Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

BI Waspadai Efek Negosiasi Inggris dan Uni Eropa Pasca-"Brexit"

Kompas.com - 11/07/2016, 15:53 WIB
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Gubernur Bank Indonesia (BI) Agus DW Martowardojo menyatakan bank sentral mewaspadai efek keluarnya Inggris dari Uni Eropa alias Brexit.

Menurut Agus, referendum yanv dihelat pada akhir Juni 2016 lalu masih merupakan taraf awal.

Dalam jangka pendek, kata Agus, memang terjadi guncangan sejalan dengan hasil referendum. Hal ini dapat dilihat dari kurs mata uang poundsterling yang tertekan.

"Tapi kita tahu yang membuat khawatir adalah karena ketidakpastian politik karena perdana menterinya menyatakan akan mengundurkan diri di bulan Oktober. Nanti Inggris bagaimana harus melakukan renegosiasi dengan Uni Eropa," kata Agus di sela-sela halal bihalal BI, Senin (11/7/2016).

Agus mengungkapkan, proses negosiasi antara Inggris dengan Uni Eropa berlangsung selama 2 tahun. Akan tetapi, banyak hal yang harus dinegosiasikan sehingga bisa menimbulkan kondisi ketidakpastian.

Lebih lanjut, Agus memberi contoh beberapa industri yang sudah mengalami gejolak sebagai akibat dari Brexit.

Salah satunya adalah industri keuangan karena banyak perusahaan keuangan dunia yang berkantor pusat di Inggris untuk dapat menggarap bisnis dengan negara-negara Eropa.

Akan tetapi, dengan adanya Brexit maka bisnis menjadi terbatas.

"Jadi tekanan pada industri keuangan besar. Industri-industri lain perlu juga transisi," jelas Agus.

Dengan demikian, bank sentral memandang ketidakpastian masih berlangsung jangka menengah dan Indonesia perlu waspada. Soalnya, perekonomian dunia masih lemah, ditambah Brexit yang terjadi di Inggris.

"Saya lihat ini periode yang masih akan berlangsung jangka menengah dan Indonesia perlu waspada. Kita tahu ekonomi dunia yang sekarang masih lemah dibantu kondisi Inggris yang juga perlu perhatian. Ini perlu hati-hati," ungkap Agus.

Kompas TV Infografis: Apa itu Brexit?
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com