Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Investor Berspekulasi Produksi Tak Ditahan, Harga Minyak Dunia Bergerak Variatif

Kompas.com - 07/09/2016, 10:57 WIB
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Penulis

NEW YORK, KOMPAS.com - Harga minyak dunia ditutup bervariasi pada Selasa atau Rabu dini hari (7/9/2016) waktu Indonesia. Pasalnya, ada beberapa kalangan investor yang berharap negara-negara produsen minyak utama yang membatasi produksi akan gagal menyeimbangkan pasar.

Acuan harga minyak AS West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman bulan Oktober 2016 ditutup meningkat 39 sen. Dengan demikian, harga minyak WTI bertengger pada posisi 44,83 dollar AS per barrel di New York Mercantile Exchange.

Sementara itu, acuan harga minyak Eropa North Sea Brent untuk pengiriman November 2016 melemah 37 sen dan ditutup pada posisi 47,26 dollar AS per barrel di London Intercontinental Exchange.

Pada Senin (5/9/2016) lalu, harga minyak sempat naik lantaran Rusia, yang bukan anggota Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) dan Arab Saudi mencapai kesepakatan untuk bekerja sama dalam menstabilkan harga.

Akan tetapi, pejabat dari kedua negara menyatakan tak perlu menahan produksi. Namun begitu, dasar prospek tersebut tampaknya memudar pada Selasa.

Dalam pernyataan yang dirilis OPEC, Presiden Iran Hassan Rouhani menyatakan penting bagi negaranya untuk memperoleh kembali level produksi minyak seperti sebelum sanksi internasional diberlakukan.

Walau demikian, Rouhani menuturkan Iran mendukung upaya-upaya yang ditempuh OPEC untuk mengembalikan stabilitas harga minyak dunia.

"Semua laporan tentang kemungkinan berbagai persetujuan membuat pasar membumbung tinggi. Kemudian ada pertanyaan bagaimana kalau tidak ada persetujuan sama sekali, lalu harga kembali ke posisi semula?" ungkap Gene McGillian, analis dari Tradition Energy.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Emiten Menara TBIG Catat Pendapatan Rp 6,6 Triliun Sepanjang 2023

Emiten Menara TBIG Catat Pendapatan Rp 6,6 Triliun Sepanjang 2023

Whats New
LKPP: Nilai Transaksi Pemerintah di e-Katalog Capai Rp 196,7 Triliun Sepanjang 2023

LKPP: Nilai Transaksi Pemerintah di e-Katalog Capai Rp 196,7 Triliun Sepanjang 2023

Whats New
?[POPULER MONEY] Kasus Korupsi Timah Seret Harvey Moeis | Pakaian Bekas Impor Marak Lagi

?[POPULER MONEY] Kasus Korupsi Timah Seret Harvey Moeis | Pakaian Bekas Impor Marak Lagi

Whats New
Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Whats New
Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Whats New
Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Whats New
Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Whats New
Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Whats New
Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Whats New
Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Whats New
Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Work Smart
Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Whats New
Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Whats New
Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Whats New
Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com