NEW YORK, KOMPAS.com - Harga minyak dunia tergelincir pada Senin (22/8/2016) waktu setempat setelah mengalami rally pada pekan lalu. Penyebabnya adalah peristiwa di Nigeria dan pernyataan Irak tentang kemungkinan meningkatkan pasokan.
Di London, acuan harga minyak mentah North Sea Brent untuk pengiriman bulan Oktober 2016 merosot 1,72 dollar AS. Dengan demikian, harga minyak Brent dipatok 49,16 dollar AS per barrel.
Sementara itu, acuan harga minyak AS West Texas Intermediate di perdagangan New York untuk pengiriman September 2016 meleset 1,47 dollar AS. Harga minyak WTI pun ditutup pada posisi 47,05 dollar AS per barrel.
Tergelincirnya harga minyak terjadi setelah Irak memberikan sinyal ada kemungkinan peningkatan produksi dari ladang minyak di Kirkuk. Peningkatan produksi ini berdasarkan kesepakatan antara provinsi dengan menteri energi Irak yang baru.
Blooomberg melaporkan, pengiriman dari tiga ladang minyak di kawasan utara Irak bisa naik menjadi 150.000 barrel per hari. Hal ini sejalan dengan resolusi atas permasalahan pembayaran antara Pemerintah Regional Kurdistan dengan pemerintah pusat.
Selain itu, kelompok pemberontak di Nigeria telah mengumumkan gencatan senjata bersyarat dan setuju untuk melakukan pembicaraan dengan pemerintah Nigeria setelah penyerangan pada fasilitas minyak dan gas utama negara tersebut.
"Minyak dipengaruhi oleh penguatan dollar AS dan kabar bahwa Irak berencana meningkatkan ekspornya menimbulkan kekhawatiran bahwa banjir pasokan akan semakin parah," ujar Bernard Aw, analis dari IG Markets di Singapura.
(Baca: Krisis di Venezuela Bisa Guncang Harga Minyak Dunia)