Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pengamat: Modus Pembobolan ATM dengan "Skimming" Sudah Lama Terjadi

Kompas.com - 26/10/2016, 13:46 WIB
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Modus kejahatan keuangan berupa pembobolan mesin ATM dengan cara skimming kembali terjadi. Kali ini, nasabah PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk di Mataram, Nusa Tenggara Barat yang menjadi korbannya.

(Baca: Rekening 50 Nasabahnya Dibobol, BRI Lapor ke Polres Mataram)

 

Menurut pengamat teknologi informasi (TI) Ruby Alamsyah mengatakan, modus skimming ATM pada dasarnya sudah lama terjadi. Di negara-negara maju, modus pembobolan ATM dengan skimming marak terjadi sejak era 1990-an.

"Kalau di Indonesia pernah kejadian cukup massal modus tersebut, yaitu akhir 2009 dan 2010 awal," kata Ruby ketika dihubungi Kompas.com, Selasa (25/10/2016).

Untuk mencegah terjadinya pembobolan ATM dengan cara skimming, sebenarnya ada alat khusus untuk mendeteksi upaya skimming dan sudah dipasang oleh bank. Akan tetapi, alat pendeteksi tersebut tidak atau belum dipasang di seluruh mesin ATM.

"Alatnya ada, berupa anti-skimmer hardware, yaitu berupa alat tambahan di mulut ATM biasa," jelas Ruby.

Menurut dia, sebenarnya tidak semua merek dan jenis mesin ATM rentan terhadap modus pembobolan dengan cara skimming. Ruby menuturkan, merek dan tipe tertentu saja yang biasa diincar pelaku modus skimming.

"Untuk mengetahui hal tersebut, kita cukup mengetikkan pencarian 'ATM skimmer' di situs marketplace seperti eBay," ungkap Ruby.

Beberapa waktu lalu, sekira 50 orang nasabah BRI di Mataram melaporkan saldo rekeningnya tiba-tiba terkuras saat akan melakukan penarikan tunai melalui mesin ATM.

Diduga para nasabah tersebut merupakan korban kejahatan pembobolan ATM dengan modus skimming dari data kartu debit.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com