JAKARTA, KOMPAS.com - Research Analyst FXTM, Lukman Otunuga mengatakan, saham global semakin tergelincir pada pekan ini setelah harga minyak merosot tajam. Saham Asia pada penutupan perdagangan kemarin contohnya, diakhiri dengan hasil yang kurang menggembirakan.
Sebagian besar saham anjlok ke level terendah karena pasar semakin pesimis akan keefektifan upaya bank-bank sentral besar dalam mendorong pertumbuhan ekonomi.
"Saham Asia tertekan pada perdagangan kemarin, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) juga melemah mendekati 5.146.00 karena ketidakpastian peningkatan suku bunga federal reserve sangat mengganggu sentimen risiko," ujar Lukman kepada Kompas.com, Kamis (15/9/2016).
Pasar Eropa juga kata Lukman terbebani oleh ketidakpastian langkah Fed di tahun 2016 dan Wall Street memasuki teritori bearish karena ketidakpastian ini membuat investor menghindari aset berisiko.
Menurut Lukman, pasar modal selama ini jelas terbantu oleh harapan intervensi bank sentral dalam mengatasi gejolak finansial, dan peningkatan spekulatif harga minyak memperbaiki sentimen risiko untuk sementara saja.
Pasar masih mengkhawatirkan kondisi ekonomi global dan ketidakpastian semakin tinggi menjelang pemilu AS. Karena itu, tren berpotensi menjadi bearish.
"Karena bank sentral sangat berhati-hati dalam mengambil langkah saat ini, kegelisahan pasar pun meningkat dan pemicu tak terduga bisa saja mengakibatkan aksi jual besar-besaran di pasar modal." pungkas Lukman.