Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Penting bagi Industri, Paradigma Gas Harus Diubah

Kompas.com - 22/09/2016, 12:41 WIB
Pramdia Arhando Julianto

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto mengatakan, paradigma terhadap gas harus diubah agar bukan hanya dianggap sebagai komoditas, melainkan menjadi infrastruktur penting dalam industri. 

Menurut dia, penurunan harga industri akan berdampak pada peningkatan daya saing industri. Saat ini, persoalan harga gas industri masih menjadi pekerjaan rumah yang tengah diselesaikan pemerintah.

"Bila harga gas di lndonesia berada pada level yang sama dengan negara-negara tetangga, maka saya yakin produk-produk Indonesia akan memiliki daya saing yang makin kuat," ujar Airlangga dalam diskusi Forwin di Kementerian Perindustrian (Kemenperin), Jakarta, Kamis (22/9/2016).

Berdasarkan data Kemenperin, saat ini kebutuhan gas mencapai 2.280 million metric standard cubic feet per day (MMSCFD), dan harga gas untuk industri saat ini dinilai belum kompetitif.

Idealnya, harga gas untuk industri dapat dipatok pada harga 4 dollar AS-5 dollar AS per million metric British thermal unit (MMbtu).

Saat ini, industri di Indonesia harus membeli gas industri dengan harga 7 dollar AS-10 dollar AS per MMbtu atau bahkan 12 dollar AS-14 dollar AS per MMbtu.

Airlangga menambahkan, harga gas industri di Indonesia lebih tinggi bila dibandingkan dengan harga gas industri di negara tetangga.

Sebagai catatan, harga gas industri Singapura harganya 4 dollar AS-5 dollar AS per MMbtu, Malaysia 4,47 dollar AS per MMbtu, dan Vietnam 7,5 dollar AS per MMbtu.

Atas hal tersebut, saat ini Kemenperin tengah mengusulkan adanya revisi dari Perpres Nomor 40 Tahun 2016 dengan memperluas cakupan sektor industri dari tujuh sektor menjadi 10 sektor yang akan mendapatkan harga gas murah serta kawasan industri.

Sebelumnya, Menperin mengatakan, akan ada 10 sektor dan kawasan industri yang diajukan untuk dapat harga gas murah.

"Penambahan sektor industri tersebut juga telah masuk dalam Rencana Umum Energi Nasional (RUEN) yang dibahas dengan Presiden," katanya.

(Baca: Dibandingkan Thailand dan Vietnam, Harga Gas Industri Indonesia Lebih Mahal)

Kompas TV Ahli Kritik Proses Pemindahan Tangki Gas di Jagorawi

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com