Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ini Kata Amran Soal Proses Impor Daging Sapi

Kompas.com - 22/06/2016, 21:27 WIB
Pramdia Arhando Julianto

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Persolan penunjukan importir daging sapi beberapa waktu lalu sempat menjadi polemik.

Pasalnya, Kementerian Perdagangan menunjuk pihak importir swasta tanpa rekomendasi dari Kementerian Pertanian.

Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman akhirnya buka suara terkait polemik tersebut.

Mentan menjelaskan bahwa Kementerian Pertanian memang tidak punya wewenang dalam memberikan rekomendasi impor.

Sebab, telah diputuskan bahwa Menteri Perdagangan (Mendag) yang bertanggung jawab.

"Itu diputuskan di rakortas, setujui Menteri Perdagangan tunjuk langsung. Ada rekaman, ada berita acaranya," tegas Amran di Gedung Parlemen, Jakarta, Rabu (22/6/2016).

Amran menegaskan, dengan izin impor dari Menteri Perdagangan maka proses pengadaan daging impor lebih cepat, karena saat ini kebutuhan daging sangat mendesak dan juga untuk menekan harga jual.

"Kalau setelah Rakortas kembali lagi (aturan lama), izin nggak selesai-selesai. Pernah 5.000 ton mau masuk muter-muter dulu sampai masuk puasa nggak selesai, kita agak kewalahan karena setelah 2,5 bulan izin baru keluar karena dari bawah eselon III naik ke eselon I," tegas Amran.

Sementara itu, Anggota Komisi IV DPR, Rahmad Handoyo menyampaikan kritik terkait wewenang izin impor di Kemendag.

Rahmad menjelaskan, polemik izin tunggal dari Mendag memiliki potensi kerugian di tingkat peternak, karena dapat membuat harga di peternak jatuh.

"Kalau seandainya harga jatuh dan melukai peternak bagaimana? Apa ini nggak jadi preseden yang kurang baik," pungkas Rahmad.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com