Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Airbus Ingin Salip Boeing pada Tahun 2020

Kompas.com - 17/10/2016, 18:28 WIB
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Penulis

FRANKFURT, KOMPAS.com - Produsen pesawat asal Eropa Airbus ingin melampaui pesaingnya, produsen pesawat asal AS Boeing dalam hal pengiriman pesawat secara tahunan pada tahun 2020 mendatang.

Pasalnya, dalam beberapa tahun terakhir Airbus kerap tertinggal dari Boeing. Target tersebut diungkapkan oleh CEO Airbus Fabrice Bregier dalam sebuah wawancara di Jerman.

Ia berjanji, Airbus akan mengirim lebih banyak pesawat ketimbang Boeing dalam beberapa tahun ke depan.

"Pada tahun 2020 kami akan kembali mengirim lebih banyak pesawat ketimbang Boeing," ujar Bregier seperti dikutip dari Channel News Asia, Senin (17/10/2016).

Selama bertahun-tahun, Airbus lebih unggul dibandingkan Boeing dalam hal pemesanan pesawat baru.

Akan tetapi, sejak tahun 2012, Boeing mengungguli Airbus dalam hal pengiriman pesawat. Menurut Bregier, saat ini Airbus akan fokus pada pesawat berbadan ramping alias narrowbody seri A320 neo dan pesawat berbadan lebar A350.

Bregier menyatakan, pihaknya berharap dapat mengirim 50 unit pesawat A350 tahun ini, meski pengiriman hingga akhir September 2016 bertahan hanya pada 20 unit.

Airbus mencatat rekor pengiriman pesawat pada tahun 2015. Meskipun demikian, perusahaan manufaktur aviasi yang berpusat di Perancis ini masih belum bisa menggeser posisi Boeing sebagai produsen pesawat terbesar di dunia.

Airbus mencatat rekor pengiriman 635 unit pesawat pada tahun 2015. Sementara itu, Boeing mengirim 762 unit pesawat.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Jasa Marga: 109.445 Kendaraan Tinggalkan Jabotabek Selama Libur Panjang Paskah 2024

Jasa Marga: 109.445 Kendaraan Tinggalkan Jabotabek Selama Libur Panjang Paskah 2024

Whats New
Survei Prudential: 68 Persen Warga RI Pertimbangkan Proteksi dari Risiko Kesehatan

Survei Prudential: 68 Persen Warga RI Pertimbangkan Proteksi dari Risiko Kesehatan

Earn Smart
7 Contoh Kebijakan Fiskal di Indonesia, dari Subsidi hingga Pajak

7 Contoh Kebijakan Fiskal di Indonesia, dari Subsidi hingga Pajak

Whats New
'Regulatory Sandbox' Jadi Ruang untuk Perkembangan Industri Kripto

"Regulatory Sandbox" Jadi Ruang untuk Perkembangan Industri Kripto

Whats New
IHSG Melemah 0,83 Persen dalam Sepekan, Kapitalisasi Pasar Susut

IHSG Melemah 0,83 Persen dalam Sepekan, Kapitalisasi Pasar Susut

Whats New
Nasabah Bank DKI Bisa Tarik Tunai Tanpa Kartu di Seluruh ATM BRI

Nasabah Bank DKI Bisa Tarik Tunai Tanpa Kartu di Seluruh ATM BRI

Whats New
Genjot Layanan Kesehatan, Grup Siloam Tingkatkan Digitalisasi

Genjot Layanan Kesehatan, Grup Siloam Tingkatkan Digitalisasi

Whats New
Pelita Air Siapkan 273.000 Kursi Selama Periode Angkutan Lebaran 2024

Pelita Air Siapkan 273.000 Kursi Selama Periode Angkutan Lebaran 2024

Whats New
Puji Gebrakan Mentan Amran, Perpadi: Penambahan Alokasi Pupuk Prestasi Luar Biasa

Puji Gebrakan Mentan Amran, Perpadi: Penambahan Alokasi Pupuk Prestasi Luar Biasa

Whats New
Pengertian Kebijakan Fiskal, Instrumen, Fungsi, Tujuan, dan Contohnya

Pengertian Kebijakan Fiskal, Instrumen, Fungsi, Tujuan, dan Contohnya

Whats New
Ekspor CPO Naik 14,63 Persen pada Januari 2024, Tertinggi ke Uni Eropa

Ekspor CPO Naik 14,63 Persen pada Januari 2024, Tertinggi ke Uni Eropa

Whats New
Tebar Sukacita di Bulan Ramadhan, Sido Muncul Beri Santunan untuk 1.000 Anak Yatim di Jakarta

Tebar Sukacita di Bulan Ramadhan, Sido Muncul Beri Santunan untuk 1.000 Anak Yatim di Jakarta

BrandzView
Chandra Asri Bukukan Pendapatan Bersih 2,15 Miliar Dollar AS pada 2023

Chandra Asri Bukukan Pendapatan Bersih 2,15 Miliar Dollar AS pada 2023

Whats New
Tinjau Panen Raya, Mentan Pastikan Pemerintah Kawal Stok Pangan Nasional

Tinjau Panen Raya, Mentan Pastikan Pemerintah Kawal Stok Pangan Nasional

Whats New
Kenaikan Tarif Dinilai Jadi Pemicu Setoran Cukai Rokok Lesu

Kenaikan Tarif Dinilai Jadi Pemicu Setoran Cukai Rokok Lesu

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com