Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Setengah Peminat Pengampunan Pajak Masuk di Periode Pertama

Kompas.com - 01/07/2016, 03:30 WIB
Estu Suryowati

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Periode pertama program Pengampunan Pajak menawarkan tarif uang tebusan paling atraktif. Asosiasi Pengusaha Indonesia (APINDO) menaksir lebih dari separuh anggota yang meminati program Pengampunan Pajak, bakal masuk di termin pertama.

Pada periode pertama, untuk deklarasi dalam negeri dan repatriasi, tarif uang tebusannya sebesar dua persen dari nilai harta bersih yang dilaporkan. Sementara untuk deklarasi luar negeri, tarif uang tebusannya sebesar empat persen dari nilai harta bersih yang diungkap.

Ketua Umum APINDO Hariyadi Sukamdani mengatakan, mayoritas peminat program dari asosiasi mereka berencana mengajukan permohonan Pengampunan Pajak pada periode pertama, yaitu Juli-September, dikarenakan tarif uang tebusan yang rendah.

"Perkiraan kita sih bisa sampai 60 persen. Periode berikutnya 25 persen, dan tiga bulan terakhir 15 persen karena (tebusannya) paling mahal," kata Hariyadi kepada Kompas.com, Rabu malam (29/6/2016).

Dari survei internal APINDO, diperkirakan nilai harta atau aset yang akan diajukan Pengampunan Pajak mencapai Rp 2.000 triliun. Hariyadi mengatakan, dari total itu, dana yang diperkirakan bakal direpatriasikan sebanyak Rp 700 triliun.

"Masuknya 50:50, ke portfolio dan sektor riil," imbuh Hariyadi.

Hariyadi mengatakan, anggota APINDO cenderung bakal memilih merepatriasikan dananya di sektor riil, yaitu pada perusahaan mereka masing-masing. Bagi mereka, repatriasi dana ke perusahaan milik merupakan pilihan di sektor riil yang paling atraktif.

"Sektor riil yang paling atraktif ya di perusahaan masing-masing. Kan diberikan fleksibilitas. Asalkan yang paling penting, tidak boleh keluar selama tiga tahun," ucap Hariyadi.

Adapun dana yang akan diikutkan program deklarasi sebanyak Rp 1.300 triliun. Hariyadi mengatakan, dana Rp 1.300 triliun itu merupakan kombinasi dari deklarasi dalam negeri dan deklarasi luar negeri.

"Tapi pasti yang lebih banyak yang dalam negeri. Mungkin bisa 60 persen sendiri," kata Hariyadi.

Dalam konferensi pers, Rabu kemarin, Menteri Keuangan Bambang PS Brodjonegoro memperkirakan akan banyak peminat program Pengampunan Pajak yang berlomba-lomba masuk di periode pertama dikarenakan tarif uang tebusannya paling rendah.

Akan tetapi, sebagaimana pelaporan Surat Pemberitahuan Tahunan (SPT), diperkirakan pula akan terjadi penumpukan pada bulan terakhir periode pertama, yakni September.

Bambang juga memperkirakan akan banyak deklarasi dalam negeri yang dilakukan. "Deklarasi dalam negeri ini cukup banyak. Jangan menyangka, semua aset itu di luar negeri. Banyak juga aset di dalam negeri yang belum diungkapkan dalam SPT," kata Bambang.

Sementara itu terkait program repatriasi, Bambang mengatakan bagi pemohon yang sudah siap masuk ke sektor riil bisa langsung ke Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), atau lewat proyek infrastruktur melalui skema misalnya Kerjasama Pemerintah Badan Usaha (KPBU).

"Uang yang mau direpatriasikan tidak harus semuanya ditukarkan dalam Rupiah. Boleh juga masuk ke Indonesia dalam dollar AS. Yang penting holding period tiga tahun. Yang penting uangnya di Indonesia," imbuh Bambang.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ada Gejolak Global, Erick Thohir Telepon Direksi BUMN, Minta Susun Strategi

Ada Gejolak Global, Erick Thohir Telepon Direksi BUMN, Minta Susun Strategi

Whats New
Inflasi Medis Kerek Harga Premi Asuransi Kesehatan hingga 20 Persen

Inflasi Medis Kerek Harga Premi Asuransi Kesehatan hingga 20 Persen

Whats New
Pemerintah Perlu Tinjau Ulang Anggaran Belanja di Tengah Konflik Iran-Israel

Pemerintah Perlu Tinjau Ulang Anggaran Belanja di Tengah Konflik Iran-Israel

Whats New
Ekspor Batik Aromaterapi Tingkatkan Kesejahteraan Perajin Perempuan Madura

Ekspor Batik Aromaterapi Tingkatkan Kesejahteraan Perajin Perempuan Madura

Whats New
Hadiri Halalbihalal Kementan, Mentan Amran: Kami Cinta Pertanian Indonesia

Hadiri Halalbihalal Kementan, Mentan Amran: Kami Cinta Pertanian Indonesia

Whats New
Pasar Modal adalah Apa? Ini Pengertian, Fungsi, dan Jenisnya

Pasar Modal adalah Apa? Ini Pengertian, Fungsi, dan Jenisnya

Work Smart
Syarat Gadai BPKB Motor di Pegadaian Beserta Prosedurnya, Bisa Online

Syarat Gadai BPKB Motor di Pegadaian Beserta Prosedurnya, Bisa Online

Earn Smart
Erick Thohir Safari ke Qatar, Cari Investor Potensial untuk BSI

Erick Thohir Safari ke Qatar, Cari Investor Potensial untuk BSI

Whats New
Langkah Bijak Menghadapi Halving Bitcoin

Langkah Bijak Menghadapi Halving Bitcoin

Earn Smart
Cara Meminjam Dana KUR Pegadaian, Syarat, dan Bunganya

Cara Meminjam Dana KUR Pegadaian, Syarat, dan Bunganya

Earn Smart
Ada Konflik Iran-Israel, Penjualan Asuransi Bisa Terganggu

Ada Konflik Iran-Israel, Penjualan Asuransi Bisa Terganggu

Whats New
Masih Dibuka, Simak Syarat dan Cara Daftar Kartu Prakerja Gelombang 66

Masih Dibuka, Simak Syarat dan Cara Daftar Kartu Prakerja Gelombang 66

Work Smart
Tingkatkan Daya Saing, Kementan Lepas Ekspor Komoditas Perkebunan ke Pasar Asia dan Eropa

Tingkatkan Daya Saing, Kementan Lepas Ekspor Komoditas Perkebunan ke Pasar Asia dan Eropa

Whats New
IHSG Turun 2,74 Persen dalam Sepekan, Kapitalisasi Pasar Saham Rp 11.718 Triliun

IHSG Turun 2,74 Persen dalam Sepekan, Kapitalisasi Pasar Saham Rp 11.718 Triliun

Whats New
Pelita Air Catat Ketepatan Waktu Terbang 95 Persen pada Periode Libur Lebaran

Pelita Air Catat Ketepatan Waktu Terbang 95 Persen pada Periode Libur Lebaran

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com