KOMPAS.com - Produk halal Indonesia memunyai peluang besar merebut pasar di ASEAN. Momentum yang bisa dimanfaatkan oleh pelaku usaha produk halal adalah Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) yang kini tengah bergulir.
Marketing & Sales Director PT Unimos Hawie Wijono mengatakan pandangannya itu pada Senin (8/8/2016). "Makanan itu, sebelum enak, sebelum murah, sebelum bagus, mesti halal dulu dong," katanya pada peluncuran biskuit malkist susu Kokola.
Menurut Hawie lebih lanjut, produk halal sejatinya tidak hanya berhenti berlaku untuk umat Islam. "Halal itu universal. Karena, makanan halal itu baik," tuturnya.
Potensial
Angka 240 juta itu pun setara dengan 25 persen dari total penduduk beragama Islam dunia. Saat ini, penduduk beragama Islam di seluruh dunia ada di kisaran jumlah 1,6 miliar jiwa.
Sementara itu, kata Hawie, dari total 250 juta jiwa penduduk Indonesia, paling tidak ada 85 persennya beragama Islam. "Jumlah ini saja sudah potensial," tutur Hawie.
Masih menurut Hawie, Indonesia paling tepercaya soal standardisasi makanan halal. Lantaran itulah, Indonesia punya potensi besar menjadi pionir makanan halal. "Halal food harus menjadi milik Indonesia," imbuh Hawie.
Menurut catatan terkumpul, saat ini, malkist susu Kokola diproduksi hingga 20.000 karton per harinya. Untuk Indonesia, pasar terbesar masih berada di Jawa. Sementara, pasar ekspor produk Kokola sudah mencapai kawasan Asia Pasifik antara lain Australia, Filipina, Korea Selatan, hingga China.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.