Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pedagang Bedug Tanah Abang, yang Masih Eksis hingga Kini

Kompas.com - 05/07/2016, 20:30 WIB
Pramdia Arhando Julianto

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Perayaan hari raya Idul Fitri 2016 tinggal menghitung jam, berbagai persiapan menjelang hari raya pun sudah dipersiapkan jauh-jauh jari oleh masyarakat, seperti panganan di saat Lebaran, hingga pakaian baru untuk di hari yang fitri.

Di Indonesia, pada malam takbir jelang perayaan Idul Fitri biasanya masyarakat melakukan pawai keliling atau menabuh bedug keliling bersama-sama.

Hal ini menjadi berkah tersendiri bagi penjual bedug di sepanjang Jalan KH Mas Mansyur Tanah Abang, setiap bulan puasa hingga jelang lebaran lapak-lapak dadakan yang menjajakan bedug berbagai ukuran dipamerkan untuk perayaan malam takbir.

Hasan (51), penjual bedug di Jalan Jalan KH Mas Mansyur Tanah Abang, mengakui setiap tahun dirinya selalu menjajakan bedug hasil karyanya untuk perayaan malam takbir.

"Setiap tahun dagang di sini, mulai pas bulan puasa sampai malam takbir, setiap tahun lumayan penjualan, tapi agak turun dari tahun ke tahun," ujar Hasan kepada Kompas.com di kawasan Tanah Abang, Selasa (5/7/2016).

Hasan mengatakan, dalam menjual bedug dirinya menjual dengan berbagai ukuran san model bedug. "Saya jual banyak ukurannya, ada yang kecil buat anak-anak, ada yang sedang dan besar, sama ada juga yang khusus bedug untuk hiasan biasanya dipakai sama mall dan hotel untuk interior," tambah Hasan.

"Harganya bervariasi ya, dari Rp 150.000 sampai Rp 600.000 dari yang kecil sampai yang besar, kalo yang interior ya dua jutaanlah kira-kira," papar Hasan.

Hasan menambahkan, dirinya sudah puluhan tahun menggeluti bisnis bedug musiman.

"Udah puluhan tahunlah di sini dari masih muda dagang tiap mau Lebaran, dari tahun ke tahun lumayan tapi turun terus, apalagi sekarang Jakarta enggak boleh takbir keliling, jadi agak turun, pas masih boleh takbir keliling di Jakarta lumayan sebulan bisa tembus Rp 65.000.000," ungkap Hasan.

Sementara itu, untuk penjualan tahun ini Hasan tidak menargetkan omzet yang akan dirinya dapatkan. "Tahun kemarin aja turun, tahun ini engga target pokoknya, dapet Rp 30.000.000 juga sudah Alhamdulillah," lanjutnya.

Hasan mengatakan, untuk periode penjualan biasanya ramai pada akhir bulan puasa hingga malam takbir. "Kalau dihitung dari tahun ke tahun ramainya itu akhir puasa sampai malam takbir kan banyak tuh yang nyari, anak-anak muda remaja masjid yang mau takbir keliling," papar Hasan.

"Kalau untuk yang interior biasanya kita stok, karena mall dan hotel biasanya sudah pesen, mau nggak mau kita harus siap barang," pungkas Hasan.

Sementara itu, pantauan Kompas.com di sepanjang jalan KH Mas Mansyur Tanah abang sampai dengan H-1 Lebaran banyak penjual bedug yang membuka lapak di atas trotoar atau bahu jalan. Tidak sedikit masyarakat yang sekadar mampir untuk melihat-lihat bedug, dan tawar menawar harga bedug yang ingin dibelinya.

Maman, pembeli bedug asal Kosambi, Tangerang, mengatakan, dirinya sengaja jauh-jauh datang ke Tanah Abang untuk membeli bedug karena harga yang murah dan kualitas bagus.

"Dari Kosambi, jauh emang tapi di sini (Tanah Abang) bedugnya terkenal bagus dari mulai kulitnya, gentongnya, sampai suaranya juga oke, udah gitu harga bersaing, kan biar takbirannya makin ramai pakai bedug," ungkap Maman.

Kompas TV Warga Antre Beli Daging Ayam dan Sapi
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com