Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tiga Negara ASEAN Giat Bangun Infrastruktur

Kompas.com - 18/10/2016, 19:26 WIB

KOMPAS.com - Selain Indonesia, ada Thailand dan Filipina, ketiganya anggota ASEAN, yang giat membangun infrastruktur mulai dari jalan raya, perumahan, hingga perkantoran dibandingkan tujuh negara anggota ASEAN lainnya. Pembangunan itu, menurut catatan Organisasi untuk Kerja Sama Ekonomi dan Pembangunan (OECD) pada laman OECD.org, hari ini, akan membuka peluang pasar terkait bisnis di sektor infrastruktur.

OECD sejak 2010 sudah memberikan hasil pemantauannya terkait pula dengan pembangunan infrastruktur MEA. Penyediaan infrastruktur bermutu tinggi melalui investasi lebih besar. Infrastruktur juga mesti membantu meningkatkan mobilitas orang.

Pada 2015, misalnya,  Presiden Jokowi melalui Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan (APBN-P) 2015 telah mengalokasikan dana untuk infrastruktur sebesar Rp 290 triliun untuk  mencapai target pembangunan  yang sudah dicanangkan.

Sementara, catatan dari Bank Pembangunan Asia (ADB) memperkirakan perekonomian Asia memerlukan dana pembangunan infrastruktur sebesar 8 triliun dollar AS hingga 2020.

Apalagi, pelaksanaan Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) yang sudah berlangsung hampir setahun ini juga menjadikan sekitar 700 juta penduduk ASEAN sebagai potensi pasar yang besar. "Pembangunan infrastruktur, juga di Indonesia, mengarah pula pada pembangunan smart city (kota cerdas)," kata Direktur Maxima Global Solusindo Anthony Hermansjah.

Primus Petugas memasang kamera CCTV UNV. Pertumbuhan pembangunan infrastruktur menuntut kualitas CCTV lebih baik semisal penggunaan laser IR dengan jarak pandang sampai dengan 500 meter dalam kondisi gelap total.

Konsep kota cerdas itulah, aku Anthony yang membuat dirinya ikut mencoba peruntungan pada bisnis kamera pemantau (CCTV). Pihaknya, kata Anthony mengusung salah satu merek asal China yakni UNV. "Smart city itu kan bisa membuat orang mampu memantau pergerakan dengan hanya satu gadget misalnya," kata Anthony.

Anthony lebih lanjut memfokuskan pembicaraan pada infrastruktur jalan raya di Jakarta. Menurut hematnya, kebutuhan akan kemera pemantau untuk jalan raya di Jakarta memang mesti lebih banyak. Angka 8.000 kamera pemantau, bagi Anthony terbilang masuk akal. "Tapi paling penting adalah kualitas infrastruktur itu sendiri,' tuturnya.

Segmen lain yang juga menjadi pasar bisnis kamera pemantau adalah juga pembangunan perumahan, gedung perkantoran, sekolah, rumah sakit, dan sebagainya. "Indonesia adalah pasar yang besar dan potensial untuk bidang ini," demikian Anthony Hermansjah.

 

BPJT Peta Jalan Tol Non Trans Jawa

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Dollar AS Tembus Rp 16.200, Kemenkeu Antisipasi Bengkaknya Bunga Utang

Dollar AS Tembus Rp 16.200, Kemenkeu Antisipasi Bengkaknya Bunga Utang

Whats New
Bawaslu Buka 18.557 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Prioritas Kebutuhannya

Bawaslu Buka 18.557 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Prioritas Kebutuhannya

Whats New
Ingin Produksi Padi Meningkat, Kementan Kerahkan 3.700 Unit Pompa Air di Jatim

Ingin Produksi Padi Meningkat, Kementan Kerahkan 3.700 Unit Pompa Air di Jatim

Whats New
Kemehub Buka 18.017 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Rinciannya

Kemehub Buka 18.017 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Rinciannya

Whats New
Melalui Pompanisasi, Mentan Amran Targetkan Petani di Lamongan Tanam Padi 3 Kali Setahun

Melalui Pompanisasi, Mentan Amran Targetkan Petani di Lamongan Tanam Padi 3 Kali Setahun

Whats New
Konflik Iran-Israel Bisa Picu Lonjakan Inflasi di Indonesia

Konflik Iran-Israel Bisa Picu Lonjakan Inflasi di Indonesia

Whats New
Kartu Prakerja Gelombang 66 Resmi Dibuka, Berikut Persyaratannya

Kartu Prakerja Gelombang 66 Resmi Dibuka, Berikut Persyaratannya

Whats New
Kemensos Buka 40.839 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Rinciannya

Kemensos Buka 40.839 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Rinciannya

Whats New
Pemudik Lebaran 2024 Capai 242 Juta Orang, Angka Kecelakaan Turun

Pemudik Lebaran 2024 Capai 242 Juta Orang, Angka Kecelakaan Turun

Whats New
Pasar Sekunder adalah Apa? Ini Pengertian dan Alur Transaksinya

Pasar Sekunder adalah Apa? Ini Pengertian dan Alur Transaksinya

Work Smart
Signifikansi 'Early Adopters' dan Upaya 'Crossing the Chasm' Koperasi Multi Pihak

Signifikansi "Early Adopters" dan Upaya "Crossing the Chasm" Koperasi Multi Pihak

Whats New
Rupiah Tertekan Dekati Rp 16.300 Per Dollar AS, BI Terus Intervensi Pasar

Rupiah Tertekan Dekati Rp 16.300 Per Dollar AS, BI Terus Intervensi Pasar

Whats New
Cara Gadai BPKB Motor di Pegadaian, Syarat, Bunga, dan Angsuran

Cara Gadai BPKB Motor di Pegadaian, Syarat, Bunga, dan Angsuran

Earn Smart
Harga Minyak Dunia Melonjak 3 Persen, Imbas Serangan Balasan Israel ke Iran

Harga Minyak Dunia Melonjak 3 Persen, Imbas Serangan Balasan Israel ke Iran

Whats New
Kembangkan Karier Pekerja, Bank Mandiri Raih Peringkat 1 Top Companies 2024 Versi LinkedIn

Kembangkan Karier Pekerja, Bank Mandiri Raih Peringkat 1 Top Companies 2024 Versi LinkedIn

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com