Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jaga Natuna, Pemerintah Siapkan 4 Strategi

Kompas.com - 13/07/2016, 15:03 WIB
Yoga Sukmana

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Pemerintah sudah menetapkan strategi untuk menjaga perairan Natuna yang kerap dimasuki kapal asing.

Menteri Koordinnator Kemaritiman Rizal Ramli menuturkan, strategi untuk menjaga perairan Natuna terdiri dari 4 langkah.

Pertama, mendorong industri perikanan di Natuna.

"Kami akan jadikan Natuna tempat lelang ikan seperti di Tokyo. Tempat pelelangan ikan teerbesar di Asia Tenggara," ujar Rizal Ramli di Jakarta, Rabu (16/7/2016).

Kata Rizal, cara yang akan ditempuh pemerintah yakni dengan memindahkan 400 kapal nelayan tradisional Pantai Utara (Pantura) Jawa ke Natuna.

Namun, hanya kapal-kapal besar yang ukurannya lebih dari 30 GT saja yang akan diberikan izin menangkap ikan di Natuna.

Kedua, pemerintah segera mengembangkan pariwisata di Natuna. Menurut Rizal, Natuna sangat potensial dikembangkan sebagai objek pariwisata karena kaya akan keindahan alamnya.

Ketiga, pemerintah segera melakukan evaluasi sektor minyak dann gas di Natuna. Selama ini kata Rizal, ada sejumlah konsesi pengelolaan kekayaan minyak dan gas yang mandek di Natuna.

"Kami akan evaluasi, mana yang mandek. Kami akan buka tender ke pemain yang baru," kata Rizal.

Keempat, pemerintah akan mengerahkan penjagaan keamanan di perairan Natuna yang lebih ketat. Dengan begitu diharapkan kadaulatan Indonesia di kawasan yang strategis itu bisa tetap terjaga.

Pemerintah masih akan menindaklanjuti 4 langkah untuk menjaga perairan Natuna dalam waktu dekat. Diharapkan, kebijakann tersebut bisa segara dijalankan.

Kompas TV TNI AU Siagakan Pesawat Jaga Wilayah Natuna

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Simak, 5 Cara Tingkatkan Produktivitas Karyawan bagi Pengusaha

Simak, 5 Cara Tingkatkan Produktivitas Karyawan bagi Pengusaha

Work Smart
Konflik Iran-Israel, Kemenhub Pastikan Navigasi Penerbangan Aman

Konflik Iran-Israel, Kemenhub Pastikan Navigasi Penerbangan Aman

Whats New
Terbit 26 April, Ini Cara Beli Investasi Sukuk Tabungan ST012

Terbit 26 April, Ini Cara Beli Investasi Sukuk Tabungan ST012

Whats New
PGEO Perluas Pemanfaatan Teknologi untuk Tingkatkan Efisiensi Pengembangan Panas Bumi

PGEO Perluas Pemanfaatan Teknologi untuk Tingkatkan Efisiensi Pengembangan Panas Bumi

Whats New
Daftar Lengkap Harga Emas Sabtu 20 April 2024 di Pegadaian

Daftar Lengkap Harga Emas Sabtu 20 April 2024 di Pegadaian

Spend Smart
Tren Pelemahan Rupiah, Bank Mandiri Pastikan Kondisi Likuiditas Solid

Tren Pelemahan Rupiah, Bank Mandiri Pastikan Kondisi Likuiditas Solid

Whats New
LPS Siapkan Pembayaran Simpanan Nasabah BPRS Saka Dana Mulia

LPS Siapkan Pembayaran Simpanan Nasabah BPRS Saka Dana Mulia

Whats New
Harga Emas Antam Sabtu 20 April 2024, Naik Rp 2.000 Per Gram

Harga Emas Antam Sabtu 20 April 2024, Naik Rp 2.000 Per Gram

Spend Smart
Ini 6 Kementerian yang Sudah Umumkan Lowongan CPNS 2024

Ini 6 Kementerian yang Sudah Umumkan Lowongan CPNS 2024

Whats New
Rincian Harga Emas Hari Ini di Pegadaian 20 April 2024

Rincian Harga Emas Hari Ini di Pegadaian 20 April 2024

Spend Smart
Harga Bahan Pokok Sabtu 20 April 2024, Harga Ikan Tongkol Naik

Harga Bahan Pokok Sabtu 20 April 2024, Harga Ikan Tongkol Naik

Whats New
Aliran Modal Asing Keluar Rp 21,46 Triliun dari RI Pekan Ini

Aliran Modal Asing Keluar Rp 21,46 Triliun dari RI Pekan Ini

Whats New
Kementerian PUPR Buka 26.319 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Rinciannya

Kementerian PUPR Buka 26.319 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Rinciannya

Whats New
[POPULER MONEY] Kartu Prakerja Gelombang 66 Dibuka | Luhut dan Menlu China Bahas Kelanjutan Kereta Cepat Sambil Makan Durian

[POPULER MONEY] Kartu Prakerja Gelombang 66 Dibuka | Luhut dan Menlu China Bahas Kelanjutan Kereta Cepat Sambil Makan Durian

Whats New
Ada Konflik di Timur Tengah, RI Cari Alternatif Impor Migas dari Afrika dan Amerika

Ada Konflik di Timur Tengah, RI Cari Alternatif Impor Migas dari Afrika dan Amerika

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com