Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Energi Terbarukan dari Industri Sawit Dinilai Solusi Kelangkaan Listrik Nasional

Kompas.com - 28/08/2016, 17:50 WIB
Iwan Supriyatna

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Industri sawit selain memproduksi minyak kelapa sawit dan produk turunannya, juga mampu menghasilkan tenaga listrik dalam jumlah besar yang diperoleh dari limbahnya.

General Manager Asian Agri, Freddy Widjaya menuturkan, tenaga listrik yang didapat dari sumber terbarukan ini mempunyai potensi untuk memecahkan masalah kelangkaan listrik nasional.

"Hal ini telah dibuktikan oleh Asian Agri yang telah membangun lima pembangkit listrik tenaga biogas di Riau, Jambi dan Sumatra Utara," kata Freddy dalam keterangan resminya, Minggu (28/8/2016).

Freddy menjelaskan, masing-masing PLTBG mampu menghasilkan 2 megawatt (MW) listrik.

"Pembangkit listrik yang dibangun ini adalah salah satu dari 20 PLTBG yang akan dibangun perseroan hingga 2020," ujarnya.

Sementara pantauan di daerah menunjukkan bahwa kebutuhan listrik di pabrik sawit sendiri tak lebih dari 700 kilowatt. Sehingga, masih ada sisa atau kelebihan listrik (excess power) sebesar 1,3 MW.

Freddy merinci, seandainya satu rumah tangga sederhana membutuhkan 900 watt, maka kelebihan listrik Asian Agri saat ini dapat dimanfaatkan oleh lebih dari 7.000 rumah tangga.

Bagian usaha Grup Royal Golden Eagle (RGE) yang bergerak di bidang sawit ini sendiri menargetkan akan membangun hingga 20 unit sampai tahun 2020.

Dengan demikian, pada tahun tersebut, sekitar 28.000 rumah akan dapat menikmati tenaga listrik ini.

Guna mendukung pemerintah mengurangi ketergantungan impor BBM dan membantu menyediakan energi alternatif yang ramah lingkungan serta menjadikan program keberlanjutan, Asian Agri telah menghasilkan energi terbarukan yakni biodiesel, dan mengolah limbah cair sawit (POME) untuk menghasilkan biogas sebagai sumber energi listrik.

"Bayangkan jika seluruh pelaku industri kelapa sawit mengambil peran melakukan inisiatif serupa. Masalah kelangkaan listrik nasional akan terpecahkan tanpa perlu investasi dari pemerintah serta masyarakat tidak perlu menunggu terlalu dalam kegelapan," ujar Freddy.

Sebelumnya, Direktur Jenderal Energi Baru, Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE) Kementerian Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) Rida Mulyana mengatakan, langkah Asian Agri yang signifikan ini diharapkan dapat menjadi inspirasi bagi perusahaan-perusahaan sejenis.

Sehingga, langkah ini tak hanya dapat menjaga lingkungan dalam operasionalnya, namun sekaligus memberikan manfaat ekonomis dan menunjang program ketahanan energi nasional.

"Asian Agri bisa menjual listriknya dari PLTBG ini ke PLN. Langkah tersebut juga sejalan dengan program pemerintah membangun pembangkit listrik 35.000 MW," ujar Rida.

Rida menjelaskan, pembangunan PLTBG ini juga memberikan nilai tambah bagi perusahaan, utamanya terkait komitmen terhadap lingkungan.

"Pembangkit ini kan memanfaatkan gas methan yang dihasilkan dalam pengolahan. Gas tersebut jika lepas ke atmosfir lebih berbahaya ketimbang karbondioksida. Dengan memanfaatkan gas ini menjadi listrik, hal ini akan mengurangi dampak lingkungan," tutur Rida.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Great Eastern Life Indonesia Cetak Laba Bersih Rp 208 Miliar Sepanjang 2023

Great Eastern Life Indonesia Cetak Laba Bersih Rp 208 Miliar Sepanjang 2023

Whats New
Laba Emiten BRPT Milik Prajogo Pangestu Merosot, Ini Penyebabnya

Laba Emiten BRPT Milik Prajogo Pangestu Merosot, Ini Penyebabnya

Whats New
Tak Perlu ke Dukcapil, Ini Cara Cetak Kartu Keluarga secara Online

Tak Perlu ke Dukcapil, Ini Cara Cetak Kartu Keluarga secara Online

Earn Smart
Laba Bank Tumbuh Terbatas, Pengamat: Pengaruh Kondisi Ekonomi Secara Umum

Laba Bank Tumbuh Terbatas, Pengamat: Pengaruh Kondisi Ekonomi Secara Umum

Whats New
Jumlah Kunjungan Warga RI ke Singapura Meningkat Gara-gara Konser Taylor Swift

Jumlah Kunjungan Warga RI ke Singapura Meningkat Gara-gara Konser Taylor Swift

Whats New
Pasca Halving Bitcoin, Apa yang Harus Dicermati Investor?

Pasca Halving Bitcoin, Apa yang Harus Dicermati Investor?

Earn Smart
KJRI Cape Town Gelar 'Business Matching' Pengusaha RI dan Afrika Selatan

KJRI Cape Town Gelar "Business Matching" Pengusaha RI dan Afrika Selatan

Whats New
Baru 4 Bulan, Sudah 11 Bank Perekonomian Rakyat yang Tumbang

Baru 4 Bulan, Sudah 11 Bank Perekonomian Rakyat yang Tumbang

Whats New
Maskapai Akui Tak Terdampak Pengurangan Bandara Internasional

Maskapai Akui Tak Terdampak Pengurangan Bandara Internasional

Whats New
Bank BTPN Raup Laba Bersih Rp 544 Miliar per Maret 2024

Bank BTPN Raup Laba Bersih Rp 544 Miliar per Maret 2024

Whats New
Melalui Aplikasi Livin' Merchant, Bank Mandiri Perluas Jangkauan Nasabah UMKM

Melalui Aplikasi Livin' Merchant, Bank Mandiri Perluas Jangkauan Nasabah UMKM

Whats New
Hari Tuna Sedunia, KKP Perluas Jangkauan Pasar Tuna Indonesia

Hari Tuna Sedunia, KKP Perluas Jangkauan Pasar Tuna Indonesia

Whats New
Terima Peta Jalan Aksesi Keanggotaan OECD, Indonesia Siap Tingkatkan Kolaborasi dan Partisipasi Aktif dalam Tatanan Dunia

Terima Peta Jalan Aksesi Keanggotaan OECD, Indonesia Siap Tingkatkan Kolaborasi dan Partisipasi Aktif dalam Tatanan Dunia

Whats New
Pasarkan Produk Pangan dan Furnitur, Kemenperin Gandeng Pengusaha Ritel

Pasarkan Produk Pangan dan Furnitur, Kemenperin Gandeng Pengusaha Ritel

Whats New
Punya Manfaat Ganda, Ini Cara Unit Link Menunjang Masa Depan Gen Z

Punya Manfaat Ganda, Ini Cara Unit Link Menunjang Masa Depan Gen Z

BrandzView
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com