Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kemenkeu: Penerbitan Surat Utang Tahun Ini Terbesar Sepanjang Sejarah

Kompas.com - 29/09/2016, 13:16 WIB
Estu Suryowati

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Direktur Surat Utang Negara, Direktorat Jenderal Pembiayaan dan Pengelolaan Risiko, Kementerian Keuangan, Loto Srianita Ginting mengatakan, penerbitan Surat Berharga Negara (SBN) tahun ini adalah yang paling besar sepanjang sejarah, mencapai lebih dari Rp 600 triliun.

Loto mengatakan, pemerintah menargetkan defisit neraca transaksi berjalan sebesar 2,35 persen terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan (APBNP) 2016.

Namun, ada potensi pelebaran defisit neraca transaksi berjalan menjadi 2,7 persen.

Akibatnya, target penerbitan SBN bruto naik Rp 47 triliun, dari Rp 611 triliun menjadi Rp 654 triliun.

"Dengan jumlah sebesar itu, ini mencatat sejarah penerbitan SBN di atas Rp 600 triliun," kata Loto, di Jakarta, Kamis (29/9/2016).

Loto mengatakan, saat ini pemerintah menerbitkan Obligasi Ritel Indonesia (ORI) seri 013. Ini merupakan tahun ke-10 pemerintah menerbitkan ORI, sejak 2006 silam.

Pada peluncuran ORI seri 001, pemerintah memberikan bunga kupon sangat tinggi, dan merupakan bunga kupon yang tertinggi dari seluruh seri ORI yang pernah diterbitkan mencapai 12,05 persen.

Namun seiring dengan perkembangan ekonomi Indonesia, bunga kupon obligasi pemerintah dipastikan terus menurun.

"Dengan telah berkembangnya SBN menjadi sumber pembiayaan utama APBN, maka pengembangan pasar SBN melalui perluasan basis investor domestik menjadi penting untuk dilakukan," kata Loto.

Oleh karena itu, pemerintah terus menyempurnakan struktur dan saluran distribusi untuk instrumen ritel ini.

Hal itu antara lain dilakukan dengan menerapkan minimum holding period (MHP) dua kali pembayaran kupon dan minimal pembelian Rp 3 miliar.

"Penyempurnaan dilakukan agar investor ritel yang bisa membeli ORI semakin meningkat dari waktu ke waktu. Sehingga tujuan pengalaman pasar domestik dapat tercapai dengan baik," ucap Loto.

Kompas TV Pemerintah Kembali Luncurkan Obligasi Ritel

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Lowongan Kerja PT Honda Prospect Motor untuk S1, Ini Persyaratannya

Lowongan Kerja PT Honda Prospect Motor untuk S1, Ini Persyaratannya

Whats New
Sudah Bisa Dibeli, Ini Besaran Kupon Sukuk Tabungan ST012

Sudah Bisa Dibeli, Ini Besaran Kupon Sukuk Tabungan ST012

Whats New
Revisi Target Penyaluran Kredit, BTN Antisipasi Era Suku Bunga Tinggi

Revisi Target Penyaluran Kredit, BTN Antisipasi Era Suku Bunga Tinggi

Whats New
Mampukah IHSG Bangkit Hari Ini ? Simak Analisis dan Rekomendasi Sahamnya

Mampukah IHSG Bangkit Hari Ini ? Simak Analisis dan Rekomendasi Sahamnya

Whats New
Kekhawatiran Inflasi Mencuat, Wall Street Berakhir di Zona Merah

Kekhawatiran Inflasi Mencuat, Wall Street Berakhir di Zona Merah

Whats New
Ada Hujan Lebat, Kecepatan Whoosh Turun hingga 40 Km Per Jam, Perjalanan Terlambat

Ada Hujan Lebat, Kecepatan Whoosh Turun hingga 40 Km Per Jam, Perjalanan Terlambat

Whats New
BTN Buka Kemungkinan Lebarkan Bisnis ke Timor Leste

BTN Buka Kemungkinan Lebarkan Bisnis ke Timor Leste

Whats New
[POPULER MONEY] Respons Bulog soal Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun | Iuran Pariwisata Bisa Bikin Tiket Pesawat Makin Mahal

[POPULER MONEY] Respons Bulog soal Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun | Iuran Pariwisata Bisa Bikin Tiket Pesawat Makin Mahal

Whats New
KCIC Minta Maaf Jadwal Whoosh Terlambat gara-gara Hujan Lebat

KCIC Minta Maaf Jadwal Whoosh Terlambat gara-gara Hujan Lebat

Whats New
Cara Pinjam Uang di Rp 5 Juta di Pegadaian, Bunga, dan Syaratnya

Cara Pinjam Uang di Rp 5 Juta di Pegadaian, Bunga, dan Syaratnya

Earn Smart
Kemenkeu Akui Pelemahan Rupiah dan Kenaikan Imbal Hasil Berdampak ke Beban Utang Pemerintah

Kemenkeu Akui Pelemahan Rupiah dan Kenaikan Imbal Hasil Berdampak ke Beban Utang Pemerintah

Whats New
Prudential Laporkan Premi Baru Tumbuh 15 Persen pada 2023

Prudential Laporkan Premi Baru Tumbuh 15 Persen pada 2023

Whats New
Bulog Siap Pasok Kebutuhan Pangan di IKN

Bulog Siap Pasok Kebutuhan Pangan di IKN

Whats New
Pintu Perkuat Ekosistem Ethereum di Infonesia

Pintu Perkuat Ekosistem Ethereum di Infonesia

Whats New
BTN Syariah Cetak Laba Bersih Rp 164,1 Miliar pada Kuartal I 2024

BTN Syariah Cetak Laba Bersih Rp 164,1 Miliar pada Kuartal I 2024

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com