KOMPAS.com - Bursa saham di Amerika Serikat (AS) atau sering disebut Wall Street ditutup turun pada perdagangan Rabu sore waktu setempat atau Kamis (15/5/2016) pagi waktu Indonesia bagian barat.
Indeks Dow Jones turun 0,18 persen, indeks S&P 500 turun 0,06 persen dan indeks Nasdaq Composite naik 0,36 persen.
Ada dua sebab penurunan Wall Street pada perdagangan hari ini.
Pertama, Wall Street turun akibat kegalauan investor menunggu naik tidaknya suku bunga acuan AS oleh bank sentral AS, Federal Reserve atau The Fed. Komentar petinggi Fed yang saling bertolak belakang menimbulkan kebingungan para investor.
"Apa yang Anda lihat adalah gambaran bahwa Fed akan benar-benar menaikkan suku bunga. Orang-orang mulai mengganti portofolio mereka," kata Chris Zaccarelli, Kepala Investasi di Cornerstone Financial Partners.
Penyebab kedua, harga minyak yang kembali turun membuat saham-saham sektor energi kembali anjlok.
Harga minyak turun dua persen mengikuti rilis data yang menunjukkan kenaikan stok produk minyak AS. Akibatnya, sektor energi di indeks S&P terjun 1,15 persen.
Saham Appe Menguat
Penguatan saham Apple yang signifikan tidak mampu mendorong Wall Street naik ke jalur hijau.
Saham Apple naik 3,6 persen dan mencapai puncak kenaikan tertinggi sepanjang 2016 dengan kapitalisasi pasar hingga 600 miliar, pertama kali sejak April 2016. Teknologi terbaru iPhone, diharapkan mendongkrak saham Apple.
Reli saham Apple membantu indeks sektor teknologi di S&P 500 naik 0,58 persen dan menjadikan sektor ini sektor terkuat pada perdagangan yang berakhir Kamis pagi tersebut.