Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

ADB Pangkas Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Jadi 5 Persen

Kompas.com - 27/09/2016, 13:10 WIB
Estu Suryowati

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Bank Pembangunan Asia atau Asian Development Bank (ADB) memangkas proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia 2016 menjadi 5 persen, dalam outlook, yang dirilis hari ini, Selasa (27/9/2016).

Dalam outlook sebelumnya, yakni bulan Maret lalu, ADB memperkirakan ekonomi Indonesia tumbuh 5,2 persen.

Kepala Perwakilan ADB Indonesia Steven Tabor mengatakan, selain menurunkan proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia, ADB juga memangkas proyeksi pertumbuhan ekonomi Malaysia dan Vietnam, masing-masing menjadi 4,1 persen dan 6 persen.

Steven mengatakan, pada paruh pertama tahun ini, perekonomian Indonesia ditopang utamanya dari konsumsi dan investasi. Sementara kinerja ekspor mengalami penurunan.

"Selanjutnya masih ada risiko dari pemotongan anggaran pemerintah, dan tertundanya proyek-proyek infrastruktur," kata Steven.

Selain itu, perekonomian Indonesia juga terpapar resiko gejolak pasar keuangan global. Lemahnya penyerapan tenaga kerja juga menjadi risiko pada kemampuan daya beli.

Adapun untuk 2017, ADB memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia di level 5,1 persen. Perkiraan ini juga lebih rendah dari outlook yang dirilis Maret lalu, di level 5,5 persen.

"Untuk inflasi kami memperkirakan tahun ini di 3,5 persen, dan tahun depan di 4 persen. Defisit neraca transaksi berjalan tahun ini diperkirakan 2,3 persen dari PDB, dan tahun depan 2,4 persen dari PDB," lanjut Steven.

Dalam kesempatan yang sama, Wakil Kepala Perwakilan ADB di Indonesia Sona Shrestha menambahkan, tiga belas paket kebijakan ekonomi yang telah dirilis mampu memperbaiki perekonomian Indonesia, meskipun hasilnya tidak dalam jangka pendek.

Namun, paling tidak, lompatan besar yang telah diambil yaitu makin misalnya investasi asing masuk ke Indonesia dengan dibukanya 35 bidang usaha tambahan yang dibuka untuk asing. "Kemudahan berusaha di Indonesia juga terus ditingkatkan," kata Sona.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Harga Emas ANTAM: Detail Harga Terbaru Pada Minggu 28 April 2024

Harga Emas ANTAM: Detail Harga Terbaru Pada Minggu 28 April 2024

Spend Smart
Harga Emas Terbaru 28 April 2024 di Pegadaian

Harga Emas Terbaru 28 April 2024 di Pegadaian

Spend Smart
Investasi Aman, Apa Perbedaan SBSN dan SUN?

Investasi Aman, Apa Perbedaan SBSN dan SUN?

Work Smart
Harga Bahan Pokok Minggu 28 April 2024, Harga Daging Ayam Ras Naik

Harga Bahan Pokok Minggu 28 April 2024, Harga Daging Ayam Ras Naik

Whats New
SILO Layani Lebih dari 1 Juta Pasien pada Kuartal I 2024

SILO Layani Lebih dari 1 Juta Pasien pada Kuartal I 2024

Whats New
Bulog Diminta Lebih Optimal dalam Menyerap Gabah Petani

Bulog Diminta Lebih Optimal dalam Menyerap Gabah Petani

Whats New
Empat Emiten Bank Ini Bayar Dividen pada Pekan Depan

Empat Emiten Bank Ini Bayar Dividen pada Pekan Depan

Whats New
[POPULER MONEY] Sri Mulyani 'Ramal' Ekonomi RI Masih Positif | Genset Mati, Penumpang Argo Lawu Dapat Kompensasi 50 Persen Harga Tiket

[POPULER MONEY] Sri Mulyani "Ramal" Ekonomi RI Masih Positif | Genset Mati, Penumpang Argo Lawu Dapat Kompensasi 50 Persen Harga Tiket

Whats New
Ketahui, Pentingnya Memiliki Asuransi Kendaraan di Tengah Risiko Kecelakaan

Ketahui, Pentingnya Memiliki Asuransi Kendaraan di Tengah Risiko Kecelakaan

Spend Smart
Perlunya Mitigasi Saat Rupiah 'Undervalued'

Perlunya Mitigasi Saat Rupiah "Undervalued"

Whats New
Ramai Alat Belajar Siswa Tunanetra dari Luar Negeri Tertahan, Bea Cukai Beri Tanggapan

Ramai Alat Belajar Siswa Tunanetra dari Luar Negeri Tertahan, Bea Cukai Beri Tanggapan

Whats New
Sri Mulyani Jawab Viral Kasus Beli Sepatu Rp 10 Juta Kena Bea Masuk Rp 31 Juta

Sri Mulyani Jawab Viral Kasus Beli Sepatu Rp 10 Juta Kena Bea Masuk Rp 31 Juta

Whats New
Sri Mulyani Jelaskan Duduk Perkara Alat Belajar Tunanetra Milik SLB yang Ditahan Bea Cukai

Sri Mulyani Jelaskan Duduk Perkara Alat Belajar Tunanetra Milik SLB yang Ditahan Bea Cukai

Whats New
Apa Itu Reksadana Terproteksi? Ini Pengertian, Karakteristik, dan Risikonya

Apa Itu Reksadana Terproteksi? Ini Pengertian, Karakteristik, dan Risikonya

Work Smart
Cara Transfer BNI ke BRI lewat ATM dan Mobile Banking

Cara Transfer BNI ke BRI lewat ATM dan Mobile Banking

Spend Smart
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com