Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sektor Penerbangan Eropa Terpukul Dampak "Brexit"

Kompas.com - 27/06/2016, 12:00 WIB
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Penulis

Sumber CNN Money

LONDON, KOMPAS.com - Sektor penerbangan Eropa terdampak langsung hasil referendum yang memutuskan Inggris keluar dari keanggotaan Uni Eropa.

Pasalnya, selama 20 tahun terakhir, maskapai apapun dari negara anggota Uni Eropa bisa terbang ke mana pun dalam area pasar tunggal tersebut kapan saja.

Akses ini akhirnya mendorong kesuksesan maskapai penerbangan murah di kawasan Eropa. EasyJet yang berpusat di London, Inggris, Ryanair di Dublin, Irlandia, dan Vueling di Spanyol saling berlomba membuka rute-rute baru menjelajahi benua tersebut.

Tidak dapat dihindari, para penumpang pun diuntungkan dengan harga tiket yang lebih murah dan frekuensi penerbangan yang lebih banyak.

Namun, keputusan para pemilih di Inggris untuk keluar dari Uni Eropa memupuskan semua kesenangan itu. Oleh sebab itu, tak mengherankan bila saham-saham maskapai penerbangan Inggris langsung jatuh 20 persen sesaat setelah voting Brexit diumumkan pada 23 Juni 2016 lalu.

Sebagai bagian dari proses pemisahan dari Uni Eropa, maka Inggris harus menegosiasikan akses baru untuk pasar penerbangan tunggal.

Inggris pun harus menemukan posisisnya yang baru dalam persetujuan Open Skies yang selama beberapa tahun terakhir maskapai penerbangan Eropa dan AS bisa memperoleh akses dengan mulus dari satu pasar ke pasar lainnya.

Konsekuensinya, Inggris harus menerima supremasi regulasi penerbangan Uni Eropa dan kemungkinan gerakan para pekerja.

EasyJet adalah salah satu maskapai yang terdampak langsung voting Brexit. Meskipun 20 persen bisnisnya berpusat di Inggris, namun area pertumbuhan terbesarnya adalah di daratan Eropa dengan penerbangan-penerbangan yang tak pernah menyentuh Inggris.

EasyJet telah membuka basis di Spanyol, Portugal, Perancis, Jerman, dan Belanda tanpa memerlukan izin khusus dari masing-masing negara itu.

Mengajukan dan memiliki sertifikasi khusus dari setiap negara akan memakan amat banyak waktu dan pastinya berbiaya mahal.

"Kami telah menulis kepada pemerintah Inggris dan Komisi Eropa, meminta mereka untuk memprioritaskan Inggris tetap menjadi bagian dari pasar tunggal penerbangan Uni Eropa," ujar CEO EasyJet Carolyn McCall.

Berbeda dengan EasyJet, maskapai terbesar Eropa Ryanair terbang dengan sertifikat operasional Irlandia sehingga, operasionalnya di daratan Eropa akan aman.

Namun, operasionalnya di Inggris harus membutuhkan sertifikasi baru dan Ryanair sudah memprediksi tarif penerbangan akan naik karena Brexit.

Pemilik maskapai penerbangan British Airways, IAG memiliki kecemasan berbeda. IAG mengoperasikan pula Aer Lingus, Iberia, Vueling, dan OpenSkies.

British Airways dan OpenSkies memiliki sertifikasi Inggris, sementara Aer Lingus diatur regulasi Irlandia serta Iberia dan Vueling beroperasi di bawah regulasi Spanyol.

Kecemasan terbesar IAG adalah rute Trans Atlantik British Airways dari Inggris ke AS yang saat ini diatur perjanjian Open Skies.

Inggris harus tetap setuju dengan perjanjian Uni Eropa saat ini atau segera menegosiasikan perjanjian bilateral dengan AS.

Ketidakpastian bagi maskapai dan bisnis berbiaya tinggi mendorong IAG menjadi satu dari perusahaan-perusahaan pertama yang memperingatkan dampak Brexit akan mempengaruhi laba perusahaan dalam jangka pendek.

Kompas TV Infografis: Apa itu Brexit?

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber CNN Money


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com