Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Merasa Berutang pada Rakyat, Ketua DPR Minta Hal Ini ke Anggota Parlemen

Kompas.com - 30/08/2016, 14:00 WIB
Estu Suryowati

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI Ade Komarudin meminta seluruh anggota parlemen untuk membantu pemerintah mencapai target pembangunan berkelanjutan atau Sustainable Development Goals (SDGs) 2030.

Ade dalam lokakarya bertajuk 'Development Effectiveness to Implement The SDGs' mengajak partisipan melihat bahwa kini semakin banyak kemiskinan di seluruh dunia.

Menurut Ade, menciptakan kesejahteraan dan meningkatkan akses pendidikan serta kesehatan hanya bisa dicapai melalui kerja nyata.

"Untuk itu anggota parlemen harus mampu menjadi aktor utama, untuk menjadi pelaksana pembangunan berkelanjutan. Karena kita (DPR) berhutang pada rakyat kita yang telah memilih kita untuk duduk di parlemen," kata dia di Jakarta, Selasa (30/8/2016).

Ade menyadari, sebagian kalangan memilih skeptis dan menilai target SDGs terlalu ambisius. Sebagai informasi, SDGs melingkupi 17 tujuan, 169 target dan 240 indikator pembangunan.

Target ini lebih banyak dibandingkan target Milenium Development Goals (MDGs) yang hanya delapan tujuan, 21 target serta 48 indikator.

Politisi Golkar itu juga mengatakan, di samping melalui kerja nyata, target pembangunan berkelanjutan itu hanya bisa dicapai jika korupsi benar-benar diberantas.

Atas dasar itu, ia mendorong kerja sama antar instansi dan lembaga internasional untuk memberantas korupsi, yang menurutnya sudah menjadi 'endemik' di Indonesia.

"Anggota parlemen harus memastikan kepentingan rakyat Indonesia bisa terwakili dan terealisasi," ucap Ade.

Dalam kesempatan sama, President Global Organization of Parliamentarians Against Corruption (GOPAC) Fadli Zon menambahkan, saat ini seluruh negara di dunia sangat ambisius untuk mencapai target SDGs.

Wakil Ketua DPR RI itu menyebutkan, parlemen bisa menjadi mitra berharga untuk memastikan pembangunan yang berkelanjutan.

Fadli menyinggung satu hal, yakni fungsi pengawasan DPR dalam pengelolaan dana pembangunan, baik yang diberikan oleh pemerintah maupun lembaga internasional.

Menurut Fadli, dana pembangunan itu harus dikelola transparan dan akuntabel agar bisa mencapai tujuan SDGs. (Baca: Ini Target-target Pembangunan Dunia yang Belum Bisa Dicapai Indonesia)

Kompas TV Kinerja DPR RI Saat Ini Dinilai Terburuk? (Bag 1)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Cara Bayar Shopee lewat ATM BRI dan BRImo dengan Mudah

Cara Bayar Shopee lewat ATM BRI dan BRImo dengan Mudah

Spend Smart
Apa yang Dimaksud dengan Inflasi dan Deflasi?

Apa yang Dimaksud dengan Inflasi dan Deflasi?

Earn Smart
Gampang Cara Cek Mutasi Rekening lewat myBCA

Gampang Cara Cek Mutasi Rekening lewat myBCA

Spend Smart
Penurunan Yield Obligasi Tenor 10 Tahun Indonesia Berpotensi Tertahan

Penurunan Yield Obligasi Tenor 10 Tahun Indonesia Berpotensi Tertahan

Whats New
Gaji ke-13 untuk Pensiunan Cair Mulai 3 Juni 2024

Gaji ke-13 untuk Pensiunan Cair Mulai 3 Juni 2024

Whats New
Masuk ke Beberapa Indeks Saham Syariah, Elnusa Terus Tingkatkan Transparansi Kinerja

Masuk ke Beberapa Indeks Saham Syariah, Elnusa Terus Tingkatkan Transparansi Kinerja

Whats New
Pesawat Haji Boeing 747-400 Di-'grounded' Pasca-insiden Terbakar, Garuda Siapkan 2 Armada Pengganti

Pesawat Haji Boeing 747-400 Di-"grounded" Pasca-insiden Terbakar, Garuda Siapkan 2 Armada Pengganti

Whats New
ASDP Terus Tingkatkan Peran Perempuan pada Posisi Tertinggi Manajemen

ASDP Terus Tingkatkan Peran Perempuan pada Posisi Tertinggi Manajemen

Whats New
Jaga Loyalitas Pelanggan, Pemilik Bisnis Online Bisa Pakai Strategi IYU

Jaga Loyalitas Pelanggan, Pemilik Bisnis Online Bisa Pakai Strategi IYU

Whats New
Bulog Targetkan Serap Beras Petani 600.000 Ton hingga Akhir Mei 2024

Bulog Targetkan Serap Beras Petani 600.000 Ton hingga Akhir Mei 2024

Whats New
ShariaCoin Edukasi Keuangan Keluarga dengan Tabungan Emas Syariah

ShariaCoin Edukasi Keuangan Keluarga dengan Tabungan Emas Syariah

Whats New
Insiden Kebakaran Mesin Pesawat Haji Garuda, KNKT Temukan Ada Kebocoran Bahan Bakar

Insiden Kebakaran Mesin Pesawat Haji Garuda, KNKT Temukan Ada Kebocoran Bahan Bakar

Whats New
Kemenperin Pertanyakan Isi 26.000 Kontainer yang Tertahan di Pelabuhan Tanjung Priok dan Tanjung Perak

Kemenperin Pertanyakan Isi 26.000 Kontainer yang Tertahan di Pelabuhan Tanjung Priok dan Tanjung Perak

Whats New
Tingkatkan Akses Air Bersih, Holding BUMN Danareksa Bangun SPAM di Bandung

Tingkatkan Akses Air Bersih, Holding BUMN Danareksa Bangun SPAM di Bandung

Whats New
BEI: 38 Perusahaan Antre IPO, 8 di Antaranya Punya Aset di Atas Rp 250 Miliar

BEI: 38 Perusahaan Antre IPO, 8 di Antaranya Punya Aset di Atas Rp 250 Miliar

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com