1 hingga 3,2 persen. Siddik mengatakan, tinggi atau rendahnya rasio NPL akan terus dipengaruhi oleh kondisi perekonomian.

Selain itu, ia menuturkan, apabila NPL terus tinggi, maka rasio pencadangan alias CKPN (Cadangan Kerugian Penurunan Nilai) perseroan juga bakal meningkat.

Dilihat dari segmen kreditnya, Siddik mengakui beberapa segmen masih menunjukkan rasio NPL yang terjaga, semisal segmen kredit konsumer, meskipun ada sedikit peningkatan. Adapun rasio NPL di segmen mikro terpantau baik.

Jaga NPL

Untuk menjaga rasio NPL, Siddik menyatakan ada beberapa sektor yang diperhatikan penyaluran kreditnya. Ia menuturkan, perseroan saat ini cenderung selektif dalam penyaluran kredit ke sektor tertentu, seperti pertambangan dan minyak dan gas (migas).

Soal kolektabilitas kredit, Siddik mengatakan kebanyakan kredit yang tersendat masih di kategori kolektabilitas 2. (Baca: Pencadangan NPL Meningkat, Laba Bersih Bank Mandiri Hanya Tumbuh 2,3 Persen)

Di tahun ini, kategori kolektabilitas lebih banyak dari kolektabilias 2 ke kolektabilitas 3, sementara tahun lalu dari 1 ke 2.

"Untuk debitur-debitur yang kooperatif kami lihat apakah bisa restrukturisasi atau tidak. Mungkin nasabah dulu cashflow Rp 100 juta sampai Rp 200 juta, sekarang Rp 75 juta. Kami lihat mereka kuat atau tidak. Semoga dalam 1 sampai 2 tahun ekonomi membaik, mereka akan kuat," ungkap Siddik.

(Baca: OJK Cemaskan Kenaikan NPL dan Inflasi Akibat Dana Repatriasi "Tax Amnesty")

Kompas TV Pertumbuhan Kredit Bank "Memble"

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com