Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Usul Hidupkan Kereta “Sapu Jagad” Dinilai Langkah Mundur ke Zaman Jahiliyah

Kompas.com - 22/06/2016, 14:45 WIB
Yoga Sukmana

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com – Pengamat kebijakan publik Agus Pambagyo menilai permintaan anggota DPR RI menghidupkan lagi kereta sapu jagad sebagai langkah mundur. Sebab, kereta sapu jagad sama sekali tidak laik.

“Itu (langkah) mundur ke zaman jahiliyah,” ujar Agus saat dihubungi Kompas.com, Jakarta, Rabu (22/6/2016). Ia heran dengan usulan tersebut.

Sebab kata Agus, penggunaan kerata sapu jagad untuk mengangkut para pemudik sama saja dengan menyamakan manusia dengan barang.

Seperti diketahui, kereta sapu jagad disediakan beberapa hari jelang Labaran untuk mengangkut pemudik yang tidak kebagian tiket.

Gerbongnya bukan gerbong biasa, tapi gerbong barang. Seharusnya ucap Agus, DPR RI mendorong pembelian kereta baru untuk PT KAI sehingga kapasitas angkutan Lebaran menjadi lebih banyak, bukan mengusulkan dihidupkannya kerata sapu jagad.

“DPR harusnya setujui anggaran buat rel dan beli KA,” kata Agus,

Selain itu, Agus setuju dengan usul Menteri Perhubungan Ignasius Jonan akan mengusulkan pemindahan subsidi KA jarak jauh untuk KA Lebaran.

Hanya saja ia tetap menyarankan agar KA jarak jauh tetap disubsidi supaya harga tiketnya terjangkau oleh masyarakat.

Penting

Sebelumya, Wakil Ketua Komsi V DPR RI Muhidin Muhamad Said meminta Menteri Perhubungan Ignasius Jonan bersama KAI menyediakan kereta Sapu Jagat untuk mengangkut para pemudik pada Lebaran tahun ini.

Ia menilai kehadiran kereta sapu jagad sangat penting lantaran antusias masyarakat yang mudik menggunakan kereta api selalu besar dari tahun ke tahun. KAI dinilai belum bisa menyediakan kapasitas kereta yang lebih.

Namun Jonan menolak penggunaan kereta barang untuk mengangkut penumpang selama mudik Lebaran.

Menurut Jonan, penggunaan kereta barang untuk mengangkut penumpang sangat bertentangan dengan aspek keselamatan. Ia tidak ingin KAI meninggalkan aspek keselamatan seperti dulu.

Kompas TV KAI: Tiket Udah Ludes dari 2 Minggu Lalu

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


Terkini Lainnya

Terinspirasi Langkah Indonesia, Like-Minded Countries Suarakan Penundaan dan Perubahan Kebijakan EUDR

Terinspirasi Langkah Indonesia, Like-Minded Countries Suarakan Penundaan dan Perubahan Kebijakan EUDR

Whats New
Manfaat Rawat Inap Jadi Primadona Konsumen AXA Financial Indonesia

Manfaat Rawat Inap Jadi Primadona Konsumen AXA Financial Indonesia

Whats New
Kemenko Marves: Prabowo-Gibran Bakal Lanjutkan Proyek Kereta Cepat sampai Surabaya

Kemenko Marves: Prabowo-Gibran Bakal Lanjutkan Proyek Kereta Cepat sampai Surabaya

Whats New
Layani Angkutan Lebaran Perdana, Kereta Cepat Whoosh Angkut 222.309 Penumpang

Layani Angkutan Lebaran Perdana, Kereta Cepat Whoosh Angkut 222.309 Penumpang

Whats New
Laba Unilever Naik 3,1 Persen Menjadi Rp 1.4 Triliun pada Kuartal I-2024

Laba Unilever Naik 3,1 Persen Menjadi Rp 1.4 Triliun pada Kuartal I-2024

Whats New
IHSG Diprediksi Menguat Hari Ini, Simak Analisis dan Rekomendasi Sahamnya

IHSG Diprediksi Menguat Hari Ini, Simak Analisis dan Rekomendasi Sahamnya

Whats New
Imbal Hasil Obligasi Meningkat, Wall Street Ditutup Bervariasi

Imbal Hasil Obligasi Meningkat, Wall Street Ditutup Bervariasi

Whats New
Simak 5 Tips Raih 'Cuan' dari Bisnis Tambahan

Simak 5 Tips Raih "Cuan" dari Bisnis Tambahan

Whats New
Unilever Ungkap Dampak Boikot Produk pada Keberlangsungan Bisnis

Unilever Ungkap Dampak Boikot Produk pada Keberlangsungan Bisnis

Whats New
Daftar 7 Mata Uang Eropa dengan Nilai Tukar Terkuat

Daftar 7 Mata Uang Eropa dengan Nilai Tukar Terkuat

Whats New
Tingkatkan Layanan, Shopee Luncurkan Program Garansi Tepat Waktu

Tingkatkan Layanan, Shopee Luncurkan Program Garansi Tepat Waktu

Whats New
Kurs Mata Uang Vietnam ke Rupiah Sekarang

Kurs Mata Uang Vietnam ke Rupiah Sekarang

Whats New
[POPULER MONEY] Kata DHL soal Kasus Beli Sepatu Rp 10 Juta Kena Bea Masuk Rp 31 Juta | Tesla Bakal PHK 2.688 Karyawan

[POPULER MONEY] Kata DHL soal Kasus Beli Sepatu Rp 10 Juta Kena Bea Masuk Rp 31 Juta | Tesla Bakal PHK 2.688 Karyawan

Whats New
Cara Transfer BNI ke ShopeePay lewat ATM dan Mobile Banking

Cara Transfer BNI ke ShopeePay lewat ATM dan Mobile Banking

Spend Smart
Cara Beli Tiket PLN Mobile Proliga 2024 lewat HP

Cara Beli Tiket PLN Mobile Proliga 2024 lewat HP

Spend Smart
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com