Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menghadapi Tantangan Kualitas SDM Siap Pakai di Era MEA

Kompas.com - 01/08/2016, 21:00 WIB
Aprillia Ika

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com – Kualitas para sarjana yang dihasilkan dari perguruan tinggi di Indonesia dinilai belum mampu memenuhi tuntutan kualitas sumber daya manusia (SDM), terutama untuk bersaing pada era pasar bebas Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA).

Tidak heran jika pemerintah saat ini mulai mendorong pendidikan vokasi, untuk menghasilkan lulusan siap kerja di berbagai industri.

Keseriusan pemerintah tercermin dari dicanangkannya paket kebijakan ekonomi XII oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi) pada April 2016 lalu.

Dalam paket kebijakan anyar ini, pemerintah menitikberatkan pada percepatan pembangunan infrastruktur, reformasi struktural atau deregulasi, serta, peningkatan kualitas SDM.

Pasca-reshuffle Kabinet Kerja pada 27 Juli 2016 lalu, Jokowi juga menugaskan para menteri baru untuk fokus pada peningkatan SDM.

Hal itu terutama untuk pendidikan vokasi yang menyediakan SDM berkualitas dan siap pakai, agar dapat mengejar ketertinggalan di era MEA.

Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto, menyatakan sejumlah negara seperti Korea, Jepang, dan Jerman sangat terbuka membantu Indonesia mengembangkan pendidikan vokasi.

Menteri Airlangga mengatakan, agar hal itu terlaksana diperlukan koordinasi dengan Kementerian Ketenagakerjaan, Kementerian Pendidikan, serta Kementerian Keuangan untuk menentukan insentifnya.

Selain  itu, dalam membangun pendidikan vokasi pihaknya juga akan mendorong keterlibatan swasta.

Filosofi Pendidikan Jepang

Universitas Darma Persada atau kerap disapa Unsada, memiliki cara  tersendiri menghadapi tantangan tersebut.

Universitas yang berdiri sejak 1986 ini menggunakan pondasi filosofi khas Jepang, yakni Monozukuri dan Hitozukuri, sebagai landasan kurikulum di setiap program studi (prodi).

Boleh dibilang, univesitas swasta yang didirikan oleh para alumni mahasiswa yang menimba ilmu di Jepang ini merupakan universitas pertama yang menerapkan filosofi tersebut.

Lantas apakah yang dimaksud dengan Hitozukuri dan Monozukuri tersebut? Mengapa filosofi ini penting mencetak SDM berkualitas?

Hitozukuri berarti mencetak manusia. Artinya, filosofi pendidikan ini berupa suatu rangkaian proses pendidikan yang menghasilkan para tenaga ahli handal.

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com