LONDON, KOMPAS.com - Maskapai penerbangan AirAsia tengah mempelajari kemungkinan untuk melantai di bursa Hongkong.
Langkah ini merupakan bagian dari rencana maskapai penerbangan murah itu untuk membuat perusahaan patungan di China.
Grup maskapai penerbangan asal Malaysia tersebut terus mencari armada baru untuk memenuhi permintaan yang amat besar di kawasan Asia Utara dan lainnya.
Adapun AirAsia sudah memiliki afiliasi di kawasan Asia Tenggara. Mengutip Channel News Asia, Senin (11/7/2016), AirAsia membidik rencana pembentukan perusahaan patungan dengan dukungan dari badan usaha milik pemerintah China.
Tujuannya adalah untuk menangkap lalu lintas udara di kota-kota sekunder dan tersier Negeri Tirai Bambu tersebut. CEO dan pendiri AirAsia Tony Fernandes menyatakan ada potensi melakukan dual listing.
Namun demikian, ia tak menyebut lokasi atau kemungkinan pemesanan armada pesawat baru. "Sedang mencari (pendapatan) yang lebih banyak, kapasitas yang lebih besar, dan dual listing," kata Fernandes pada akun Twitter pribadinya.
Dikabarkan AirAsia sedang dalam tahapan pembicaraan dengan perbankan dan pemegang saham potensial China, termasik China Everbright Bank.
Rencana listing AirAsia tersebut juga sejalan dengan bangkitnya bisnis grup itu seiring harga minyak yang rendah serta tambahan investasi dan kendali bisnis Fernandes dan mitranya.
Saham AirAsia jatuh tajam pada tahun 2015 silam, akibat laporan keuangan yang negatif. Meski begitu, saham AirAsia langsung cepat mengalami rebound.
Fernandes pernah menyatakan, permintaan di China berangsur meningkat. AirAsia juga membidik permintaan yang lebih besar di pasar-pasar seperti Jepang dan Korea Selatan.