Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sore Ini, Sidang Kabinet Akan Bahas Pemangkasan Anggaran

Kompas.com - 03/08/2016, 13:30 WIB
Estu Suryowati

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Pemerintah bersiap-siap mengkalkulasi kembali proyeksi penerimaan dan belanja dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan (APBNP) 2016.

Kekhawatiran pelebaran defisit jika program amnesti pajak tidak berjalan sesuai rencana, nampaknya perlu dicarikan antisipasi. Salah satu caranya, melalui pemotongan anggaran (cut spending).

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution, saat dikonfirmasi Kompas.com, membenarkan adanya kemungkinan akan ada pemotongan anggaran jilid II. Hal itu akan dibahas dalam sidang kabinet sore ini adalah perihal pemotongan anggaran.

"Ya, nanti sore itu mau ada sidang kabinet untuk membahas antara lain itu (pemotongan anggaran)," kata Darmin singkat kepada wartawan, di Jakarta, Rabu (3/8/2016).

Menurut Darmin, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati tentu akan menyisir terlebih dahulu mana belanja prioritas dan mana belanja non-prioritas, sebelum memutuskan besaran anggaran yang akan dipotong.

Di sisi lai, Darmin memastikan, pemerintah tetap akan menjaga defisit anggaran di bawah tiga persen, sesuai dengan Undang-undang Nomor 17 tahun 2003 tentang Keuangan Negara.

Darmin tidak melihat ada kemungkinan diterbitkannya Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-undang. "Itu (penerbitan Perlu) merusak kredibilitas pemerintah," kata mantan Gubernur Bank Indonesia itu.

Konsolidasi Fiskal

Dalam sebuah diskusi awal pekan ini, Institute for Development of Economics and Finance (INDEF) menyampaikan, salah satu tantangan tim ekonomi baru di Kabinet Jokowi-JK adalah melakukan konsolidasi fiskal.

Peneliti INDEF Imaduddin Abdullah mengatakan, pemerintah perlu mempertimbangkan pemotongan anggaran kedua, untuk menjaga kredibilitas.

Dalam diskusi sama, akademisi Universitas Indonesia (UI) Faisal Basri mengatakan, dengan potensi program amnesti pajak tidak berjalan lancar, Sri Mulyani perlu mempertimbangkan pemotongan anggaran antara Rp 75 triliun hingga Rp 100 triliun.

Defisit Melebar

Kecepatan realisasi belanja negara pada semester I 2016 tidak diimbangi dengan penerimaan. Akibatnya, defisit melebar Rp 146,4 triliun dari Rp 84,3 triliun pada semester I 2015 menjadi Rp 230,7 triliun pada semester I 2016.

Defisit anggaran pada semester I 2016 di level 1,83 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB). Adapun defisit anggaran pada semester I 2015 di level 0,73 persen dari PDB.

Direktur Eksekutif INDEF Enny Sri Hartati mengatakan, realisasi belanja negara memang membaik. Namun realisasi penerimaan negara turun.

Kata Enny, kecenderungan yang terjadi di dua kuartal berikutnya adalah penerimaan stagnan. Sedangkan belanja negara akan lebih cepat.

"Biasanya belanja dipadatkan mendekati akhir-akhir tahun. Ini perlu diantisipasi," ucap Enny.

Kompas TV Berhemat, Pemerintah Sunat Anggaran Menteri

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Perputaran Uang Judi Online di RI sampai Rp 327 Triliun Setahun

Perputaran Uang Judi Online di RI sampai Rp 327 Triliun Setahun

Whats New
Bapanas Pastikan Konflik Israel-Iran Tak Pengaruhi Masuknya Komoditas Pangan yang Rutin Diimpor

Bapanas Pastikan Konflik Israel-Iran Tak Pengaruhi Masuknya Komoditas Pangan yang Rutin Diimpor

Whats New
Pasca Akuisisi BPR, KoinWorks Fokus Inovasi dan Efisiensi Tahun Ini

Pasca Akuisisi BPR, KoinWorks Fokus Inovasi dan Efisiensi Tahun Ini

Whats New
Lion Air Bantah 2 Pegawai yang Ditangkap Menyelundupkan Narkoba Merupakan Pegawainya

Lion Air Bantah 2 Pegawai yang Ditangkap Menyelundupkan Narkoba Merupakan Pegawainya

Whats New
Indofarma Akui Belum Bayar Gaji Karyawan Periode Maret 2024, Mengapa?

Indofarma Akui Belum Bayar Gaji Karyawan Periode Maret 2024, Mengapa?

Whats New
Pesetujuan KPR BSI Kini Hanya Butuh Waktu Satu Hari

Pesetujuan KPR BSI Kini Hanya Butuh Waktu Satu Hari

Spend Smart
Bank Sentral Inggris Diprediksi Pangkas Suku Bunga pada Mei 2024

Bank Sentral Inggris Diprediksi Pangkas Suku Bunga pada Mei 2024

Whats New
Cara Membuat Kartu ATM BCA Berfitur Contactless

Cara Membuat Kartu ATM BCA Berfitur Contactless

Work Smart
Pertanyaan Umum tapi Menjebak dalam Wawancara Kerja, Apa Itu dan Bagaimana Cara Jawabnya?

Pertanyaan Umum tapi Menjebak dalam Wawancara Kerja, Apa Itu dan Bagaimana Cara Jawabnya?

Work Smart
Menko Airlangga soal Kondisi Geopolitik Global: Belum Ada Apa-apa, Kita Tenang Saja...

Menko Airlangga soal Kondisi Geopolitik Global: Belum Ada Apa-apa, Kita Tenang Saja...

Whats New
Pasar Perdana adalah Apa? Ini Pengertian dan Alur Transaksinya

Pasar Perdana adalah Apa? Ini Pengertian dan Alur Transaksinya

Work Smart
Apa Dampak Konflik Iran-Israel ke Industri Penerbangan Indonesia?

Apa Dampak Konflik Iran-Israel ke Industri Penerbangan Indonesia?

Whats New
HUT Ke-35 BRI Insurance, Berharap Jadi Manfaat bagi Masyarakat

HUT Ke-35 BRI Insurance, Berharap Jadi Manfaat bagi Masyarakat

Rilis
Menperin Siapkan Insentif untuk Amankan Industri dari Dampak Konflik Timur Tengah

Menperin Siapkan Insentif untuk Amankan Industri dari Dampak Konflik Timur Tengah

Whats New
Respons Bapanas soal Program Bantuan Pangan Disebut di Sidang Sengketa Pilpres

Respons Bapanas soal Program Bantuan Pangan Disebut di Sidang Sengketa Pilpres

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com