Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Restoran Asal Singapura Berminat Investasi Rp 27,8 Miliar di Indonesia

Kompas.com - 21/06/2016, 19:16 WIB
Achmad Fauzi

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) menyatakan sebuah restoran terkemuka asal Singapura  berminat untuk berinvestasi sebesar 2 juta dollar AS atau setara Rp 27,8 miliar di Indonesia.

Kepala BKPM Franky Sibarani mengatakan restoran tersebut menyampaikan minatnya berinvestasi setelah pemerintah merevisi Daftar Negatif Investasi (DNI) melalui Peraturan Presiden Nomor 44 Tahun 2016.

Isi Perpres itu antara lain pihak asing boleh menguasai 100 persen saham restoran di Indonesia.

"Ini salah satu dari beberapa minat yang muncul pasca direvisinya peraturan mengenai DNI tersebut," kata Franky dalam keterangan resmi yang diterima, Jakarta, Selasa (21/6/2016).

Franky menuturkan restoran tersebut akan membuka proyek awalnya di wilayah Jakarta.

Kemudian, perusahaan tersebut berencana ekspansi ke wilayah lainnya jika mendapatkan respon positif dari konsumen Indonesia.

"BKPM mendukung penuh rencana investasi perusahaan tersebut dan mendorong investasi keluar wilayah Jakarta untuk menunjang pengembangan pariwisata di Indonesia," ujarnya.

Kepala Kantor Perwakilan BKPM (IIPC) Singapura  Ricky Kusmayadi mengatakan bahwa investasi tersebut akan dikawal oleh pihaknya dengan berkoordinasi dengan KBRI dan instasi terkait.

"Kami melakukan komunikasi intensif dengan perusahaan untuk membantu memfasilitasi berbagai keperluan terkait rencana investasi yang dilakukan," kata Ricky.

Singapura merupakan negara teratas di daftar peringkat negara yang paling banyak berinvestasi di Indonesia.

Pada triwulan I tahun 2016 Singapura telah berinvestasi di Indonesia sebesar 2,9 miliar dollar AS.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Mobil Tertabrak KA Pandalungan, KAI Sampaikan Belasungkawa

Mobil Tertabrak KA Pandalungan, KAI Sampaikan Belasungkawa

Whats New
Pabrik Tutup, Bata Janji Beri Hak-hak Karyawan Sesuai Aturan

Pabrik Tutup, Bata Janji Beri Hak-hak Karyawan Sesuai Aturan

Whats New
Meski Ada Momen Ramadhan dan Pemilu, Konsumsi Rumah Tangga Dinilai Tidak Tumbuh Maksimal

Meski Ada Momen Ramadhan dan Pemilu, Konsumsi Rumah Tangga Dinilai Tidak Tumbuh Maksimal

Whats New
Era Suku Bunga Tinggi, Bank Mega Syariah Terapkan Jurus Angsuran Tetap untuk Pembiayaan Rumah

Era Suku Bunga Tinggi, Bank Mega Syariah Terapkan Jurus Angsuran Tetap untuk Pembiayaan Rumah

Whats New
Gojek Luncurkan Paket Langganan Gojek Plus, Ada Diskon di Setiap Transaksi

Gojek Luncurkan Paket Langganan Gojek Plus, Ada Diskon di Setiap Transaksi

Whats New
Laba Bersih MPXL Melonjak 123,6 Persen, Ditopang Jasa Angkut Material ke IKN

Laba Bersih MPXL Melonjak 123,6 Persen, Ditopang Jasa Angkut Material ke IKN

Whats New
Emiten Migas SUNI Cetak Laba Bersih Rp 33,4 Miliar per Kuartal I-2024

Emiten Migas SUNI Cetak Laba Bersih Rp 33,4 Miliar per Kuartal I-2024

Whats New
CEO Perusahaan Migas Kumpul di IPA Convex 2024 Bahas Solusi Kebijakan Industri Migas

CEO Perusahaan Migas Kumpul di IPA Convex 2024 Bahas Solusi Kebijakan Industri Migas

Whats New
Ramai soal 9 Mobil Mewah Pengusaha Malaysia Ditahan, Bea Cukai Beri Penjelasan

Ramai soal 9 Mobil Mewah Pengusaha Malaysia Ditahan, Bea Cukai Beri Penjelasan

Whats New
BEI Ubah Aturan 'Delisting', Ini Ketentuan Saham yang Berpotensi Keluar dari Bursa

BEI Ubah Aturan "Delisting", Ini Ketentuan Saham yang Berpotensi Keluar dari Bursa

Whats New
BEI Harmonisasikan Peraturan Delisting dan Relisting

BEI Harmonisasikan Peraturan Delisting dan Relisting

Whats New
Hadirkan Solusi Transaksi Internasional, Bank Mandiri Kenalkan Keandalan Livin’ by Mandiri di London

Hadirkan Solusi Transaksi Internasional, Bank Mandiri Kenalkan Keandalan Livin’ by Mandiri di London

Whats New
Biasakan 3 Hal Ini untuk Membangun Kekayaan

Biasakan 3 Hal Ini untuk Membangun Kekayaan

Earn Smart
Pertumbuhan Ekonomi RI 5,11 Persen Dinilai Belum Maksimal

Pertumbuhan Ekonomi RI 5,11 Persen Dinilai Belum Maksimal

Whats New
Laba Bersih JTPE Tumbuh 11 Persen pada Kuartal I 2024, Ditopang Pesanan E-KTP

Laba Bersih JTPE Tumbuh 11 Persen pada Kuartal I 2024, Ditopang Pesanan E-KTP

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com