Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita AirAsia Indonesia Keluar Dari Tahun "Gila" Penerbangan

Kompas.com - 23/06/2016, 06:15 WIB
Yoga Sukmana

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Maskapai AirAsia Indonesia menganggap tahun ini sebagai tahun pemulihan bisnis penerbangan. Sebab pada 2015 lalu, sektor tersebut berada dalam masa-masa gila alias berat.

"Enggak hanya kita, secara industri goyang baik maskapai bahkan perekonomiannya sendiri," ujar Direktur Niaga AirAsia Indonesia Andy Adrian Febryanto di Jakarta, Rabu (22/6/2016) malam.

Menurut Andy, kondisi gila yang dirasakan sektor penerbangan merupakan bagian puncak perlambatan ekonomi dunia.

Akibatnya, masyarakat menahan pengeluarannya termasuk dalam hal bepergian menggunakan pesawat.

Di Indonesia sendiri, lesunya perekonomian ditandai dari penurunan pertumbuhan ekonomi nasional yang berkutat di angka 4 persen.

Selain itu, harga komoditas ekspor dan nilai tukar rupiah juga anjlok terkena imbas kondisi ekonomi dunia.

"Saya lihat puncaknya di 2015 gejolaknya, semua menahan. Ini gila dengan kondisi ini orang menahan perjalanan," kata Andy.

AirAsia Indonesia sendiri mengakui bahwa bisnisnya terguncang lantaran tahun gila tersebut. Jumlah keterkaitan pesawat pun hanya sekitar 80 persen.

Untungnya, kata Andy, kondisi bisnis penerbangan mulai membaik tahun ini.

Pada kuartal 1-2016 misalnya, jumlah keterisian pesawat kembali melonjak ke angka 90 persen bahkan 100 persen.

Ia mencontohkan, rute Jakarta-Kuala Lumpur keterisian pesawat bisa 94 persen. Selain itu, sejumlah peningkatan keterisian pesawat juga terjadi pada rute Jakarta-Bandung, Jakarta-Bali, Bandung-Bali, dan Yogyakarta-Bali.

"Rute ke Bali masih menjanjikan bagus sekali," ucap Andy.

Tahun ini, AirAsia Indonesia memilih untuk tidak berekspansi besar-besaran lantaran sedang tahap pemulihan bisnis.

Maskapai berbiaya murah itu belum berencana membuka rute penerbangan baru tetapi memilih untuk memperkuat rute-rute yang sudah diterbangkan saat ini.

(Baca: AirAsia akan Tambah Investasi di Indonesia)

Kompas TV Kemenhub Perberat Sanksi Lion Air & AirAsia?
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Kuartal I-2024, Emiten Sawit Sumber Tani Agung Resources Cetak Pertumbuhan Laba Bersih 43,8 Persen

Kuartal I-2024, Emiten Sawit Sumber Tani Agung Resources Cetak Pertumbuhan Laba Bersih 43,8 Persen

Whats New
Pendaftaran CASN 2024, Instansi Diminta Segera Isi Rincian Formasi ASN

Pendaftaran CASN 2024, Instansi Diminta Segera Isi Rincian Formasi ASN

Whats New
Masuk Musim Panen, Bulog Serap 30.000 Ton Gabah Per Hari

Masuk Musim Panen, Bulog Serap 30.000 Ton Gabah Per Hari

Whats New
Pekerja Mau Sejahtera dan Naik Gaji, Tingkatkan Dulu Kompetensi...

Pekerja Mau Sejahtera dan Naik Gaji, Tingkatkan Dulu Kompetensi...

Whats New
Hindari Denda, Importir Harus Lapor Impor Barang Kiriman Hasil Perdagangan dengan Benar

Hindari Denda, Importir Harus Lapor Impor Barang Kiriman Hasil Perdagangan dengan Benar

Whats New
Pendaftaran Seleksi CASN Dibuka Mei 2024, Menpan-RB Minta Kementerian dan Pemda Percepat Input Formasi Kebutuhan ASN

Pendaftaran Seleksi CASN Dibuka Mei 2024, Menpan-RB Minta Kementerian dan Pemda Percepat Input Formasi Kebutuhan ASN

Whats New
IHSG Turun 0,84 Persen di Awal Sesi, Rupiah Bangkit

IHSG Turun 0,84 Persen di Awal Sesi, Rupiah Bangkit

Whats New
Harga Emas Terbaru 2 Mei 2024 di Pegadaian

Harga Emas Terbaru 2 Mei 2024 di Pegadaian

Spend Smart
Harga Emas ANTAM: Detail Harga Terbaru Pada Kamis 2 Mei 2024

Harga Emas ANTAM: Detail Harga Terbaru Pada Kamis 2 Mei 2024

Spend Smart
Harga Bahan Pokok Kamis 2 Mei 2024, Harga Jagung Tk Peternak Naik

Harga Bahan Pokok Kamis 2 Mei 2024, Harga Jagung Tk Peternak Naik

Whats New
CIMB Niaga Cetak Laba Sebelum Pajak Rp 2,2 Triliun pada Kuartal I-2024

CIMB Niaga Cetak Laba Sebelum Pajak Rp 2,2 Triliun pada Kuartal I-2024

Whats New
Rincian Tarif Listrik per kWh Berlaku Mei 2024

Rincian Tarif Listrik per kWh Berlaku Mei 2024

Whats New
Inflasi AS Sulit Dijinakkan, The Fed Pertahankan Suku Bunga

Inflasi AS Sulit Dijinakkan, The Fed Pertahankan Suku Bunga

Whats New
The Fed Tahan Suku Bunga, Mayoritas Saham di Wall Street Melemah

The Fed Tahan Suku Bunga, Mayoritas Saham di Wall Street Melemah

Whats New
IHSG Diperkirakan Melemah Hari Ini, Simak Analisis dan Rekomendasi Sahamnya

IHSG Diperkirakan Melemah Hari Ini, Simak Analisis dan Rekomendasi Sahamnya

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com