Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Indonesia Tidak Perlu Cemaskan Kebijakan The Fed, Ini Alasannya

Kompas.com - 23/08/2016, 18:30 WIB
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com – Keputusan apakah bank sentral Amerika Serikat Federal Reserve untuk melakukan penyesuaian lanjutan terhadap suku bunga acuan Fed Fund Rate memberikan pengaruh tersendiri terhadap perekonomian global.

Apakah keputusan The Fed tersebut akan memberi dampak terhadap Indonesia dan haruskah kita khawatir? Ternyata jawabannya adalah tidak juga.

Kepala Ekonom PT Bank Permata Tbk Josua Pardede mengungkapkan, Indonesia sebenarnya tidak perlu khawatir terhadap kebijakan maupun keputusan The Fed.

Josua menjelaskan, apabila melihat notulensi rapat Federal Open Meeting Committee (FOMC) bulan Juli 2016, secara jelas The Fed menyatakan bakal berhati-hati untuk melanjutkan normalisasi kebijakan moneternya.

Caranya adalah dengan tidak mengubah proyeksi inflasi dan tingkat pengangguran secara signifikan.

Pertimbangan tersebut didasarkan pada data Produk Domestik Bruto (PDB) AS pada kuartal II 2016 yang lebih lemah dari perkiraan.

Selain itu, The Fed berdasar pula pada data Personal Consumption Expenditure alias pengeluaran konsumsi pribadi bulan Juni 2016 yang berkisar 0,9 persen, lebih rendah dari target The Fed sebesar 2 persen walaupun data tenaga kerja terus membaik.

“Namun demikian, Fed Fund Rate masih berpeluang naik maksimal 25 basis poin pada akhir tahun 2016, setelah pemilu presiden berlangsung dan setelah asesmen bank sentral AS terkait perkembangan data pada kuartal III 2016. Ekspektasi pasar pada kenaikan bulan Desember 2016 ini mencapai 51 persen,” ujar Josua kepada Kompas.com, Selasa (23/8/2016).

Adapun terkait dampaknya terhadap Indonesia diyakini Josua cenderung tidak akan sebesar dampak negatif yang dialami pasar keuangan pada tahun lalu. Hal ini mengingat kondisi fundamental perekonomian Indonesia yang membaik.

Hal tersebut ditunjukkan dengan inflasi yang semakin terkendali, yakni kurang dari 3,5 persen hingga akhir tahun 2016.

Di samping itu, defisit transaksi berjalan atau Current Account Deficit (CAD) juga cukup terkendali, sehingga dampak kenaikan suku bunga The Fed pada tahun ini tidak akan signiifkan.

“Menurut saya, Indonesia tidak perlu cemas berlebihan karena keputusan The Fed pada tahun ini selain didasarkan pada indikator ekonomi AS, yakni tingkat pengangguran dan inflasi juga dipengaruhi oleh kondisi ekonomi global serta antisipasi dampak Brexit pada ekonomi,” tutur Josua.

Kompas TV Jokowi: Pertumbuhan Ini Jauh Lebih Besar dari Rata-Rata

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Lowongan Kerja PT Honda Prospect Motor untuk S1, Ini Persyaratannya

Lowongan Kerja PT Honda Prospect Motor untuk S1, Ini Persyaratannya

Whats New
Sudah Bisa Dibeli, Ini Besaran Kupon Sukuk Tabungan ST012

Sudah Bisa Dibeli, Ini Besaran Kupon Sukuk Tabungan ST012

Whats New
Revisi Target Penyaluran Kredit, BTN Antisipasi Era Suku Bunga Tinggi

Revisi Target Penyaluran Kredit, BTN Antisipasi Era Suku Bunga Tinggi

Whats New
Mampukah IHSG Bangkit Hari Ini ? Simak Anlisis dan Rekomendasi Sahamnya

Mampukah IHSG Bangkit Hari Ini ? Simak Anlisis dan Rekomendasi Sahamnya

Whats New
Kekhawatiran Inflasi Mencuat, Wall Street Berakhir di Zona Merah

Kekhawatiran Inflasi Mencuat, Wall Street Berakhir di Zona Merah

Whats New
Ada Hujan Lebat, Kecepatan Whoosh Turun hingga 40 Km/Jam, Perjalanan Terlambat

Ada Hujan Lebat, Kecepatan Whoosh Turun hingga 40 Km/Jam, Perjalanan Terlambat

Whats New
BTN Buka Kemungkinan Lebarkan Bisnis ke Timor Leste

BTN Buka Kemungkinan Lebarkan Bisnis ke Timor Leste

Whats New
[POPULER MONEY] Respons Bulog soal Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun | Iuran Pariwisata Bisa Bikin Tiket Pesawat Makin Mahal

[POPULER MONEY] Respons Bulog soal Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun | Iuran Pariwisata Bisa Bikin Tiket Pesawat Makin Mahal

Whats New
KCIC Minta Maaf Jadwal Whoosh Terlambat Gara-gara Hujan Lebat

KCIC Minta Maaf Jadwal Whoosh Terlambat Gara-gara Hujan Lebat

Whats New
Cara Pinjam Uang di Rp 5 Juta di Pegadaian, Bunga, dan Syaratnya

Cara Pinjam Uang di Rp 5 Juta di Pegadaian, Bunga, dan Syaratnya

Earn Smart
Kemenkeu Akui Pelemahan Rupiah dan Kenaikan Imbal Hasil Berdampak ke Beban Utang Pemerintah

Kemenkeu Akui Pelemahan Rupiah dan Kenaikan Imbal Hasil Berdampak ke Beban Utang Pemerintah

Whats New
Prudential Laporkan Premi Baru Tumbuh 15 Persen pada 2023

Prudential Laporkan Premi Baru Tumbuh 15 Persen pada 2023

Whats New
Bulog Siap Pasok Kebutuhan Pangan di IKN

Bulog Siap Pasok Kebutuhan Pangan di IKN

Whats New
Pintu Perkuat Ekosistem Ethereum di Infonesia

Pintu Perkuat Ekosistem Ethereum di Infonesia

Whats New
BTN Syariah Cetak Laba Bersih Rp 164,1 Miliar pada Kuartal I 2024

BTN Syariah Cetak Laba Bersih Rp 164,1 Miliar pada Kuartal I 2024

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com