MILAN, KOMPAS.com - Bank investasi JPMorgan Chase & Co menyatakan, tidak menutup kemungkinan akan memindahkan ribuan pegawainya dari Inggris.
CEO Jamie Dimon menyatakan, hal ini bisa dilakukan kalau Inggris kehilangan hak otomatisnya untuk menjual layanan keuangan ke Uni Eropa menyusul hasil voting referendum beberapa waktu lalu.
Saat ini, perbankan yang berkantor pusat di Inggris bisa menjual layanan secara bebas di sepanjang Uni Eropa di bawah sistem semacam paspor.
Sistem ini menandai pasar tunggal Uni Eropa untuk perusahaan-perusahaan finansial. Akan tetapi, setelah referendum memutuskan Inggris keluar dari Uni Eropa, dikhawatirkan sistem ini tak lagi berlaku.
Padahal, menurut Dimon, sistem aturan paspor semacam itu merupakan kunci operasional JPMorgan di Uni Eropa.
"Isu pentingnya adalah aturan paspor yang kami miliki di London dan memungkinkan kami memberikan layanan bagi nasabah di Uni Eropa. Akan tetapi, apabila Uni Eropa merespons kondisi terkini di Inggris, skenario terburuknya adalah kami harus memindahkan ribuan pegawai kami ke cabang-cabang lain di zona Eropa," ujar Dimon seperti dikutip channelnewsasia.com.
JPMorgan memiliki 16.000 orang pegawai di Inggris. Bank tersebut memiliki kantor pusat Eropa di London dan kantor di Bournemouth dan Skotlandia.
Kantor-kantor tersebut menyokong operasional JPMorgan di kawasan Eropa, Timur Tengah, dan Afrika.
Pada akhirnya, ketiga kantor tersebut berhasil membantu JPMorgan meraup pendapatan 14,2 miliar dollar AS pada tahun 2015 silam.