Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Panama Nyatakan Siap Membuka Diri soal Informasi Keuangan

Kompas.com - 25/07/2016, 16:44 WIB
Estu Suryowati

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Panama, yang terkenal sebagai negeri suaka pajak, dalam dua tahun mendatang sudah akan menerapkan keterbukaan informasi, khususnya untuk kepentingan perpajakan.

Panama bersiap menerapkan Automatic Exchange of Information (AEoI) pada 2018 mendatang.

Menteri Keuangan Bambang PS Brodjonegoro menyampaikan, sikap Panama ini merupakan kemajuan karena sebelumnya negara yang heboh dengan skandal "Panama Paper" itu tidak mau mengikuti ketentuan dalam AEoI.

"Panama sudah setuju untuk ikut di 2018," kata Bambang kepada wartawan di DPR, Jakarta, Senin (25/7/2016).

"Jadi, itu kemajuan karena pada sebelumnya dia belum ikut," ucap Bambang.

Bambang mengatakan, keterbukaan informasi untuk perpajakan menjadi perhatian Indonesia yang didengungkan dalam pertemuan G-20 di Chengdu, China, pekan lalu.

Dalam pertemuan G-20, Bambang bilang, Indonesia mengusulkan adanya sanksi terhadap negara atau yurisdiksi yang masih enggan menerapkan AEoI pada 2018.

Bambang juga menyampaikan, ada kemungkinan beberapa yurisdiksi yang mencari celah untuk tidak mengikuti ketentuan AEoI.

"Jadi, kita minta G-20 mewaspadai hal ini dan memastikan semua yurisdiksi negara ataupun bukan negara untuk benar-benar bisa diikat dalam ketentuan AEoI," ucap Bambang.

Lebih lanjut, dia bilang, belum diputuskan apa bentuk sanksi terhadap negara atau yurisdiksi yang tidak patuh ketentuan AEoI.

Namun, diperkirakan, sanksi yang bakal dikenakan termasuk blacklist atau sanksi dalam bentuk aliran uang, atau pengakuan terhadap sistem keuangan.

"Terkait sanksinya, nanti dirumuskan OECD (Organization for Economic Cooperation & Development) dan kemudian diajukan ke G-20 supaya nanti bisa dipatuhi dan diikuti oleh semua negara tanpa terkecuali, termasuk yang kategorinya itu cuma yurisdiksi," pungkas Bambang.

Kompas TV "Panama Papers" Ungkap Praktik Kotor Keuangan - Bag. 1
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Harga Emas Terbaru 16 Mei 2024 di Pegadaian

Harga Emas Terbaru 16 Mei 2024 di Pegadaian

Spend Smart
Harga Emas Antam: Detail Harga Terbaru Pada Kamis 16 Mei 2024

Harga Emas Antam: Detail Harga Terbaru Pada Kamis 16 Mei 2024

Spend Smart
Harga Bahan Pokok Kamis 16 Mei 2024, Harga Ikan Bandeng Turun

Harga Bahan Pokok Kamis 16 Mei 2024, Harga Ikan Bandeng Turun

Whats New
Emiten Migas Elnusa Bakal Tebar Dividen Rp 201 Miliar

Emiten Migas Elnusa Bakal Tebar Dividen Rp 201 Miliar

Whats New
Kewajiban Sertifikat Halal bagi UMKM Ditunda hingga 2026

Kewajiban Sertifikat Halal bagi UMKM Ditunda hingga 2026

Whats New
BW Digital dan Anak Usaha Telkom Bangun Sistem Komunikasi Kabel Laut Hubungkan Australia, RI, Singapura

BW Digital dan Anak Usaha Telkom Bangun Sistem Komunikasi Kabel Laut Hubungkan Australia, RI, Singapura

Whats New
Garuda Indonesia Hentikan Sementara Operasional Pesawat yang Alami Insiden Mesin Terbakar

Garuda Indonesia Hentikan Sementara Operasional Pesawat yang Alami Insiden Mesin Terbakar

Whats New
IHSG Diperkirakan Akan Melemah, Simak Analisis dan Rekomendasi Sahamnya

IHSG Diperkirakan Akan Melemah, Simak Analisis dan Rekomendasi Sahamnya

Whats New
Ditopang Data Inflasi AS, Wall Street Berakhir di Zona Hijau

Ditopang Data Inflasi AS, Wall Street Berakhir di Zona Hijau

Whats New
Masih Terkendali, Inflasi AS Bulan April Turun Jadi 3,4 Persen

Masih Terkendali, Inflasi AS Bulan April Turun Jadi 3,4 Persen

Whats New
Fitch Ratings Proyeksi Defisit Anggaran Pemerintahan Prabowo-Gibran Melebar Dekati 3 Persen

Fitch Ratings Proyeksi Defisit Anggaran Pemerintahan Prabowo-Gibran Melebar Dekati 3 Persen

Whats New
RI Raup Rp 14,8 Triliun dari Ekspor Tuna, Pemerintah Harus Jaga Populasinya

RI Raup Rp 14,8 Triliun dari Ekspor Tuna, Pemerintah Harus Jaga Populasinya

Whats New
OJK Sebut Porsi Pembiayaan Kendaraan Listrik Baru 0,01 Persen

OJK Sebut Porsi Pembiayaan Kendaraan Listrik Baru 0,01 Persen

Whats New
Rencana Merger XL Axiata dan Smartfren Masuk Tahap Evaluasi Awal

Rencana Merger XL Axiata dan Smartfren Masuk Tahap Evaluasi Awal

Whats New
[POPULER MONEY] 2.650 Pekerja Pabrik di Jabar Kena PHK dalam 3 Bulan Terakhir | Percikan Api Bikin Penerbangan Haji Kloter 5 Makassar Balik ke Bandara

[POPULER MONEY] 2.650 Pekerja Pabrik di Jabar Kena PHK dalam 3 Bulan Terakhir | Percikan Api Bikin Penerbangan Haji Kloter 5 Makassar Balik ke Bandara

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com