Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Susi Akui Pegawai KKP pada Masa Lalu Tak Punya Nyali Hadapi Praktik Pemalsuan KTP

Kompas.com - 12/10/2016, 19:30 WIB
Estu Suryowati

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Terbongkarnya tindak pidana pemalsuan identitas untuk anak buah kapal (ABK) berkebangsaan Filipina yang dikeluarkan pejabat Pemerintah Kota Bitung (NCY) tampaknya tidak terlalu mengejutkan Menteri Kelautan dan Perikanan (MKP) Susi Pudjiastuti.

Susi meyakini praktik seperti itu, yakni praktik menggunakan kartu tanda penduduk (KTP) palsu untuk melaut di Indonesia, sudah lama terjadi.

Hanya, kata dia, pegawai Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) di lapangan tidak punya nyali untuk meredam praktik tersebut.

"Cuma selama ini tidak ada yang berani. Dulu PSDKP di Bitung juga tidak berani. KKP yang di Bitung, dulu, juga tidak berani periksa karena pejabat setempat terlibat. Itu persoalannya, dan baru sekarang ini KKP (berani) tangani," kata Susi di Jakarta, Rabu (12/10/2016).

Menurut Susi, masih banyaknya nelayan asing yang beroperasi di wilayah perairan di Indonesia inilah yang menjadi salah satu penyebab banyak nelayan lokal menganggur.

"Kalau dibilang di Bitung itu banyak yang nganggur orangnya, ya karena masih mempekerjakan nelayan asing," kata Susi.

Tak hanya kerugian dari sisi tenaga kerja, praktik ini juga memberikan kerugian langsung terhadap pertumbuhan sektor perikanan.

"Ikannya juga dibawa keluar. (Selain nelayan Filipina) kapal eks-asing Taiwan juga masih banyak beroperasi. Makanya Taiwan masih menduduki peringkat kedua untuk pengekspor tuna segar di Jepang," imbuhnya.

Sebagai informasi, hari ini penyidik Polda Sulawesi Utara menetapkan NCY sebagai tersangka pemalsuan KTP.

NCY merupakan pejabat Pemerintah Kota Bitung yang menerbitkan KTP palsu Indonesia untuk 11 ABK Kapal Motor (KM) D'VON.

Pelaku lain yang diduga terlibat pemalsuan KTP adalah pejabat Dinas Catatan Sipil Kota Mongondow Timur dan Kota Sorong yang mengeluarkan 11 KTP palsu untuk ABK KM Triple D-00.

(Baca: Susi Yakin KTP Palsu untuk ABK di Bitung Libatkan Pejabat General Santos)

Kompas TV Kapal Berbendera Malaysia Ditenggelamkan

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Jokowi Tegaskan Freeport Sudah Milik RI, Bukan Amerika Serikat

Jokowi Tegaskan Freeport Sudah Milik RI, Bukan Amerika Serikat

Whats New
Astra Infra Group Bakal Diskon Tarif Tol Saat Lebaran 2024, Ini Bocoran Rutenya

Astra Infra Group Bakal Diskon Tarif Tol Saat Lebaran 2024, Ini Bocoran Rutenya

Whats New
Dampak Korupsi BUMN PT Timah: Alam Rusak, Negara Rugi Ratusan Triliun

Dampak Korupsi BUMN PT Timah: Alam Rusak, Negara Rugi Ratusan Triliun

Whats New
Cek, Ini Daftar Lowongan Kerja BUMN 2024 yang Masih Tersedia

Cek, Ini Daftar Lowongan Kerja BUMN 2024 yang Masih Tersedia

Whats New
Rincian Harga Emas Hari Ini di Pegadaian 29 Maret 2024

Rincian Harga Emas Hari Ini di Pegadaian 29 Maret 2024

Spend Smart
Kecelakaan Beruntun di GT Halim Diduga gara-gara Truk ODOL, Kemenhub Tunggu Investigasi KNKT

Kecelakaan Beruntun di GT Halim Diduga gara-gara Truk ODOL, Kemenhub Tunggu Investigasi KNKT

Whats New
Indef: Banjir Barang Impor Harga Murah Bukan Karena TikTok Shop, tapi...

Indef: Banjir Barang Impor Harga Murah Bukan Karena TikTok Shop, tapi...

Whats New
Emiten Menara TBIG Catat Pendapatan Rp 6,6 Triliun Sepanjang 2023

Emiten Menara TBIG Catat Pendapatan Rp 6,6 Triliun Sepanjang 2023

Whats New
LKPP: Nilai Transaksi Pemerintah di e-Katalog Capai Rp 196,7 Triliun Sepanjang 2023

LKPP: Nilai Transaksi Pemerintah di e-Katalog Capai Rp 196,7 Triliun Sepanjang 2023

Whats New
?[POPULER MONEY] Kasus Korupsi Timah Seret Harvey Moeis | Pakaian Bekas Impor Marak Lagi

?[POPULER MONEY] Kasus Korupsi Timah Seret Harvey Moeis | Pakaian Bekas Impor Marak Lagi

Whats New
Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Whats New
Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Whats New
Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Whats New
Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Whats New
Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com