Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tol yang Membius...

Kompas.com - 04/07/2016, 12:30 WIB
Yoga Sukmana

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Tol Brebes Timur tiba-tiba jadi sorotan pada mudik Lebaran tahun ini. Sebabnya, tak lain dan tak bukan karena kemacetan yang mencapai 22 km pada H-3 kemarin.

Pengamat transportasi Djoko Setidjowarno menilai, tol yang baru diresmikan oleh Presiden Joko Widodo pada pertengahan Juni lalu itu justru jadi magnet yang membius masyarakat.

Sebagian besar kendaraan berbondong-bondong menggunakan jalan tol sepanjang 20,3 km tersebut. "Adanya tol ini, jalur non-tol pantura ditinggalkan pengguna mobil," kata Djoko, Jakarta, Senin (4/7/2016).

Akibat magnet baru itu, simpul kemacetan yang tahun lalu menggila di Palimanan bergeser ke Brebes Timur. Pupus sudah satu harapan Presiden Jokowi.

Pada peresmian Tol Pejagan-Brebes Timur pertengahan Juni lalu, Presiden berharap kemacetan panjang tidak lagi terjadi lantaran sudah ada jalan baru tersebut.

Namun, faktanya berkata lain. Sebenarnya, potensi Brebes Timur jadi titik kemacetan saat mudik sudah diprediksi pemerintah dan kepolisian jauh-jauh hari.

Brebes Timur merupakan titik pertemuan kendaraan dari arah barat (jalur pantura dari arah Jakarta) serta kendaraan dari arah selatan (pintu keluar Tol Pejagan-Brebes Timur).

Namun, antisipasi yang dilakukan, misalnya contra flow, pun tidak mampu mengurai kendaraan yang sudah menumpuk puluhan kilometer.

Di sisi lain, daya tarik jalur pantura yang beberapa tahun silam masih jadi pilihan utama pemudik sudah luntur.

Padahal, jalur tersebut bisa jadi jalur alternatif untuk mengantipasi kepadatan yang menggila di jalan tol. Namun, nyatanya, magnet baru membuat siapa saja ingin melaluinya.

Bicara soal jalur pantura, sebenarnya kelunturan daya tariknya sudah terjadi sejak tahun lalu. Kehadiran Tol Cikopo-Palimanan sepanjang 116 km jadi penyebabnya.

"Kini jalur pantura lebih lengang dan banyak dinikmati sepeda motor," kata Djoko. Ia berharap agar pemerintah tidak hanya mempropagandakan mudik melalui jalan tol, tetapi juga melakukan sosialisasi jalur alternatif, termasuk jalur non-tol pantura.

Selain itu, penyediaan transportasi umum mulai dari bus, KA, kapal, sampai pesawat juga harus ditambah.

Pemerintah harus menciptakan magnet pada sarana angkutan umum, bukan lagi prasarana yang membuat orang berbondong-bondong pulang kampung menggunakan kendaraan pribadi.

Dengan keamanan, kenyamanan, dan harga yang terjangkau, transportasi umum harus bisa jadi magnet selanjutnya.

Kompas TV Fakta Unik Mudik Hanya di Indonesia

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com